PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Riau memberikan apresiasi terhadap penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau. Hingga saat ini penanganan karhutla terbilang cepat dan maksimal.
Hal ini sebagaimana diungkapkan Wakil Ketua DPRD Riau Hardiyanto. Menurut dia keberhasilan penanganan karhutla tidak terlepas dari kerja sama semua pihak.
“Mulai dari TNI, Polri, pemerintah provinsi, pemerintah daerah hingga masyarakat. Kami berharap penanganan maksimal terhadap karhutla ini dapat terus dijaga dan ditingkatkan,” ungkap Hardiyanto.
Dia kemudian mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara dibakar. Apalagi pada saat memasuki musim panas saat ini. Dia juga meminta masyarakat untuk berperan aktif untuk saling mengingatkan kepada masyarakat lainnya. Sehingga tidak ada lagi masyarakat yang membuka lahan dengan cara dibakar.
“Kami juga mengapresiasi penegak hukum, dalam hal ini Polda Riau dan jajaran dalam gerak cepat mengungkap kasus-kasus Karhutla,” ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Provinsi Riau Hardianto, hadiri rapat koordinasi penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau bersama Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto di Gedung Daerah Balai Serindit, Rabu (7/6).
Hadir dalam rapat tersebut Gubernur Riau Syamsuar, Anggota Komisi VIII DPR RI Achmad, serta jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Riau. Adapun arahan yang disampaikan oleh Kepala BNPB Pusat, yaitu berdasarkan sebaran kejadian karhutla dan keberadaan bandara di Provinsi Riau, maka wilayah operasi dibagi atas tiga bagian.
Pertama, wilayah operasi utara dengan home base Bandara Pinang Kampai (Kota Dumai). Kedua, wilayah operasi tengah sebagai main base di pangkalan udara Roesmin Nurjadin (Kota Pekanbaru), dan ketiga wilayah operasi selatan, dengan home base Bandara Japura (Kabupaten Indragiri Hulu).
Di setiap home base ditempatkan dua hingga tiga helikopter dan water bombing sebagai persiapan jika terjadi kejadian kebakaran hutan dan lahan dalam kurun waktu tertentu. Untuk mengendalikan karhutla di Provinsi Riau, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Republik Indonesia Letjen TNI Suharyanto siap melakukan koodinasi bersama pemerintah daerah (pemda) setempat.
Letjen TNI Suharyanto mengatakan, pemerintah daerah harus lebih waspada untuk menyikapi tentang karhutla. Apalagi kondisi cuaca saat ini memasuki musim kemarau.
“Tentu saja kita sebagai bangsa harus waspada dan siap sedia. Untuk itu kami langsung turun untuk memimpin rapat koordinasi serta mengecek kesiapan Provinsi Riau, juga membantu sarana prasana yang dibutuhkan, baik itu operasi darat maupun udara,” kata Suharyanto.
Untuk itu, dia menegaskan agar operasi darat lebih didahulukan. Namun, apabila titik api tidak dapat dijangkau segera kerahkan operasi udara. “Kalau apinya masih kecil ini diharapkan operasi darat bisa memadamkan titik titik api. Nah, apabila ada titik api yang tidak bisa dijangkau baru kita kerahkan operasi udara melalui helikopter water bombing,” jelasnya.
Kepala BNPB kembali menegaskan, bahwa pemerintah pusat siap membantu daerah yang memerlukan bantuan anggaran. Hal itu bisa diajukan pemerintah daerah untuk biaya operasional.
“Dari BNPB kita membantu tiga helikopter water bombing dan tiga heli patroli. Kemudian, untuk operasi darat kita membantu ada sepuluh jenis barang. Pengajuan anggaran yang diperlukan untuk karhutla, seandainya memang provinsi memerlukan untuk operasional bisa diajukan,” terangnya.
Sementara itu, Gubri Syamsuar mengungkapkan, sebanyak 17.724 personel penanggulangan kebakaran Provinsi Riau siap ditugaskan sesuai keperluan. Jumlah ini terdiri dari TNI Angkatan Darat 3.227 orang, TNI AU 60 orang, Polri 5.231 orang, DLHK 455 orang, BPBD provinsi/kabupaten/kota 860 orang.
Lalu, ditambah lagi personel Manggala Agni 221 orang, MPA 4.059 orang, kemudian Satpol PP provinsi kabupaten kota sebanyak 1.601 orang, dan dari dunia usaha perusahaan sebanyak 1.980 orang.
“Adapun keperluan pesawat patroli di mana luas wilayah Provinsi Riau adalah 87.023.66 kilometer per segi. Jarak relatif untuk mengelilingi Provinsi Riau menggunakan aplikasi Sistem Informasi Pengendalian Karhutla Riau (Sipakar) adalah 1.562,83 kilometer atau 838,5 mil,” ungkapnya.(adv/nda)