Jemaah Haji asal Bengkalis Meninggal di Mina

Riau | Senin, 03 Juli 2023 - 11:10 WIB

Jemaah Haji asal Bengkalis Meninggal di Mina
Ilustrasi (DOK: RIAUPOS.CO)

MAKKAH (RIAUPOS.CO) - Berita duka datang dari Makkah. Satu lagi jemaah haji Riau meninggal dunia, Sabtu (1/7). Dengan demikian maka di musim haji tahun ini sudah lima jemaah asal Riau yang meninggal dunia di Tanah Suci. Sebelumnya, empat jemaah Riau meninggal dunia di Makkah.

Jemaah haji Riau yang meninggal dunia Sabtu (1/7) lalu bernama Emod bin Hasan Narkiwan (64) dan berasal dari Kabupaten Bengkalis. Ia tergabung dalam Kelompok Terbang (Kloter) 10 BTH dan meninggal di RS Mina Al Wade Madinah, Sabtu (1/7).


Hal ini disampaikan Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Riau Dr H Mahyudin MA kepada Riau Pos dari Makkah. “Telah berpulang ke rahmatullah salah seorang jemaah haji atas nama Emod bin Hasan Narkiwan (64), dengan nomor porsi 400085873 di RS Mina Al Wade,” ujar Mahyudin, Ahad (2/7).

Empat jemaah haji asal Riau yang sebelumnya meninggal di musim haji tahun ini adalah Subani Firdaus Samad Thaha (No. Porsi 0400084499) asal Kota Pekanbaru tergabung dalam BTH-8, Yeni Artati binti Raja Yoesoef (No. Porsi 400084210) asal dari Kabupaten Kuantan Singingi tergabung dalam BTH-13, dan Sholeh bin Tarwan Abdullah (No. Porsi 400067258) asal Kabupaten Siak tergabung dalam BTH-15, dan Asmimar binti Ruslan Majid (74) asal Dumai.

Sementara itu, Ketua Kloter 10 BTH, Zul Azmi mengatakan jemaah Riau yang meninggal Sabtu (1/7) berangkat bersama istri. Beliau tinggal di Jalan Dusun 1 Sei Yap Tengah RT/RW 04/02 Pangkalan Nyirih Rupat Bengkalis.

“Beliau meninggal setelah pelaksanaan Armuzna di RS Mina Al Wade Madinah. Beliau berangkat bersama istri tergabung dalam rombongan 5 Regu 19 Kloter 10. Hasil diagnosa dokter beliau mengalami acute lung oedema dan low intake. Jenazah beliau saat ini dalam pengurusan oleh petugas kloter,” sebut Zul Azmi.

Sementara itu, jemaah haji Kloter 10 BTH yang lain disebutkan secara umum berada dalam keadaan sehat, meski ada beberapa orang yang dirujuk ke rumah sakit. “Jemaah Kloter 10 BTH saat ini dalam persiapan melaksanakan tawaf ifadah dan sa’i. Jemaah sedang diberikan edukasi tentang tata cara dan waktu pelaksanaannya,” ungkap Zul Azmi.

Saat ini, para jemaah melaksanakan tawaf ifadah sekembalinya ke Kota Makkah dari Mina. Mereka juga bersiap-siap untuk kepulangan ke Tanah Air. Namun, saat hendak ke Jeddah atau Madinah, jemaah  terlebih dahulu melaksanakan tawaf wada.

Diberitakan sebelumnya, Mahyudin menyebutkan jemaah haji Riau sudah di pemondokan. Gelombang pertama kembali ke Tanah Air mulai 4 Juli. Untuk jemaah haji Kloter 2 BTH atau Kloter I Riau asal Pekanbaru dijadwalkan tiba di Pekanbaru pada 5 Juli mendatang.

“Untuk Embarkasi Batam BTH 2 berangkat dari Makkah pada 4 Juli 2023 pukul 5.25 WAS. Take off dari Jeddah pukul 13.25 WAS dan akan tiba di Tanah Air pada 5 Juli pukul 04. 55 WAS menggunakan pesawat Saudi Arabia Air Lines,” ungkapnya.

Terkait barang jemaah haji, akan dilakukan proses penimbangan bagasi dua hari sebelum jadwal kepulangan. “Jemaah haji harus pastikan barang bagasinya mematuhi ketentuan penerbangan yang telah diterbitkan oleh maskapai,” terangnya.

Sementara itu jemaah haji gelombang kedua akan diberangkatkan ke Madinah mulai 10 Juli dan akan tinggal selama delapan atau sembilan hari sebelum dipulangkan ke Tanah Air.

“Jemaah haji gelombang kedua akan diberangkatkan ke Madinah untuk melaksanakan Arbain dan akan pulang ke Tanah Air mulai 19 Juli 2023 melalui Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz, Madinah,” tutur Mahyudin.

Lebih lanjut Mahyudin mengatakan setelah Armuzna, kondisi jemaah haji Riau berada dalam keadaan sehat. “Alhamdulillah jemaah haji Riau berada dalam keadaan sehat sekembali dari Armuzna, hanya ada beberapa yang terserang flu dan batuk,’’ ujarnya.

‘’Yang dirawat di Rumah Sakit dan KKHI juga tidak banyak. Saya apresiasikan jemaah haji Riau karena bisa dikoordinir oleh petugas Kloter atas kerjasamanya mengikuti arahan petugas, sehingga jemaah terpantau aktivitasnya,” tambahnya.

Menhaj Saudi Janji Lakukan Perbaikan
Sejumlah permasalahan dihadapi jemaah haji Indonesia saat berada di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina). Permasalahan itu antara lain terjadinya keterlambatan pemberangkatan jemaah dari Muzdalifah ke Mina. Kemudian, buruknya sanitasi di sejumlah maktab yang dihuni jemaah saat di Mina. Termasuk tidak keluarnya air bersih di sejumlah dapur maktab.

Menanggapi adanya berbagai permasalahan yang dihadapi jemaah haji Indonesia, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas tidak tinggal diam. Dia menyampaikan sejumlah masalah tersebut kepada Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Taufiq F Al Rabiah. Hal itu disampaikannya saat menggelar pertemuan khusus sebelum menghadiri acara perayaan selesainya puncak haji di Kantor Kementerian Haji dan Umrah di Makkah, Jumat (30/6) malam.

“Layanan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina itu sepenuhnya menjadi tanggung jawab mashariq dan pihak Saudi. Karenanya, Menag menyampaikan sejumlah masalah yang muncul kepada Menhaj Saudi,” terang Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief di Makkah, Ahad (2/7).

Hilman menjelaskan, Menhaj Saudi akan melakukan perbaikan dan tidak akan membiarkan hal itu terjadi kembali. Selain itu, Pemerintah Arab Saudi juga akan mengubah kebijakan penentuan lokasi di Arafah dan Mina (Masyair) bagi suatu negara pada penyelenggaraan ibadah haji 1445 Hijrih. Yakni tidak ada lokasi khusus untuk negara tertentu di Masyair.

Kebijakan baru tersebut disampaikan Menhaj Saudi dalam pertemuan Haflatul Hajj Al-Khitamy di Kantor Kementerian Haji dan Umrah, Makkah, Jumat, 30 Juni 2023. “Tahun depan, Saudi akan memberlakukan kebijakan baru bahwa lokasi di Masyair, utamanya Arafah dan Mina ditentukan oleh negara yang lebih cepat menyelesaikan semua kontrak dan siap untuk musim haji 1445 Hijriah,” terang Menag Yaqut.

Menurut Menag, sebagai langkah awal, Kementrian Haji dan Umrah menyerahkan sejumlah dokumen persiapan kepada kantor urusan haji (KUH) negara-negara pengirim jemaah haji.

Dalam dokumen persiapan itu, tercakup rangkaian tahapan kegiatan penyelenggaaran, dari persiapan hingga keberangkatan jemaah pada musim haji 1445 H. Kementerian Haji dan Umrah akan menyerahkan dokumen lebih awal agar persiapan penyelenggaraan haji 1445 Hijriyah juga bisa dilakukan lebih awal.

“Menhaj Taufiq menginformasikan bahwa penyelesaian kontrak layanan akomodasi dan Masyair ditargetkan pada 25 Februari 2024. Negara yang menyelesaikan kontraknya lebih awal akan mendapat prioritas dalam mengambil dan memilih tempat di Masyair,” jelas Menag.

Menag mengatakan, kebijakan baru ini menantang semua negara, termasuk Indonesia, untuk bergerak lebih cepat dalam persiapan penyelenggaraan ibadah haji 1445 H. Karena itu, pihaknya akan segera mendiskusikan hal ini dengan Komisi VIII DPR dan Badan Pengelola Keungan Haji (BPKH) agar bisa dilakukan langkah percepatan dalam persiapan. Mulai dari kuota, pembahasan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH), termasuk kemungkinan percepatan pelunasan biaya haji. “Ini akan segera kita sikapi. Kami akan berkoordinasi dengan Komisi VIII DPR RI dan BPKH guna membahas bersama langkah percepatan persiapan haji tahun depan,” pungkasnya.(ilo/gih/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook