(RIAUPOS.CO) -- Menjadi salah satu perusahaan berbasis sumber daya berkelanjutan, maka Asian Agri berkomitmen dalam menjalankan operasionalnya dengan melakukan praktik-praktik perkebunan terbaik agar kelestarian lingkungan tetap terjaga.
Salah satu bentuk komitmen Asian Agri untuk kelestarian lingkungan adalah dengan melakukan upaya pencegahan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di lingkup terkecil yakni desa-desa seputaran unit bisnis Asian Agri melalui program Masyarakat Peduli Api (MPA) dan Program Desa Bebas Api (DBA).
Masyarakat Peduli Api (MPA) adalah masyarakat yang secara sukarela peduli terhadap pengendalian kebakaran hutan dan lahan yang telah dilatih ataupun diberi pembekalan serta dapat di berdayakan untuk membantu kegiatan pengendalian kebakaran yang diatur dalam Peraturan Dirjen Perlindungan Hutan & Konservasi Alam No : P/IV-SET/2014, tentang Pembentukkan dan Pembinaan Masyarakat Peduli Api.
Berbagai bentuk pelatihan secara berkesinambungan terus dilakukan untuk optimalkan MPA cegah karhutla. Di antaranya memberikan penguatan kepada lembaga Masyarakat Peduli Api, dengan berbagai pelatihan, yang bertujuan agar masyarakat memiliki pengetahuan dan kemampuan yang mumpuni untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat lainnya, serta mengantisipasi terjadinya kebakaran sejak dini. Beberapa materi yang diberikan di antaranya, patroli berbasis android, teknik pengumpulan data bahan dan keterangan, teknik sosialisasi pencegahan karhutla dan teknik pemadaman.
Sementara itu Program Desa Bebas Api (DBA), adalah program yang dibentuk sejak tahun 2016, yang didasari atas kepedulian perusahaan terhadap bencana karhutla yang pernah terjadi pada akhir 2015.
Ada lima prinsip yang dijalankan dalam Program DBA, yakni; Prinsip Community Awerness (kepedulian masyarakat), dengan melakukan sosialisasi untuk mendorong kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam pencegahan karhutla di desanya. Prinsip crew leader, adalah petugas pengawas api yang ditunjuk oleh desa di mana perusahaan support agar crew leader bisa menjalankan fungsinya sebagai pengawas api di desa itu. Dan crew leader berasal dari masyarakat desa tersebut. Satu desa satu crew leader. Prinsip PLTB (Pembukaan Lahan Tanpa Bakar), di mana perusahaan membantu masyarakat membuka lahan / perladangannya tanpa membakar ; Prinsip pemberian reward, jika desa binaan DBA berhasil zero kebakaran maka akan diberikan reward oleh perusahaan sebesar Rp100 juta dan prinsip kelima adalah prinsip peningkatan ekonomi lokal, yakni dengan mencari potensi yang ada di desa tersebut yang bisa dikembangkan untuk peningkatan perekonomian masyarakat desa.
Untuk mensupport progam DBA bisa berjalan dengan baik, pihak perusahaan memberikan bantuan berupa peralatan yang diperlukan oleh desa. Seperti mesin pemadam kebakaran, perlengkapan tangan (kampak, cangkul , gergaji dan lainnya), dan seragam MPA. Perusahaan akan turun apabila kebakaran hutan dan lahan tidak lagi dapat dikendalikan oleh masyarakat, dengan menurunkan tim damkar dari perusahaan beserta perlengkapannya.
Adapun beberapa desa di Riau yang menjadi binaan Asian Agri adalah Desa Lubuk Ogung, Kecamatan Sikijang, Desa Segati dan Desa Tambak, Kecamatan Langgam, Desa Rantau Baru, Kecamatan Pangkalan Kerinci dan Desa Bagan Limau, Kec. Ukui.
Selain di Riau beberapa desa di Jambi juga masuk kedalam DBA binaan Asian Agri, yakni di Tuo Sumay, Desa Teriti, Desa Muara Sekalo, Desa Semambu dan Desa Suosuo yang berada di Kecamatan Sumay.
Perusahaan berharap dengan adanya MPA dan DBA maka dampat mengoptimalkan upaya pencegahan terjadinya karhutla mulai dari level paling awal bisa optimal karena masyarakat desalah yang mengetahui secara langsung apabila di desa ada potensi untuk terjadinya karlahut dan dapat segera melakukan tindakan preventif untuk mencegah terjadinya karhutla. Sebab mencegah lebih baik daripada memadamkan. Kiranya program MPA & DBA ini selaras dengan program pemerintah di bidang kepedulian lingkungan untuk mewujudkan Bumi Lancang Kuning Hijau.(adv)