Kapolda juga belum mengetahui apa motif ketiga terduga teroris ini berencana untuk meledakkan gedung DPR RI dan DPRD Provinsi Riau.
Terkait apakah ada lagi pihak yang ikut terlibat, masih dalam pengembangan. “Akan dikembangkan lebih lanjut. Sampai saat ini, baru tiga orang ini yang diamankan,” ujarnya. Pihak Polda Riau juga masih mendalami mereka tergabung dalam jaringan apa.
Saat jumpa pers tersebut, juga diperlihatkan barang bukti yang diamankan. Antara lain, bom pipa besi yang sudah jadi dua buah. Kemudian bahan baku peledak seperti pupuk KNO3, sulfur, gula dan arang. Ada juga dua busur panah dan delapan anak panahnya. Kemudian, satu senapan angin, dan satu granat tangan rakitan.
Pantau di lapangan, Densus 88 datang dengan menggunakan kendaraan taktis Barracuda. Selain itu juta terlihat tim Inafis Polda Riau dan Tim Jibom (Penjinak Bom) dari Gegana Polda Riau.
Dari dalam mobil Barracuda ini, para personel Densus 88 Antiteror yang dilengkapi dengan baju antipeluru dan senjata laras panjang itu langsung mengepung Gedung Gelanggang Mahasiswa Fisip Unri tersebut. Di sana juga terlihat Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Riau dan jajaran personel dari Polresta Pekanbaru membantu mengamankan lokasi dengan memasang garis polisi.
Para personel dari Densus 88 Antiteror ini langsung melakukan penggeledahan hingga pukul 17.00 WIB. Hasilnya, tim Densus 88 Antiteror mendapatkan barang bukti yang mengejutkan, yakni ditemukan dua bom pipa besi siap ledak dan sejumlah bahan peledak lainnya.
Kondisi ini sempat menjadi perhatian ratusan mahasiswa yang sedang berada di lokasi. Sebagian dari mahasiswa ini mencoba untuk mengabadikan momen tersebut dengan video, sebagian lainnya memotret petugas yang tengah berjaga.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto dalam keterangannya di Jakarta, malam tadi menjelaskan, pada pukul 13.30 WIB, Tim Densus 88 melakukan penggeledahan di Gedung Gelanggang Mahasiswa Kampus Unri, dan menemukan bom rakitan.
Salah seorang yang ditangkap Z. Dia memiliki kemampuan membuat bom jenis TATP atau yang dikenal dengan sebutan The Mother of Satan seperti yang dibawa pelaku bom bunuh diri di Surabaya, beberapa waktu lalu.
“Sasaran mereka diduga menyerukan amaliyah atau penyerangan terhadap kantor-kantor DPR RI dan DPRD Riau,” jelas mantan wakil kepala intelijen dan badan keamanan Polri ini.(fat/dal/nda/man/cr4/lim)