JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kekejaman kelompok separatis teroris (KST) harus segera dihentikan. Kemarin (16/7) pagi KST menembaki 12 warga sipil. Sepuluh orang dinyatakan meninggal. Salah seorang korban itu adalah pendeta asli Papua yang dihormati.
Kepala Humas Operasi Damai Cartenz Kombespol AM Kamal menuturkan, para korban itu sedang berada di Kampung Nogulait. Mereka melakukan perjalanan dari Kampung Kenyam menuju Batas Batu. Sebagian di antara mereka naik truk, sebagian kecil menggunakan sepeda motor. ’’Saat melintas di Kampung Nogulait, KST mengadang mereka semua dengan jarak 50 meter,’’ tuturnya.
KST langsung menghujani warga sipil tersebut dengan peluru tajam. Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), diketahui sopir truk sempat memundurkan kendaraan sejauh 50 meter. Namun, kendati sudah berjarak sekitar 100 meter, timah panas tetap tidak bisa dihindari. ’’Sopir truk tertembak bersama para korban,’’ ujarnya.
Para korban ditemukan di empat titik berbeda. Titik pertama, tiga korban ditemukan di jalan yang berdekatan dengan truk dan sepeda motor. Titik kedua, enam korban tergeletak di depan warung yang jaraknya 3 meter dari titik pertama. Lalu, satu korban berada di belakang warung dan terakhir dua korban di dekat sebuah mobil.
Saat ditemukan, tujuh korban dinyatakan tewas. Namun, begitu dievakuasi, korban meninggal bertambah tiga orang. Salah seorang korban meninggal adalah pendeta bernama Eliaser Baye. ’’Pendeta yang di Papua dihormati justru dibantai oleh kelompok bersenjata ini,’’ ujarnya. Para korban yang masih hidup saat ini sudah berada di RSUD Mimika. ’’Dua orang yang luka berat dalam perawatan,’’ paparnya.
Satgas Damai Cartenz dan Polres Nduga tidak tinggal diam. Pengejaran dilakukan terhadap kelompok penebar teror di Papua tersebut. Pendalaman motif penembakan juga dilakukan. ’’TNI memberikan dukungan dalam mengejar mereka,’’ katanya.
Terpisah, Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Seby Sambom tak kunjung merespons upaya klarifikasi JPG. Pesan singkat dan telepon belum juga dibalas. Dalam beberapa kesempatan, Seby menyatakan bahwa TPNPB-OPM bertanggung jawab dalam sejumlah kasus penembakan.
Tokoh muda Papua Steve Mara mengecam aksi brutal KST. Menurut dia, kelompok yang menamakan diri dengan kata pembebasan itu menumpahkan darah warga asli Papua. ’’Orang Papua dikenal penuh kasih sayang. Tidak punya budaya membunuh sembarangan. Stop memakai nama Papua untuk membunuh warga sipil,’’ kecamnya.(idr/c19/bay/jpg)