JAYAPURA (RIAUPOS.CO) – Kelompok separatis teroris (KST) kembali melakukan aksi teror. Jumat (12/5) lalu, sekitar pukul 09.00 WIT, mereka menyandera sejumlah pekerja proyek tower BTS Telkomsel di Distrik Okbab, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan.
Kabidhumas Polda Papua Kombespol Ignatius Benny Ady Prabowo mengatakan, enam pekerja tower BTS Telkomsel itu semula dipimpin Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Pegunungan Bintang Alverus Sanuari. Mereka berangkat dari Oksibil menuju Distrik Okbab menggunakan pesawat Elang Air pada pukul 08.30 WIT.
Saat tiba di Lapangan Terbang Okbab, mereka diadang lima orang yang mengaku berasal dari KST. Kelompok tersebut menganiaya tiga pekerja dengan menggunakan parang. ’’Alverus Sanuari beserta salah seorang korban luka yang bernama Benyamin Sembiring dibebaskan untuk kembali ke Oksibil,’’ jelasnya dalam siaran pers yang diterima JPG. Mereka tiba di Bandara Oksibil sekitar pukul 11.00 WIT dan langsung dilarikan ke RS untuk mendapatkan perawatan medis.
Namun, hingga kemarin terdapat empat orang yang disandera kelompok tersebut. ’’Dua di antaranya mengalami luka akibat penganiayaan,” terangnya. Empat pekerja yang masih disandera itu adalah Asmar (staf PT IBS, mengalami luka di bahu kanan), Peas Kulka (staf distrik), Senus Lepitalem (warga Distrik Borme), dan Fery (staf PT IBS, terluka di bahu kiri).
’’KKB (KST, red) mengajukan tuntutan tebusan sebesar Rp500 juta sebagai syarat pembebasan para sandera,’’ katanya.
’’Langkah-langkah sedang diambil untuk menangani situasi ini dengan cepat dan mengamankan keselamatan para sandera,” tambahnya.
Kapolres Pegunungan Bintang AKBP Mohamad Dafi Bastomi dan Wakil Bupati Kris Bakweng Uropmabin telah mengadakan pertemuan dengan tokoh adat setempat. Pertemuan itu dihadiri pula oleh satuan tugas TNI-Polri dan Ops Damai Cartenz. Mereka akan merumuskan langkah-langkah untuk menyelamatkan para sandera.
Kapolres mengatakan, pemda dan aparat keamanan telah menjalin komunikasi dengan tokoh adat Okbab untuk mendapatkan informasi terkini mengenai kondisi para korban. ’’Upaya negosiasi dan penyelesaian secara damai menjadi prioritas, tapi tetap memperhatikan hukum dan kebijakan yang berlaku. Pemerintah berharap dapat mengatasi situasi ini dengan cepat dan memastikan keselamatan semua pihak yang terlibat,” ujar Kapolres.(*/c7/oni/jpg)