PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai mengancam masyarakat Riau. Saat ini, dua daerah yakni Kota Pekanbaru dan Kabupaten Bengkalis telah menetapkan status siaga darurat karhutla. Dengan status dua daerah ini maka status siaga darurat karhutla untuk tingkat provinsi juga sudah bisa ditetapkan.
''Persyaratan untuk menetapkan status siaga darurat karhutla tingkat provinsi sudah terpenuhi. Karena syaratnya minimal di tingkat provinsi harus ada dua kabupaten/kota yang telah menetapkan status siaga darurat karhutla,'' ujar Kepala Pelaksana BPBD Riau M Edy Afrizal, Selasa (14/2).
Edy Afrizal mengatakan, sejak awal bulan lalu, di Pekanbaru dan Bengkalis telah terjadi karhutla. Untuk ituk dalam waktu dekat, dirinya akan melaporkan kondisi dua daerah tersebut ke Gubernur Riau Syamsuar. Dalam kesempatan tersebut, pihaknya akan meminta arahan Gubernur dalam penetapan status siaga darurat karhutla tingkat Provinsi Riau.
''Saya akan laporan ke Gubernur untuk selanjutnya meminta arahan penetapan status siaga darurat karhutla tingkat provinsi. Kemungkinan bisa dalam pekan ini juga,'' sebutnya.
Dipaparkan Edy Afrizal, selain Pekanbaru dan Bengkalis, saat ini juga sudah terjadi karhutla di Siak, Kampar, dan Dumai. Luasan karhutla yang terjadi di empat daerah tersebut mencapai 11,93 hektare (ha). ''Untuk Kota Dumai seluas 1 hektare, Bengkalis seluas 3,58 hektare, Siak 0,1 hektare, Pekanbaru 6,5 hektare, dan Kampar 0.75 hektare,'' ujarnya.
Sebagai tindak lanjut, pihaknya juga akan segera mengumpulkan para kepala BPBD kabupaten/kota pada acara Rapat Koordinasi (Rakor) Karhutla. ''Dalam rakor nanti, kami ingin menekankan upaya preventif pencegahan dengan memaksimalkan pemantauan. Untuk daerah yang sudah terjadi karhutla segera minimalisir titik api dengan mengengerahkan petugas dan aktifkan komunikasi bersama unsur terkait,'' harapnya.
Untuk diketahui, selama penetapan status siaga darurat karhutla di Riau tahun 2022, total luas lahan yang terbakar lebih kurang 1.245,97 hektare di 12 Kabupaten/kota. Paling luas lahan terbakar berada di Kabupaten Rohul yakni 336 hektare. Selanjutnya di Rohil dengan luas 202,5 hektare.
''Sebaran lainnya terbakar seluas 150,89 hektare di Kampar, kemudian 154,40 hektare di Bengkalis dan 114,20 hektare di Pelalawan. Selanjutnya, seluas 85,50 hektare lahan terbakar di Inhil, 79,25 hektare terbakar di Inhu, dan seluas 52,45 hektare terbakar di Dumai,'' katanya.
Untuk di Kepulauan Meranti terbakar seluas 32,35 hektare. Selanjutnya, di Siak karhutla terjadi seluas 18,56 hektare, lalu di Pekanbaru 19,38 hektare dan di Kuantan Singingi seluas 0,50 hektare.
Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Pekanbaru Zarman Chandra mengatakan, Pemerintah Kota Pekanbaru melalui BPBD Kota Pekanbaru telah melaksanakan Rapat Koordinasi Antisipasi Karhutla di Kota Pekanbaru tahun 2023, Jumat (9/2).
Rapat ini langsung ia pimpin mewakili PJ Wali Kota Pekanbaru Muflihun. Hadir juga perwakilan BMKG Provinsi Riau, Polresta, Kodim 0301, Lanud RSN, Manggala Agni, Sekretaris dan para kepala bidang di lingkungan BPBD Pekanbaru.
Dalam tersebut inilah disepakati ditetapkan status siaga darurat karhuta di Kota Pekanbaru selama 263 hari yakni mulai 10 Februari 2023 hingga 31 Oktober 2023. ''Kami akan perkuat koordinasi dengan semua pihak dan menyosialisasikan bahaya karhutla kepada seluruh masyarakat di Kota Pekanbaru,'' ujar Zarman Chandra.
