Pernyataan Prof Yusril di atas tidak menggunakan logical fallacy, tetapi logika sederhana sesuai dengan kondisi ril di lapangan. Selain logika sederhana Prof Yusril di atas, ada yang lebih penting kita cermati berkaitan ekspansi TKA akhir-akhir ini di Indonesia, yaitu adanya data dan fakta sejarah beberapa negara kehilangan eksistensi kedaulatannya berawal dari ekspansi orang dari luar berkedok tenaga kerja.
Kemudian jangan negara sekaya Indonesia berdalih perlu investor kemudian harus menggadaikan negara karena utang. Hal menarik lain perlu dikritisi, pasca reformasi nampaknya ada dua kerekter investor yang masuk ke Indonesia.
Pertama, investor yang murni mengekspor modalnya di negara tujuan. Kedua, investor yang mengekspor modalnya sekaligus mengekspor manusianya. Karakter investor pertama ini murni bisnis bagaimana mengembangbiakkan modalnya di negara tujuan. Semantara karakter investor kedua, bisa saja bukan murni bisnis tapi ada kepentingan lain yang orang awam tidak bisa membacanya.
Jadi berhentilah menggunakan logical fallacy dalam menjawab setiap persoalan yang muncul akibat efek kebijakan, karena rakyat itu sudah mengalami proses pembelajaran secara alami untuk memahami kondisi negaranya.***
Bagus Santoso, Mahasiswa S3 Ilmu Politik, Praktisi Politik, Anggota DPRD Riau