PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD) Riau hingga saat ini masih terus berkoordinasi dengan BPBD Sumatera Barat dan tim gabungan dilapangan, untuk mencari pendaki Gunung Marapi yang hingga saat ini masih belum ditemukan. Informasi terakhir, masih ada dua pendaki Riau yang hingga saat ini belum ditemukan.
Kepala Pelaksana BPBD Riau M Edy Afrizal mengatakan, dari 29 pendaki asal Riau dua diantaranya ditemukan meninggal dunia. Kemudian tiga lainnya masih mendapatkan perawatan, dan dua orang masih dalam pencarian. Sementara 22 pendaki lainnya sudah dievakuasi.
“Dari data yang kami dapatkan, pendaki asal Riau yang menjadi korban erupsi Marapi hingga saat ini ada lima orang. Dua korban meninggal dunia, tiga masih mendapatkan perawatan. Sementara dua lainnya belum ditemukan,” katanya.
Adapun lima korban tersebut yakni Muhammad Adan korban meninggal dunia dan telah di bawa pulang keluarga ke Pekanbaru. Nazatra Atzin Mufadhal korban meninggal dunia dan telah di bawa pulang keluarga ke Pekanbaru. Aditya Sukirno Putra saat ini masih di rawat di RS Dr Achmad Mochtar, ia mendapatkan perawatan bedah dengan kondisi luka bakar pada kaki sebelah kanan dan bokong serta pergelangan tangan kiri, kondisi korban dalam keadaan sadar.
“Kemudian Muhammad Ridho Kurniawan, saat ini masih perawatan Intensif di UGD RSUD Dr Achmad Mochtar dengan kondisi kaki sebelah kiri tidak bisa digerakkan dan sementara pasang spalk, lutut sebelah kiri luka bakar dan lecet dan terpasang verband, tangan sebelah kanan luka bakar,” sebutnya.
Korban kelima yakni, Muhammad Arbi Muharman, saat ini masih perawatan intensif di UGD RS Dr Achmad Mochtar dengan kondisi saat ini luka bakar di pinggang sebelah kanan, tangan sebelah kanan tidak bisa digerakkan dan pasang spalk, tangan sebelah kiri luka bakar, paha dan kaki sebelah kanan juga terdapat luka bakar, paha sampai kaki luka bakar dan luka gores dan kondisi korban masih syok.
“Untuk pendaki asal Riau yang belum ditemukan yakni M Wilky Saputra dan Ilham Nanda Bintang,” paparnya.
Laporan: Soleh Saputra (Pekanbaru)
Editor: E Sulaiman