Sementara itu, Kepala BMKG Riau Ramlan mengatakan berdasarkan informasi dan analisis dari data BMKG, sebagian wilayah Riau cenderung mengalami penurunan curah hujan dan mengalami musim kemarau di bulan Februari 2023, terutama di Pekanbaru. Ramlan mengatakan, untuk puncak musim kemarau di Provinsi Riau terjadi di bulan Juni dan Juli 2023.
Sementara di bulan Mei hingga Juni 2023 musim kemarau lebih kering bila dibandingkan tiga tahun sebelumnya, sehingga perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi karhuta di Kota Pekanbaru.
''Saat puncak musim kemarau suhu udara bisa mencapai 35 sampai 36 derajat celcius. Saat ini kisaran 33 hingga 34 derajat. Meskipun begitu dalam beberapa hari ke depan curah hujan di wilayah PRiau masih normal,'' jelasnya.
Sementara itu, Pemerintah Kota Dumai bersama Polri dan TNI menggelar apel kesiapsiagaan bencana karhutla, Selasa (14/2). Apel bersama yang dilaksanakan di Taman Bukit Gelanggang ini dihadiri Sekda Kota Dumai H Indra Gunawan, Kapolres Dumai AKBP Nurhadi Ismanto dan Dandim 0320 Dumai, dan Letkol Hermansyah Tarigan.
Mereka memeriksa peralatan pemadaman kebakaran milik Polres Dumai, TNI, BPBD, Manggala Agni, Regdam dan sejumlah perusahaan seperti PT Wilmar yang selalu menerjunkan anggota dan peralatan saat terjadi kebakaran hutan dan lahan. Ratusan personel juga disiagakan menghadapi kemarau panjang tahun 2023 guna menghindari musibah karhutla.
''Intinya semua punya tanggung jawab dalam menghadapi karhutla yang sewaktu waktu bisa muncul dan harus segera dipadamkan. Apel kali ini sebagai upaya kita dalam memeriksa kesiapsiagaan personel yang tergabung dalam tim pencegahan kebakaran hutan dan lahan Kota Dumai,'' kata Sekretaris Daerah Kota Dumai H Indra Gunawan.
Di awal tahun ini, Dumai sudah terdapat titik api yang menyebabkan sekitar 1 hektare lahan terbakar. ''Pencegahan harus dilakukan sejak dini dengan imbuan dan brosur yang disampaikan pada masyarakat agar karhutla dapat dicegah, '' ujar Indra Gunawan.
Indra Gunawan menambahkan Kecamatan Sungai Sembilan, Kecamatan Dumai Timur, Dumai Selatan, Medang Kampai, dan Bukit Kapur menjadi daerah yang rawan dan selalu menjadi langganan terjadi karhutla.
Sementara Kapolres Dumai AKBP Nurhadi Ismanto memprediksi, tahun ini akan lebih sering terjadi kekeringan (kemarau) daripada hujan sehingga Kota Dumai melakukan apel bersama persiapan untuk melakukan antisipasi kebakaran hutan dan lahan.
Pihaknya pun telah melakukan briefing dengan seluruh jajaran yang dimulai dari satgas pencegahan pembinaan dari tingkat kelurahan. Kapolres mengakui telah koordinasi sampai jajaran yang berada di tingkat kelurahan.
''Kami sudah buat imbauan-imbauan dan larangan-larang membakar lahan dan hutan di masing-masing kelurahan. Kita ada aplikasi Lancang Kuning untuk memantau titik api di wilayah masing-masing sehingga jika ada api maka kami lakukan pengecekan bersama,'' ucapnya.
Pada kesempatan yang sama Dandim 0320 Dumai Letkol Arh Hermansyah Tarigan menjelaskan pada Februari ini di Kota Dumai sudah ada potensi terjadinya kebakaran. ''Sudah kebakaran sekitar 1 hektare. Untuk itu, dengan adanya apel ini kita dapat meminimalisir dampak terjadinya karhutla tersebut,'' sebut Dandim.(sol/ayi/mx12)