PERAWANG (RIAUPOS.CO) - Langkah pembukaan lahan dengan tidak membakar menjadi salah satu langkah positif dalam mendukung upaya mengeminimalisir dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Seperti yang diterapkan Herman (52), Petani sayur dari program kemitraan Desa Makmur Peduli Api (DMPA) PT Arara Abadi-APP (Asia Pulp & Paper) Region Riau. Pengembangan ini bertempat di Desa Pinang Sebatang Barat Kecamatan Tualang Kabupaten Siak Provinsi Riau.
Herman mengaaku, saat ini sudah memiliki lahan perkebunan dan pertanian seluas sekitar 4,5 hektare. Awalnya hanya mempunyai lahan hanya sawit 2 hektare dari berbagai tanaman pertanian dan perkebunan. ‘’Dari lahan awal 2 hekatre tersebut, saya menyisihkan seperempat hectare dari lahan tersebut untuk pertanian holtikultura seperti sayur dengan dua jenis tanaman, seperti sayur bayam dan sayur kangkung,’’ paparnya.
Dia menambahkan, semangat membuka lahan tanpa membakar memang menjadi semangatnya sejak awal. Ia juga menceritakan, awalnya bekerja sebagai petani/pekebun sawit dan jadi buruh tani, karena ekonomi tidak mendapatkan hasil yang baik dari kebun sawit sawit tadi, namun perlahan-lahan sebagian areal sawit tersebut dikembangkan dengan tanaman pertanian holtikultura. Dengan inovasi tersebut, penghasilan yang diperolehnya perbulan bisa mencapai Rp40-70 juta setiap bulan dengan modal awal saya Rp20 juta.
‘’Yang pasti saya dalam membersihkan lahan pertanian holtikultura ini saya tidak menggunakan api atau membakar untuk membersihkan lahan saya. Bagi saya jika membakar akan merusak unsur tanah, dan bisa membuat “pentil” dan “bunga” tanaman rontok, dan itu merugikan Petani, juga merugikan anak kita yang tidak bisa bersekolah karena asap, belum lagi kerusakan lingkungan dan kesehatan,’’ urainya lagi.
Menurutnya, dahulunya sebelum tahun 2015 sebelum saya bekerjasama dengan PT Arara Abadi-APP Sinar Mas. ‘’Ya awalnya saya membersihkan lahan melalui jalan singkat dan karena saya tidak tahu aturan, saya membersihkan lahan saya dengan cara membakar agar saya bisa menanam sawit dan holtikultura. Tapi ketika tahun 2018 saya ditawarkan program kemitraan DMPA Oleh PT Arara Abadi untuk menjadi perani Holtikutura, arara Abadi membimbing agar dalam membersihkan lahan tidak cara membakar serta ekonomi masyarakat meningkat, hasilnya sangat baik. Karena kita dibimbing perusahaan agar tidak membakar,’’ terang Pria berkulit agak gelap itu.
Progran Kemitraan DMPA ini di lakukan oleh PT Arara Abadi untuk setiap desa. Nantinya, melalui desa, kami para masyarakat desa membuat kelompok-kelompok pertanian, peternakan, perikanan dan UMKM. Selain itu pihak Perusahaan juga menyalurkan dana abadi (hibah) untuk usaha masyarakat desa yang sudah terbentuk kelompok-kelompok tadi baik melalui Bundes, Koperasi dan sebagainya.
Sementara untuk pemasaran Produk hasil pertanian Herman dengan pola tidak membakar tadi, Herman tidak mendapatkan kesulitan yang berarti. “Selama ini untuk pemasaran saya tidak mendapatkan masalah yang berarti disamping kelancaran akses lalu lintas transportasi yang dibantu oleh perusahan PT AA-APP Sinar Mas dalam merawat jalan. Karena areal saya harus melalui akses masuk kawasan konsesi perusahaan, perusahaan PT AA- APP Sinar Mas juga siap membantu pemasaran jika saya terkendala,’’ imbuh Herman.
Untuk pemasarannya, pada dasarnya untuk satu hari Herman memasarkan produknya seperti melon, jagung, untuk 100 buah/paket aja susah lakunya. Namun setelah berkoordinasi dengan perusahaan dalam program DMPA, proses penjualan dapat berlangsung cepat. ‘’ Selama ini perusahan perusaahan sudah banyak membantu kami petani-petani Program DMPA sekitar konsesi perusahaan, dari sejak bimbingan, pendanaan, perawatan, samapai kepada pemasaran.Saya mengucapkan terimakasih banyak kepada perusahaan yang selama ini telah banyak membina, membantu baik permodalan maupun pengembangan usaha pertanian saya dan juga kawan-kawan saya masyarakat disekitar perusahaan. Semoga kegiatan ini dapat terus dikembangkan dan mendukung petani kecil seperti kami,’’ harapnya.(rls/rio)