SALAH SATUNYA KARENA KENAIKAN HARGA BBM BERSUBSIDI

Harga Bahan Pokok Mulai Naik

Riau | Senin, 05 September 2022 - 09:53 WIB

Harga Bahan Pokok Mulai Naik
Warga membeli cabai merah di Pasar Pagi Arengka, Pekanbaru. Harga cabai merah naik dan dijual pedagang di kisaran Rp100 ribu per kilogram, Ahad (4/9/2022). (EVAN GUNANZAR/RIAU POS)

PEKANBARU dan JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi menuai respons dari berbagai pihak. Wakil rakyat dari Fraksi PKS DPRD Kota Pekanbaru khawatir kenaikan BBM ini menambah penderitaan masyarakat, khususnya warga Pekanbaru. Pasalnya, menaikkan BBM diibaratkan menekan tombol untuk menaikkan semua jenis keperluan harian masyarakat.

‘’Dengan naiknya harga BBM subsidi ini, besar kemungkinan harga barang-barang juga akan ikut naik, termasuk juga jasa transportasi dan  juga berdampak pada sektor lainnya,’’ ujar Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Pekanbaru Yasser Hamidy, Ahad (4/9).  ‘’Yang jelas kami dari Fraksi PKS tidak setuju dengan kenaikan BBM ini,’’ tambahnya.


Meski sudah diputuskan naik, namun Fraksi PKS Pekanbaru berharap ada kebijakan yang dapat membatalkan kenaikan BBM ini. ‘’Pemerintah harusnya lebih berpihak kepada masyarakat. Dengan kondisi begini kami khawatir akan  membuat masyarakat semakin susah. BLT tidak cukup,’’ tuturnya.

Hal senada diungkapkan anggota Komisi II DPRD Pelalawan, H Abdullah AMd SPd. "Ya, kenaikan harga BBM subsidi ini tentu akan membuat kenaikan inflasi yang sangat signifikan. Pasalnya, bahan bakar subsidi ini merupakan keperluan primer sehingga pasti berdampak terhadap kenaikan komoditas kebutuhan pokok akibat dari harga BBM resmi naik," terangnya kepada Riau Pos, Ahad (4/9).

Kehawatiran wakil rakyat ini terbukti. Alex, salah seorang pedagang cabai merah di pasar tradisional Pekanbaru mengatakan, saat ini agen menjual cabai merah ke pedagang di kisaran Rp80.000-Rp85.000 kg. Kemudian pedagang menjual Rp 90.000- Rp100.000 per kg.

"Kenaikan BBM subsidi juga berpengaruh terhadap kenaikan harga cabai merah di pasaran. Kenaikan harga cabai merah sudah terjadi sejak dua hari ini, yang sebelumnya agen menjual ke pedagang Rp75.000 per kg," ujar Alex, Ahad (4/9).

Ia menuturkan, harga cabai merah Rp85.000 per kg tersebut merupakan harga cabai asal Jawa. Sementara untuk harga cabai merah dari Sumatera Barat akan lebih mahal lagi. Saat ini agen menjual ke pedagang mencapai Rp90.000-Rp95.000 per kg, kemudian pedagang menjual Rp100.000-Rp105.000 per kg.

"Untuk harga cabai merah ini sebelumnya naik, setelah itu turun lagi, kemudian naik lagi sedikit. Kemungkinan turun pasti, tapi gak tau kapan harga cabainya kembali turun," jelasnya.

Sementara Dewi, salah seorang warga Kota Pekanbaru mengungkapkan dengan kenaikan harga BBM saat ini yang paling terlihat terjadi kenaikan yaitu komoditas cabai. "Dengan naiknya harga BBM bersubsidi membuat harga keperluan atau komoditas cabai menjadi naik lagi. Ya terpaksa mengurangi makan cabai," ujar Dewi.

‘’Sebagai masyarakat biasa tidak bisa berbuat apa-apa. Kalau mahal dan gak ada uang ya gak usah makan cabai. Hanya berharap kepada pemerintah agar bisa menurunkan harga kebutuhan pokok atau komoditas cabai maupun yang lainnya di pasaran karena masyarakat sudah terbebani dengan naiknya harga BBM," harapnya.

Pantauan Riau Pos, Ahad (4/9) di Pasar Dupa sejumlah harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan yang cukup signifikan di antaranya cabai merah kini melonjak menjadi Rp100 ribu per kg. Sebelumnya harga cabai masih berkisar Rp65 ribu per kg.

Hal serupa juga terjadi pada bawang putih yang sebelumnya berkisar Rp20 ribu per kg kini naik menjadi Rp22 ribu per kg, buncis juga mengalami kenaikan harga dari sebelumnya Rp8 ribu per kg kini dijual seharga Rp16 ribu per kg, cabai rawit merah sebelumnya dijual Rp50 ribu per kg kini naik menjadi Rp85 ribu per kg, telur ras juga mengalami kenaikan dari sebelumnya Rp52 ribu sepapan kini menjadi Rp62 ribu per papan.

Salah seorang pedagang Lia mengaku kenikan harga sudah terjadi beberapa pekan terakhir. Namun sejumlah barang kebutuhan pokok lainnya baru mengalami kenaikan harga setelah pemerintah menaikan harga BBM subsidi, Sabtu (3/9).

Bahkan, sejumlah harga seperti cabai yang mulai kembali melonjak disebabkan oleh cuaca buruk yang terjadi di sejumlah daerah penghasilan cabai seperti di Sumatera Barat sehingga harga cabai meroket dengan kualitas cabai yang tidak terlalu bagus.

"Semuanya sekarang sudah mulai naik. Tak ada yang murah lagi dibeli pedagang ataupun pembeli. Bahkan pekan depan harga sejumlah kebutuhan pokok lainnya juga akan ikut naik karena harga BBM sudah naik," kata dia.

Ratna salah seorang pembeli mengaku kecewa dengan kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok yang semakin tidak terkendali saat ini. Pasalnya pemerintah belum selesai menstabilkan sejumlah harga kebutuhan pokok yang meroket kini sudah kembali menaikan harga BBM dan juga parkir yang sangat memberatkan masyarakat.

Apalagi saat ini perekonomian masyarakat belum pulih sepenuhnya dari pandemi Covid-19 namun pemerintah dengan tanpa pertimbangan malah menyengsarakan masyarakat. "Kami maunya harga itu stabil. Jangan semua serba mahal. Mau makan apa masyarakat, sedangkan pemerintah sibuk menaikan harga yang tak masuk akal," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Disperindag Kota Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut mengakui bila saat ini mulai terjadi kenaikan harga cabai merah yang sudah di atas Rp90 ribu per kg. Apalagi, kenaikan harga bahan pangan bukan cuma akibat kenaikan harga BBM, melainkan faktor lain sehingga pihaknya masih melakukan monitor harga bahan pangan di pasaran saat ini.

Bahkan dalam waktu dekat pihaknya juga akan segera membahas kenaikan harga bahan ini dengan dinas terkait. Ia menyebut faktor cuaca, harga pupuk hingga pakan ternak juga mempengaruhi kenaikan harga bahan pangan.

"Sekarang kita masih pantau harganya dulu, dan melakukan pembahasan bersama dinas terkait, serta melakukan monitor harga bahan pangan di pasaran," ujarnya.

Sementara itu, Pengamat Kebijakan Publik Universitas Riau Khairul Amri menyebutkan, Pekanbaru sebagai Ibukota Provinsi Riau menjadi yang paling terdampak. Karena kota berada pada posisi teratas dari berbagai hal. Mulai teratas dari segi jumlah penduduk, jumlah kendaraan, konsumsi pangan hingga jasa layanan dan pusat perdagangan terbesar.

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook