PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Riau harus mewaspadai kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Terhitung sejak Januari hingga 13 Agustus 2018, sudah ada 2.891,51 hektare (ha) lahan yang terbakar. Potensi meluasnya karhutla ini masih tinggi, karena curah hujan yang rendah.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edwar Sanger menjelaskan, dari 2.891,51 ha lahan yang terbakar itu tersebar di 11 kabupaten/kota di Riau. Paling luas terbakar di Kepulauan Meranti (938,31 ha). Berikutnya Rokan Hilir (488,85 ha), Bengkalis (423 ha), Dumai 396,75 (ha) Inhu (289,5 ha), Siak (136,5 ha), Pelalawan (92,5 ha), Pekanbaru (44,6 ha), Kampar (41 ha), Inhil (37 ha), dan Rohul (3,5 ha). Dalam catatan BPBD Riau, Kabupaten Kuantan Singingi nihil kebakaran hutan tahun ini.
Jumlah ini jauh meningkat dibanding dengan dua pekan lalu. Di mana, pada dua pekan lalu, tercatat sudah 2.400 hektare lahan yang terbakar. Artinya, ada peningkatan 400 hektare yang terbakar. Peningkatan tersebut tidak lepas dari munculnya titik-titik panas baru dalam sepanjang akhir pekan ini. Penambahan luas lahan yang terbakar itu di antaranya berada di Kecamatan Mandau, Bengkalis seluas 15 hektare. Termasuk juga di hutan konservasi TWA Sungai Dumai, seluar 1 hektare. Pertambahan ini juga terjadi di Kepenghuluan Rantau Bais, Kec. Tanah Putih, Rokan Hilir 5 ha, dan Desa Siabu, Kampar bertambah seluas 3 ha. Kemudian di Kepulauan Sungai Besar, Rokan Hilir, seluar 100 ha, Kecamatan Bangko Pusako, Rohil meluas 20 ha, di Kecamatan Batu Hampar, Rohil seluas 70 ha, dan sejumlah titik lainnya.
Meski demikian, kata dia, kondisi ISPU di Riau masih dalam kategori sedang. Begitu juga dengan jarak pandang yang masih aman. Edwar Sanger juga menjelaskan, secara umum tingkat kemudahan kebakaran lahan di Riau, berada dalam kategori aman. Namun di wilayah Riau bagian utara dan selatan, berada dalam kategori mudah hingga sangat mudah terbakar.
Kerahkan 4 Helikopter
Edwar Sanger menjelaskan, dalam upaya pemadaman karhutla di Riau, tim satgas karhutla mengerahkan empat helikopter water bombing. “Hari ini empat helikopter kita terbangkan ke Rokan Hilir dan Sam-Sam Kandis, Kabupaten Siak,” kata Edwar.
Dia menjelaskan keempat helikopter yang diterbangkan guna pengeboman air atau water bombing tersebut terdiri dari Bell 214, MI-171 dan dua unit Kamov. Di wilayah Rohil, operasi pemadaman menggunakan helikopter berkapasitas maksimal lima ton air tersebut difokuskan di wilayah Kecamatan Bangko. Sementara di Kabupaten Siak, helikopter yang memperkuat penanggulangan tim darat fokus di wilayah Sam-Sam, Kacamatan Kandis.
Edwar mengatakan, operasi pemadaman melalui udara telah berlangsung sejak akhir pekan lalu, ketika BMKG mulai mendeteksi munculnya titik-titik panas di pesisir Riau. “Untuk hari ini fokus pendinginan, karena mayoritas lahan gambut pendinginan perlu kita lakukan secara maksimal,” ujarnya.
Mudah Terbakar
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru memprediksi sebagian besar wilayah Provinsi Riau saat ini dalam status mudah hingga sangat mudah terbakar. Itu menyusul penurunan curah hujan dalam sepekan sepekan terakhir.
“Prakiraan BMKG potensi terjadinya Karhutla mudah hingga sangat mudah terbakar di sebagian besar wilayah Riau. Ini yang mesti diantisipasi,” kata analis BMKG Pekanbaru, Bibin.
Dia menuturkan, wilayah Riau yang perlu diwaspadai dari potensi karhutla, di antaranya adalah bagian barat, utara dan selatan. Sementara satu-satunya wilayah yang dinilai aman dari karhutla dari 12 kabupaten dan kota di Riau hanya Kabupaten Indragiri Hilir.
Kondisi tersebut katanya, berdampak pada mulai munculnya titik-titik panas yang mengindikasikan adanya karhutla di sebagian wilayah Riau sejak akhir pekan lalu.
BMKG Stasiun Pekanbaru, mendeteksi lonjakan titik panas atau hot spot di Riau mencapai 65 titik. Hot spot yang terdeteksi melalui pencitraan Satelit Terra dan Aqua pukul 16.00 WIB tersebut menyebar di tujuh kabupaten di Riau. “Titik panas terbanyak terpantau di Kabupaten Rokan Hilir dengan total 38 titik,” kata Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sukisno.
Selain di Rokan Hilir, hot spot juga terpantau di Kabupaten Bengkalis dengan 13 titik, Kampar dan Siak masing-masing empat titik, Dumai tiga titik, Indragiri Hulu dua titik dan Indragiri Hilir satu titik.
Sukisno menjelaskan, dari 65 titik panas di Riau, 35 di antaranya dipastikan sebagai titik api. Titik api konsisten masih terpusat di Rokan Hilir dengan total 25 titik, sementara Bengkalis delapan titik, dan Kampar serta Dumai masing-masing satu titik api. Berbeda dengan data pada Senin pagi, di mana terdeteksi sebanyak 19 titik panas yang menyebar di empat kabupaten di Riau.(dal)