Tim Task Force Pusat Kembali Turun ke Riau

Riau | Kamis, 22 Oktober 2020 - 12:34 WIB

Tim Task Force Pusat Kembali Turun ke Riau

Dikatakan Syaiful, semua pihak bisa memahami pedoman penanganan ini.  "Kami masih tetap harus waspada terhadap Covid-19, namun bila terinfeksi Covid-19 bukan berarti hidup kita berakhir. Semua orang bisa sembuh dari penyakit ini, asal cepat dideteksi dan diberikan terapi.

Dia juga berharap agar masyarakat tidak memberikan stigma atau penilaian buruk kepada penderita Covid-19. Justru harus memberikan dukungan moril dan juga materiil seperti bantuan pangan untuk keluarga yang menjadi kontak eratnya.


24 Pasien Covid-19 di
 Pelalawan Sembuh

Meski sempat melambat sejak sepekan terakhir, namun penambahan kasus baru positif Covid-19 di Kabupaten Pelalawan mengalami peningkatan signifikan pada Rabu (21/10). Namun demikian, jumlah penambahan kasus baru tersebut juga diimbangi dengan banyaknya pasien yang dinyatakan sembuh.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Diskes) Pelalawan, tercatat pasien terkonfirmasi virus corona di Negeri Seiya Sekata ini bertambah sebanyak 18 orang. Sedangkan pasien positif yang sembuh berjumlah 2 orang. Dengan adanya penambahan dan juga kesembuhan pasien, maka saat ini total pasien positif Covid-19 di Pelalawan terdata sebanyak 776 kasus.

"Ya, ada penambahan kasus baru konfirmasi Covid-19 sebanyak 18 pasien pada Rabu (21/10) ini. Di mana 15 pasien merupakan warga dari Kecamatan Pangkalankerinci. Dan tiga warga lainnya berdomisili di Kecamatan Pangkalan Kuras. Sedangkan seluruh pasien yang mayoritas pekerja perusahaan swasta ini, menjalani isolasi mandiri karena tidak memiliki keluhan atau berstatus orang tanpa gejala (OTG)," terang Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Pelalawan H Asril SKM MKes kepada Riau Pos, Rabu (21/10) di Pangkalankerinci.

Diungkapkan mantan Kabid P2PL Diskes Pelalawan ini bahwa, selain terjadi penambahan pasien positif, ada juga 24 pasien terkonfirmasi yang sembuh setelah sebelumnya menjalani isolasi mandiri selama 14 hari. Dan seluruh pasien positif yang telah sembuh ini merupakan warga Kecamatan Pangkalankerinci. Dengan penambahan kasus baru dan kesembuhan pasien, maka saat ini jumlah terkonfirmasi positif secara kumulatif di Negeri Amanah ini tercatat 776 orang.

"Rinciannya 578 orang sembuh, 8 meninggal dan 190 pasien lainnya masih berjuang untuk sembuh yang saat ini masih dalam perawatan. Yakni 98 isolasi mandiri dam 92 isolasi rumah sakit (RS)," tutupnya.

Tidak Semua Masyarakat
Sasaran Vaksinasi

Sementara itu, terkait vaksinasi, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menuturkan, tidak semua masyarakat bakal jadi sasaran vaksinasi. Terutama di tahap awal. Sebab sasaran yang dikejar ialah untuk memperoleh herd immunity atau kekebalan imunitas. Artinya, 70 persen populasi harus mendapat vaksinasi Covid-19. "Ini dengan asumsi dari seluruh penduduk punya tingkat kerentanan atau level keterancaman terhadap wabah sama. Asumsinya viral load-nya merata dan sama," tuturnya.

Namun, bila dilihat dari kasus yang ada di Indonesia, tidak semua daerah memiliki viral load sama. Pada tingkat satu provinsi saja, hanya terpusat di beberapa kota. Itu pun, tidak seluruh bagian kota memiliki viral load tinggi. Karenanya, nantinya akan dilakukan pemetaan secara detail bagaimana kondisi di lapangan termasuk viral load masing-masing sebelum dilakukan vaksinasi.

"Kalau viral load-nya tinggi bisa 70 persen divaksin," katanya. Sementara untuk wilayah keterancamannya rendah bisa jadi penduduknya tidak divaksinasi dalam program ketercapaian herd immunity.  

Misalnya, untuk daerah-daerah 3T yang aksesnya sulit dijangkau. Menurutnya, masyarakat untuk ke sana saja sulit apalagi Covid-19 yang penularannya dibawa oleh manusia. "Kalau orangnya saja tidak pernah ke sana, tidak mungkin Covid-19nya jalan sendiri ngelencer ke tempat itu," papar Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) tersebut.

Hal sama juga berlaku untuk TNI, Polri, hingga guru yang sebelumnya ditargetkan jadi sasaran vaksinasi tahap awal. Muhadjir mengatakan, itu baru skenario awal. Nanti akan didetailkan kembali. Sebab, bisa jadi TNI tersebut berada di daerah 3T yang belum tentu satu bulan sekali akan bertemu dengan orang lain. "Jadi tidak otomatis semua TNI divaksin. Presiden sudah meminta panglima untuk memetakan," jelasnya. Begitu juga untuk guru di wilayah 3T. "Beda dengan guru di daerah merah, yang viral load-nya tinggi. Itu yang diprioritaskan," sambungnya.

Selain itu, lanjut dia, Presiden selalu mewanti-wanti supaya hati-hati terhadap vaksin ini. Meski diinstruksikan cepat tapi tidak boleh grasak-grusuk. Harus dihitung betul termasuk by name by address-nya siapa, orangnya siapa, hingga alasannya kenapa harus dia.

Kehati-hatian ini juga menyangkut penanganan prosedur, termasuk penyiapan tenaga ahli. Karena vaksin berasal dari berbagai macam jenis maka penanganannya dan tenaga medisnya juga harus dilatih dengan sungguh-sungguh. "Jangan sampai jadi kesalahan human error dalam vaksinasi," ujarnya.(lyn/mia//jpg/sol/hsb/amn/ted)

Laporan TIM JPG Dan Riau Pos

Pesan Redaksi:

Mari bersama-sama melawan Covid-19. Riaupos.co mengajak seluruh pembaca ikut mengampanyekan gerakan 3M Lawan Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan dalam aktivitas sehari-hari. Ingat pesan Ibu, selalu Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak serta hindari kerumunan.

#satgascovid19
#ingatpesanibu
#ingatpesanibupakaimasker
#ingatpesanibujagajarak
#ingatpesanibucucitangan
#pakaimasker
#jagajarak
#jagajarakhindarikerumunan
#cucitangan









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook