PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Riau menyebut, bagi hasil Participating Interest (PI) pengelolaan Blok Rokan untuk Provinsi Riau bakal mengalami kenaikan. Dari Rp800 miliar untuk tahun 2023 dan Rp990 miliar untuk tahun 2024.
Meski begitu, untuk pencairan tahun 2023 ini masih belum ada kepastian karena hingga akhir November ini dana dimaksud sama sekali belum masuk ke kas daerah. Hal ini sebagaimana diungkapkan Anggota DPRD Riau Fraksi PPP Husaimi Hamidi, Rabu (29/11).
“PI 2024 dinaikkan lagi jadi Rp990 miliar. Saya ragu. Kata Pak Sekda cair tanggal 25 November kemaren. Saya katakan, cair tanggal 25 kemaren anggaran dasar perusahaan sudah diganti atau belum? Karena ada 1 pasal dalam ADRT perusahaan yang membuat PI tidak bisa ditarik langsung ke PAD kita,” ungkap Husaimi.
Pada rapat Banggar, sambung Husaimi, dirinya telah menyatakan bila memang PI tahun 2023 tidak bisa dicairkan, bisa ditambahkan ke pendapatan tahun 2024. Jika ditotalkan PI tahun ini dan 2024, maka potensi pendapatan dari PI berkisar di angka Rp1,7 triliun. Namun pemprov sendiri masih optimis PI tahun ini terealisasi.
“Kalau itu bisa naikan pendapatan 2023 kenapa nggak kita tambahkan jadi Rp1,7 triliun. Kenapa tidak ditambahkan saja? Karena Pak Sekda yakin dicairkan di 2023,” sambungnya.
Sekalipun pemprov menyebut surat pencairan sudan diterima, namun Husaimi sendiri sampai saat ini belum melihat surat tersebut. Ia juga cukup menyayangkan pencairan PI di kementerian sangat lambat. Ia bahkan membandingkan proses pencairan di daerah lain yang tidak selama di Riau.
“Menurut saya, ini akibat kurangnya kita komunikasi dengan kementerian. Kalau menurut saya, ketika kami datang ke daerah lain nggak begitu susah. Tapi memang diurus betul,” pungkasnya.(nda)