XIII KOTO KAMPAR (RIAUPOS.CO ) - Dharmayatra Festival Candi Muara Takus berkaitan dengan perayaan Hari Trisuci Waisak, diklaim dihadiri tiga ribu orang. Kawasan Candi-pun menyemut pada kegiatan puncak yang digelar pada malam hari itu. Kegiatan ini sendiri berjalan lancar dan hikmat tanpa ada masalah, apalagi penolakan.
Terkait kesuksesan acara tersebut, Plt Kadisbudpar Kabupaten Kampar Heri Susanto memuji sikap toleransi masyarakat Kampar, khususnya warga Muara Takus dan sekitarnya.
Menurutnya, masyarakat Kampar sangat menghargai perbedaan. Selain itu, sikap penyelenggara yang merupakan umat Budha dari Pekanbaru dan sekitarnya juga layak dipuji.
‘’Mereka juga sangat menghargai dan menghormati masyarakat tempatan di Candi Muara Takus. Mereka menggelar acara malam hari agar tidak mengganggu aktivitas ibadah puasa masyarakat di XIII Koto Kampar,’’ sebut Heri.
Heri menyebutkan, kegiatan tersebut bukan pertama kalinya dilaksanakan di salah satu Candi Budha tertua di Indonesia tersebut. Memang acara bertepatan dengan Waisak digelar tiap tahun. Namun pada tahun ini, kegiatan lebih tertib dan jauh tertata dari kegiatan sebelumnya.
‘’Itu yang paling terpenting, lebih tertata, tokoh masyarakat tempatan diberi tahu. Memang mau tidak mau harus diakui Kampar beruntung punya Candi Muara Takus dari konteks nilai sejarah, kebudayaan dan pendidikannya. Maka kegiatan itu punya potensi yang sangat besar menjadi agenda wisata nasional setiap kali Waisak,’’ sebut Heri.
Karena lebih tertata dan jauh lebih nyaman, pada tahun ini Heri mengklaim yang hadir mencapai 3 ribuan orang. Rinciannya, jelas Heri, umat Budha yang datang dari Pekanbaru sebagai yang punya acara hanya sekitar 1.300 orang. Namun karena waktu pelaksanaannya sangat tepat, ketika semua kegiatan ibadah umat Islam sudah usai, maka masyarakat sekitar juga ikut menghadiri festival tersebut.
Terpisah, Ketua Panitia Waisak Bersama Umat Buddha Pekanbaru 2562 BE/2018 Siswaja Muljadi mengatakan, Dharmayatra ke Candi Muara Takus telah rutin dilaksanakan oleh umat Buddha setiap tahun. Kegiatan ini merupakan peringatan hari Waisak.
‘’Tahun ini pesertanya lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya. Dari catatan kami ada 1.300 umat hadir dalam, bahkan bukan hanya dari Riau, namun juga hadir dari daerah luar Riau. Seperti dari Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Ini membuktikan kepedulian umat terus meningkat,’’ katanya.
Kehadiran umat Buddha dari Pekanbaru sendiri pada Sabtu (2/6) malam itu menurutnya setelah berangkat secara konvoi bersama-sama. Tidak kurang dari 15 bus dan puluhan kendaraan pribadi yang digunakan menuju ke Candi Muara Takus.
Pemilihan Candi Muara Takus sendiri menurut Siswaja berpotensi meningkatkan pariwisata yang ada di Riau, khususnya di Kampar. (end)