Atasi Masalah Tengkes Harus Dimulai dari Calon Pengantin

Riau | Senin, 17 Juli 2023 - 09:25 WIB

Atasi Masalah Tengkes Harus Dimulai dari Calon Pengantin
Kepala Perwakilan BKKBN Riau Mardalena Wati Yulia (kanan) saat menghadiri Focus Group Discussion, di Pasirpengaraian, beberapa hari lalu. (BKKBN RIAU UNTUK RIAUPOA.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO)- Untuk mengentaskan tengkes (stunting), upaya yang dilakukan tidak hanya terfokus pada balita. Namun harus dimulai dari calon pengantin. Dengan cara ini, maka suatu daerah berpotensi mengalami zero tengkes.

“Untuk mencegah new tengkes dan menuju zero tengkes harus digencarkan upaya percepatan penurunan tengkes yang dimulai dari calon pengantin, ibu hamil dan baduta. Ini upaya pencegahan stunting dari hulu,” tutur Tim Monev Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI Prof Dr dr Abdul Razak Thaha MSc SPGK, kemarin.


Di sana, mereka mengikuti Focus Group Discussion (FGD) Monitoring dan Evaluasi Percepatan Penurunan Tengkes Wilayah Pesisir, Perbatasan dan Rawan Pangan (P2R) Terpadu.

FGD ini digelar atas kerja sama dengan Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Rohul dengan Perwakilan BKKBN Riau.

Selain Abdul Razak, kegiatan yang dilaksanakan di Kantor Bappeda Rohul ini juga diikuti Sekretaris Bappeda, camat, TP PKK kecamatan, Kepala Puskesmas, PKB, kepala desa, kader tim pendamping keluarga, dan genre kelurahan.

Selanjutnya untuk hari kedua didatangkan peserta dari Dinas Kesehatan, Dinas Kominfo, Dinas Pengendalian Penduduk dan KB, Dinas Sosial, Kantor Kementerian Agama, Dinas Pertanian dan Dinas Ketahanan Pangan Daerah.

Abdul Razak menambahkan, calon pengantin harus dipastikan tidak mengalami anemia sebelum menikah. Langkah ini digelar bekerja sama dengan Kemenag dan Dinas Kesehatan.

“Karena faktanya 18,5 persen anak Indonesia dinyatakan sudah stunting sebelum lahir,” ungkap akademisi dari Universitas Hasanuddin ini.

Untuk diketahui, kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi dan mengetahui implementasi percepatan penurunan stunting di wilayah P2R yang nantinya juga akan menghasilkan umpan balik dan rekomendasi untuk pemerintah daerah terkait percepatan penurunan stunting di daerahnya.

Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN RI dr Irma Ardiana, MAPS menyebutkan tema yang dibahas pada pertemuan ini berbasis kawasan rawan pangan. Tim Monev sudah menyusun indikator yang harapannya bisa dikupas tuntas pada pertemuan ini.

Lima dari tujuh indikator yang dibahas tertuang dalam Perpres 72 tahun 2021 dan lainnya ada dalam RAN PASTI.

Sementara, Kepala Perwakilan BKKBN Riau Dra Mardalena Wati Yulia MSi menyampaikan terima kasih kepada Tim Monev, peserta kegiatan dan Disdalduk KB  Rohul yang telah memfasilitasi kegiatan ini.

“Harapannya melalui sinergisitas dan kolaborasi yang terjalin lewat pertemuan ini akan berpengaruh pada percepatan penurunan stunting di Kabupaten Rokan Hulu sehingga target 14 persen di tahun 2024 seperti yang diamanatkan Presiden RI bisa tercapai,” ucapnya.

Hal yang sama juga diungkapkan Bupati Rohul H Sukiman yang ditemui di sela-sela kegiatannya. Bupati mengatakan pihaknya sangat menyayangkan angka stunting di daerahnya masih di angka 22 persen.

Namun, Sukiman berterima kasih atas kunjungan yang dilakukan Tim Monev BKKBN RI. Harapannya kunjungan ini dapat memberi kontribusi terhadap percepatan penurunan tengkes di Kabupaten Rohul.

Sekretaris Bappeda Kabupaten Rohul, Febry Ferika ST mengucapkan terima kasih karena telah berkunjung dan memilih Rohul untuk sampel di antara 415 kabupaten dan 98 kota se-Indonesia.

Ia mengatakan, ini sangat penting dilakukan sebagai monitor apakah kegiatan atau program yang telah dilaksanakan di Rohul telah berjalan semestinya atau belum, dan sebagai motivasi untuk bekerja lebih lagi guna penurunan angka tengkes.(eca)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook