RIAU AJUKAN TAMBAHAN HELIKOPTER WATER BOMBING

Suhu Capai 35°C, Karhutla Meningkat

Riau | Rabu, 02 Agustus 2023 - 11:30 WIB

Suhu Capai 35°C, Karhutla Meningkat
Tim Satgas Karhutla berupaya memadamkan api di lahan gambut yang terbakar di Jalan Dharma Bakti Ujung, Payung Sekaki, Pekanbaru, Selasa (1/8/2023). (MHD AKHWAN/RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - El Nino di Riau saat ini sudah memasuki kategori lemah menuju sedang. Alhasil panas terik melanda hampir seluruh wilayah di Riau. Bahkan, suhu udara bisa mencapai 35 derajat celcius. Kebakaran hutan dan lahan pun meningkat.

‘’El Nino sudah memasuki kategori lemah menuju sedang. Kondisi inilah yang membuat suhu udara bisa mencapai 35 derajat celcius,” kata Kepala Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) II Pekanbaru Ramlan kepada Riau Pos, Selasa (1/8).


Ramlan menjelaskan El Nino merupakan suatu fenomena alam di mana suhu permukaan laut (SST) di Samudera Pasifik mengalami peningkatan di atas kondisi normal. Peningkatan suhu menyebabkan pertumbuhan awan lebih tinggi di wilayah Samudera Pasifik tengah dan mengurangi jumlah curah hujan di Indonesia sehingga El Nino menyebabkan Indonesia dilanda kekeringan.

El Nino terjadi ketika permukaan laut di Samudera Pasifik mengalami peningkatan suhu di atas kondisi normalnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya El Nino. Seperti pemanasan awan di mana akan terjadi peningkatan suhu SST dan menyebabkan pertumbuhan awan yang lebih tinggi di Samudera Pasifik.

Hal ini mengganggu sistem atmosfer global dan mengubah pola aliran angin yang kemudian berdampak pada iklim global. Lalu arus samudera di Samudera Pasifik mengalami perubahan selama El Nino karena adanya peningkatan suhu SST. Ini menyebabkan penurunan tekanan atmosfer dan akhirnya mempengaruhi arus samudera dan memicu El Nino.

Ramlan mengimbau masyarakat agar waspada terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang dapat terjadi karena suhu panas yang melanda hampir seluruh wilayah di Provinsi Riau. Ya, akibat memasuki musim kemarau ini, karhutla di beberapa daerah di Riau  juga meningkat.

Di Kabupaten Pelalawan, karhutla tak kunjung padam. Bahkan, karhutla yang menyebabkan munculnya kabut asap ini justru semakin meluas. Meski sejumlah titik api telah berhasil dipadamkan tim gabungan, titik api baru kembali muncul.

Berdasarkan pantauan satelit, ada sejumlah titik panas (hotspot) berada pada level tinggi yang telah berubah menjadi titik api atau fire spot, Senin (31/7) sore lalu. Titik api tersebut berada di Desa Pulau Muda, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan.

Di lokasi ini, api telah membakar dan menghanguskan puluhan hektare lahan kosong semak belukar. Sedangkan titik api itu juga telah memperburuk kondisi udara akibat kabut asap yang perlahan mulai menyelimuti sejumlah wilayah di Negeri Seiya Sekata.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan Zulfan MSi mengatakan, titik api kembali muncul di Desa Pulau Muda Kecamatan Teluk Meranti, tepatnya mengarah ke jalan Lintas Bono. Hanya saja, pihaknya belum bisa memastikan luasan lahan yang terbakar.

“Ya, kalau untuk luasan lahan yang terbakar di titik baru ini, belum dapat dipastikan. Karena tim masih berjibaku melakukan pemadaman api yang mengeluarkan kepulan asap tebal,’’ uajrnya.

‘’Sedangkan karhutla di desa yang sama (Pulau Muda, red) yang berjarak sekitar 500 meter dari titik lokasi kebakaran yang baru saat ini masih terus dilakukan proses pendinginan. Karhutla yang telah terjadi sejak kurang lebih 10 hari lalu ini telah membakar sekitar 50 hektare lahan semak belukar dan kebun masyarakat setempat,” tambahnya.

Diungkapkan Zulfan, proses pemadaman total sulit dilakukan tim gabungan dari BPBD, Satpol PP dan Damkar, TNI, Polri, pemerintah setempat, Manggala Agni, Masyarakat Peduli Api (MPA) dan perusahaan. Pasalnya, selain akses yang cukup sulit dan hanya dapat ditempuh menggunakan kendaraan roda dua, minimnya pasokan air serta hembusan angin yang bertiup kencang, membuat api yang sebelumnya telah padam kembali menyala.

Kondisi itu diperparah dengan semak belukar dan rumput di sekitarnya telah mengering hingga mudah terbakar. Api yang berhasil dipadamkan tim gabungan pada pagi hingga sore hari, kembali muncul pada malam hari.

“Jadi, kondisi itu terjadi terus menerus setiap hari. Meski upaya pemadaman dilakukan melalui dua arah, baik melalui tim darat dan juga dibantu oleh tim satgas udara BNPB dengan mengirimkan helikopter untuk water bombing. Namun upaya pemadaman total masih belum berhasil dan areal masih terus berasap yang diperkirakan masih menyimpan bara api,” paparnya.

Selain dua titik api di Desa Pulau Muda, mantan Sekretaris Dinas Perikanan Pelalawan ini menambahkan, titik api juga masih ditemukan di Desa Tanjung Beringin, Kecamatan Kuala Kampar. Di lokasi ini, api yang muncul dampak dari karhutla telah membakar sekitar 30 hektare lahan semak belukar dan kebun kelapa milik masyarakat.

Sehingga sejak sepekan lalu sampai saat ini, tim gabungan masih terus berjibaku melakukan pemadaman api serta penyekatan atau isolasi api agar tidak kebakaran tidak kembali meluas. “Di lokasi ini, tim telah berhasil memadamkan kobaran api sehingga pemadaman total masih terus dilakukan melalui proses pendinginan,” ujarnya.

Ditambahkan Zulfan, titik api baru juga ditemukan muncul di Desa Lubuk Keranji, Kecamatan Bandar Petalangan yang berbatasan dengan Desa Merbau, Kecamatan Bunut. Titik api ini terpantau sudah dua hari lalu dan membakar lahan kosong milik masyarakat. Luas lahan yang terbakar belum signifikan, tetapi tingkat kesulitan dalam operasi pemadaman cukup tinggi sehingga tim gabungan di sekitar dikerahkan untuk menanganinya.

“Asapnya cukup tebal dan terlihat dari darat dan udara sehingga luas lahan yang terbakar masih belum bisa diukur karena tim masih fokus melakukan upaya pemadaman. Intinya, tim gabungan terus berkomitmen untuk melakukan upaya pemadaman total sehingga api tidak kembali muncul dan dapat mengantisipasi terjadinya kebakaran yang meluas,” tuturnya.

Karhutla juga meluas di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), bahkan mencapai 20 hektare. Tim gabungan Kabupaten Inhu sudah melakukan pemadaman karhutla yang terjadi di Desa Paya Rumbai, Kecamatan Seberida sejak Senin (31/7).

Bahkan saat ini, tim gabungan masih melakukan pemadaman titik api di daerah itu. “Karhutla ini diketahui dari pengecekan foto udara Genesa Dirgantara dan satelit,” ujar Kepala Kantor Penanggulangan Bencana Daerah (KPBD) Inhu, Dody Iskandar SE MSc, Selasa (1/8).

Dijelaskannya, pada Senin (31/7) sekira pukul 10.25 WIB telah dilaksanakan kegiatan verifikasi hotspot. Hotspot tersebut terdeteksi melalui Dasboard Aplikasi Sipongi dan foto udara Genesa Dirgantara yang berada di areal PT Tugu Palma dan PT Mentari (ex PT Alam Sari) di Desa Paya Rumbai, Kecamatan Seberida, Kabupaten Inhu.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook