(RIAUPOS.CO) -- Kebakaran hutan dan lahan di Riau menunjukkan tren yang meningkat di wilayah selatan. Daerah yang kini jadi perhatian adalah Kabupaten Pelalawan, Indragiri Hulu, dan Indragiri Hilir. Hal ini dikatakan Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edwar Sanger, kemarin (3/8).
’’Sebagaimana setelah kita pantau, tren kebakaran sekarang di daerah selatan. Kalau dulu yang kita khawatirkan itu di pesisir utara. Alhamdulillah di sana (pesisir utara, red) sekarang aman. Naik ke daerah selatan sehingga daerah darat seperti Pelalawan, Inhu, bahkan Inhil sudah mulai terbakar. Ini harus kita cermati,’’ kata Edwar Sanger saat ditemui Riau Pos di Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin (Lanud RSN) Pekanbaru.
Kemarin, Satuan Tugas (Satgas) Siaga Karhutla Provinsi Riau mengarahkan pandangan ke daerah-daerah tersebut. ’’Hari ini (kemarin, red) kita sudah memberangkatkan tiga heli menuju Pelalawan. Dua ke Inhil yang hari ini (kemarin, red) terpantau cukup banyak hot spot. Mudah-mudahan kebersamaan tim darat kita, TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni dan satgas udara dari udara, bisa dioptimalkan seluruh komponen yang ada untuk memadamkan karhutla di Riau,’’ terangnya.
Sejak Januari higga Agustus 2019, terdata di Riau sudah terbakar 4114 hektare lahan. ’’Macam-macam. Ada dari lahan masyarakat yang menjalar ke perusahaan. Ini kita minta satgas terkait memantau. Sejauh mana lahan perusahan dan lahan masyarakat ini,’’ imbuhnya. Untuk perusahaan yang memiliki konsesi lahan di Riau, Edwar mengingatkan agar peduli dengan ancaman karhutla.
’’Mereka berjanji akan mengamankan dan berpartisipasi ya. Untuk menjaga lahan konsesi mereka. Mulai dari tiga sampai lima kilometer. Ini kita harapkan komitmennya. Tolong kita dibantu. Ini tidak bisa hanya pemerintah kalau tidak dibantu masyarakat dan dunia usaha. Riau cukup luas. Mari kita bersama untuk melakukan upaya pencegahan utamanya,’’ paparnya.
Karhutla sudah menjadi perhatian serius pemerintah hingga ke tingkat pusat. ’’Karena ini pesan presiden, kepala BNPB, gubernur Riau. Dan kepala BNPB dan Gubernur Riau sudah meninjau langsung daerah yang terbakar,’’ imbuhnya.
Dalam pemadaman, dia tak menampik kendala di lapangan ditemui. Salah satunya adalah faktor akses air yang terbatas pada karhutla di daratan. ’’Khususnya daerah yang sulit dijangkau satgas darat. Selain sulit diakses lewat darat, sumber air juga tidak ada. Seperti di Pelalawan, Bengkalis, Siak itu sumber airnya sulit. Jadi kawan-kawan di lapangan sudah ke sana bawa peralatan susah juga karena sumber air tidak ada,’’ ungkapnya.
Selain itu, angin kencang sebut dia juga jadi kendala. Angin yang berhembus membuat api cepat menjalar. ’’Juga angin cukup kencang, ini mengakibatkan api cepat menjalar. Di samping potensi bahan bakar di sana, gambut yang sudah kering serta rumput yang sudah kering membuat potensi semakin besar,’’ singkatnya.
Sementara itu, dari laporan harian Siaga Darurat Bencana Asap Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Riau, Jumat (2/8) pukul 18.00 WIB, pantauan hot spot dari satelit Noaa 18, baik di Riau maupun Sumatera nihil. Sementara Satelit Terra Aqua (BMKG), Sumatera dengan level Confidence 50 persen ditemukan 64 titik yakni Lampung 11, Sumsel 3, Jambi 12, Bengkulu 1, Sumbar 1, dan Kepri 5. Sedangkan khusus Riau 31 titik. Ini dengan rincian Siak 4, Pelalawan 10, dan Inhil 17. Sementara Riau dengan level confidence 70 persen: 18 titik yakni Siak 1, Pelalawan 5, dan Inhil 12.
Dalam penanggulangan karhutla lewat udara, Satgas Udara didukung 18 helikopter dan satu pesawat. Ini dengan rincian, BNPB 8 heli yaitu Kamov KA-32, Mi8-MTV, Mi8-MTV, Sikorsky S61, Mi-171, Mi- 8MVT, Bell 214 dan Bell 430. Sementara KLHK satu Bell 412, BKO TNI satu Heli Superpuma TNI-AU, dan TMC-BPPT (Teknologi Modifikasi Cuaca) satu pesawat Cassa 212. Ada pula helikopter bantuan perusahaan delapan unit yakni Superpuma Sinarmas AS332C, Superpuma Sinarmas S332L1, Type Mi-8, Bell 412 Sinarmas dua unit, EC-130 Sinarmas, B3 A350 PT. RAPP dan H - 145 PT. RAPP.
Siapkan Heli Super Puma
Sementara itu, Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Marsma TNI Ronny Irianto Moningka ST MM menyiapkan satu unit heli Super Puma untuk mendukung Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo dan Gubernur Riau Drs H Syamsuar MSi dalam rangka peninjauan upaya pengendalian karhutla di Riau, Jumat (2/8).
Ronny I Moningka mengatakan, sesuai perintah pimpinan, Lanud Roesmin Nurjadin siap mendukung pemerintah dalam kegiatan apapun, salah satu di antaranya adalah mendukung meninjau lokasi karhutla di Riau. ’’Heli Super Puma milik TNI AU sangat berperan sekali dalam membantu terhadap peninjauan karhutla yang sulit dijangkau melalui daratan,’’ ucap Danlanud.
Heli NAS 332 C1 Super Puma, dengan nomor ekor H-3217 diawaki oleh Mayor PNB Wendra. Dia mengatakan, selama penerbangan berjalan dengan aman dan lancar, kegiatan kepala BNPB gubernur Riau dapat didukung . ’’Kepala BNPB dan gubernur Riau mengucapkan terima kasih atas penerbangan ini. Kami puas selama peninjauan karhutla berjalan sesuai dengan harapan,” kata Wendra.
Aktivitas Pelabuhan Tetap Normal
Meski kabut asap melanda Riau, aktivitas di Pelabuhan Sungai Duku yang berlokasi di Kawasan Teluk Leok, Rumbai Pesisir, Pekanbaru, tetap berjalan normal. Hal itu terpantau, Sabtu (4/8). Beberapa kapal sudah bertengger di pelabuhan dan sudah berangkat. Hilir mudik penumpang terlihat jelas di pintu masuk maupun koridor.
Petugas Pengawasan dan Pengamanan Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru, Alpin mengatakan, aktivitas kapal tetap berjalan normal seperti hari-hari biasa baik datang maupun pergi. Lebih lanjut, Sabtu (3/8) pagi kapal yang berangkat yaitu SB Nagaline tujuan Selatpanjang.
Di siang hari SB Nagaline pun tetap berangkat bersama dengan kapal SB Meranti Jaya Ekspres dengan tujuan Selatpanjang serta Siak Wisata Ekspres tujuan Siak. Lalu pada sore hari kapal yang berangkat KM Jelatik Express dengan tujuan Selat Panjang.
Di Pelabuhan Sungai Duku kini hanya empat agen kapal yang siap memberangkatkan penumpang ke kampung halaman. Tiga di antaranya menuju Selatpanjang yaitu SB Meranti Jaya Express, SB Nagaline, KM Jelatik Express. Khusus Jelatik Express tidak melakukan transit, sementara kapal lainnya transit di Perawang.
Sedangkan satu kapal lainnya tujuan ke Siak yaitu Siak Wisata Ekspres. “SB Porti sudah tidak beroperasi sekitar sebulan lalu, dikarenakan kapal rusak. Sehingga kini hanya tinggal empat kapal saja yang beroperasi,” ucapnya.
Keberangkatan kapal, jika penumpang menuju ke Siak, kapal akan berangkat setiap hari pada pukul 14.30 WIB dengan kapasitas penumpang 25 orang. Lalu jika bepergian ke Selat Panjang menggunakan kapal SB Meranti Jaya Express, SB Nagaline, kapal akan berangkat dua hari sekali.
SB Meranti Express berangkat pukul 08.30 WIB dan 13.15 WIB dengan kapasitas penumpang 108 orang. Nagaline berangkat pukul 08.45 WIB dan pukul 13.00 WIB dengan kapasitas penumpang 102 orang. Sementara KM Jelatik Express berangkat tiga kali seminggu tujuan Selat Panjang pada pukul 16.00 WIB.
Petugas tiket dari KM Jelatik, Junaidi mengatakan, dalam sehari normalnya dapat membawa sekitar 60 penumpang. Kondisi saat ini pun katanya berbeda dengan hari-hari besar yang selalu ramai penumpang.
Di lain sisi kelebihan dari KM Jelatik dapat membawa barang, baik sepeda motor, obat-obatan untuk puskesmas maupun apotik. Agen dari Nagaline, Ririn mengatakan, dalam seharinya membawa 60 penumpang baik pagi maupun siang.
Agen Meranti Ekspres, Fitri menjelaskan, untuk Nagaline dan Meranti Express berganti-gantian. “Misalnya jika pagi Senin Nagaline yang bawa maka pada pagi Selasa Meranti Express yang bawa. Itu untuk hari Senin sampai Sabtu pagi. Sementara untuk siangnya bawa sendiri-sendiri, mencapai 80 penumpang,” paparnya.
Disusul agen Siak Wisata Ekspres, Masrur Effendi, dulunya ada lima unit speedboat yang beroperasi, kini hanya satu speedboat. Bahkan itupun jarang penuh. “Speedboat yang bermuatan 25 orang, kini paling hanya terisi 10 sampai 20 orang. Jarang penuh,” ucapnya.(ali/*3/das)
Laporan M ALI NURMAN, Pekanbaru