PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- "Hidup mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia! Hidup Perempuan Indonesia!"
Begitulah seru para presiden mahasiswa di seluruh kampus di Riau yang berorasi di depan Kantor Gubernur Riau. Mereka tergabung dalam Keluarga Mahasiswa Riau. Berbagai almamater yang terdiri dari 20 lebih kampus di Riau serempak melakukan aksi damai dan menyatakan tidak akan anarkis.
"Kami akan bertindak kasar jika dilakukan reprepsif. Terima kasih pihak keamanan yang mengamankan unjuk rasa ini," sebut Koordinator Umum (Kordum) Aksi Plt BEM UIR, Deden.
Tak hanya sekadar orasi, mahasiswa juga menyanyikan lagu mars mahasiswa serta sumpah mahasiswa. Lebih lanjut, di atas mobil pikup Deden meminta kepada Gubri menanggapi serius masalah yang ada di Riau. Tuntutannya disampaikan kepada Gubri dan Kapolda Riau.
Adapun tuntutan untuk Gubernur Riau, pertama, mencabut izin korporasi yang membakar hutan dan lahan di Riau. Sehingga pada 2019 sebagai tahun terakhir bencana asap di Riau. Kedua, meminta perusahaan atau korporasi bertanggung jawab untuk korban asap di Riau. Ketiga, meminta Presiden RI Joko Widodo menyelesaikan karhutla di Riau.
"Besar harapan kami kepada bapak gubernur Riau agar menanggapi tuntutan kami," ujarnya.
Sementara tuntutan untuk Kapolda Riau yang baru yaitu, pertama, agar menghentikan aparat yang bertindak represif hingga menimbulkan jatuhnya korban mahasiswa. Kedua, meminta Kapolri agar membebaskan mahasiswa yang ditahan karena unjuk rasa. Ketiga, agar Kapolda Riau menjamin tidak adanya pihak kepolisian yang melakukan tindakan represif kepada mahasiswa di Riau. Keempat, meminta Kapolda Riau agar menjamin tidak adanya korporasi yang kembali melakukan karhutla.(*3)
>>Berita terkait baca Riau Pos hari ini.
Editor: Rinaldi