Kondisi areal yang terbakar sebutnya, berupa perkebunan kelapa sawit yang terdapat semak belukar. Bahkan, pada areal tersebut merupakan jenis tanah gambut sehingga diperlukan kerja ekstra untuk melakukan pemadaman.
Hingga saat ini pemadaman sudah dapat dilakukan seluas 11 hektare. Selain itu juga, bara api akibat karhutla menimbulkan asap tebal. “Sumber air tergolong cukup dari parit atau kanal dengan jarak sekitar 50 meter dari lokasi karhutla,” ungkapnya.
Pada saat ini kebakaran masih berlangsung dan api belum seluruhnya padam total sehingga proses pemadaman dan pendinginan terus dilakukan. “Tim gabungan itu terdiri dari KPBD, Manggala Agni, Damkar, TNI, Kepolisian, MPA dan Satpol PP,” terangnya.
Sementara itu, di Pekanbaru dua lahan kosong mengalami kebakaran pada Selasa (1/8) siang. Terparah terjadi di lahan gambut di Jalan Darma Bhakti Ujung, Kelurahan Tirta Siak, Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru.
Pantauan Riau Pos, sekitar pukul 15.30 WIB dari lokasi, asap pekat masih mengepul ke udara di lokasi lahan yang cukup jauh dari pemukiman warga tersebut. Tim Satgas Karhutla yang terdiri dari Personel Gabungan Manggala Agni, TNI, Polri termasuk perangkat kelurahan dan sejumlah warga terlihat berjibaku memadamkan api.
Hingga Riau Pos meninggalkan lokasi, petugas masih melakukan pemadaman. Asap juga masih terlihat di lahan semak belukar dengan tanah gambut tersebut. Kemudian lokasi karhutla kedua pada hari yang tidak terlalu terik kemarin juga terjadi di Jalan Seroja, Kelurahan Sialang Rampai, Kecamatan Kulim, Pekanbaru.
Di sini api lebih cepat padam karena kebakaran terjadi di atas lahan dengan permukaan tanah jenis mineral. Saat Riau Pos tiba di lokasi, sekitar pukul 16.30 WIB sore, api sudah padam. Namun Tim Satgas Karhutla masih terlihat di lokasi untuk proses pendinginan.
Terkait kondisi karhutla ini terus dipantau Polresta Pekanbaru. Kapolresta Kombes Pol Jefri Siagian melalui Kasat Reskrim Kompol Bery Juana Putra mengatakan, petugas masih berada di lapangan memantau kondisi sekaligus penyelidikan. ‘’Tim masih di lapangan untuk melakukan pemadaman. Kita juga menurunkan tim untuk pengecekan dan penyelidikan,’’ kata Kasat Reskrim.
Kasat Reskrim memastikan, setiap karhutla yang terjadi di wilayah hukum Polresta Pekanbaru akan diselidiki. Untuk dua peristiwa ini, pihaknya masih melakukan pendalaman. ‘’Instruksi Kapolresta sudah jelas ya, dilarang membakar lahan atas alasan apapun. Kalau kami temukan ada faktor kesengajaan dan kelalain, ada ancaman pidana menanti,’’ tutur Kompol Bery.
Di Kepulauan Meranti, tim gabungan berhasil memadamkan karhutla membara di lahan warga yang terletak di Dusun Permai, Desa Sungai Gayung Kiri, Kecamatan Rangsang, Kabupaten Kepulauan Meranti. Beruntung tempat kejadian berada jauh dsri permukiman warga.
Kepala BPBD Kepulauan Meranti, Tunjiarto mengatakan kebakaran melanda sejak Senin (31/7) sore. Namun kini pihaknya masih fokus lakukan pendinginan sehingga belum mampi merincikan total lahan yang hangus terbakar.
“Kebakarannya sore. Kami tadi malam baru sampai di sana setelah mendapatkan laporan kebakaran di Desa Gayung Kiri. Yang pastinya lahan yang terbakar belum kami periksa berapa hektare yang habis,” bebernya.
Ia juga menyebutkan, titik kebakaran masih aman karena berada jauh dari pemukiman warga. Saat ditanya soal penyebab kebakaran, ia belum mengetahuinya secara pasti. “Saat ini kita belum tau lagi apa penyebabnya. Tapi yang jelas kita fokuskan dulu upaya pendinginan,” kata Tunjiarto.
Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Rangsang Iptu AGD Simamora saat dikonfirmasi sedang berada di lokasi kebakaran. Ia menerangkan bahwa lahan yang terbakar hingga saat ini masih dihitung secara pasti jumlahnya. “Lahan yang terbakar itu semak belukar, sebagian milik masyarakat dan sebagian masih kita telusuri terus,” ungkapnya.
Dirinya mengaku, pihaknya dengan sejumlah tim lainnya tidak menemukan kendala yang menghambat proses saat melakukan pemadaman hingga pendinginan.
Untuk melakukan pemadaman karhutla yang masih terjadi di beberapa wilayah di Riau. Tiga unit helikopter water bombing diturunkan untuk memadamkan api di tiga kabupaten di Riau.
Kepala pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau M Edy Afrizal mengatakan, tiga daerah tersebut adalah Kabupaten Rokan Hilir, Pelalawan, dan Bengkalis.
Lebih lanjut dikatakannya, dikerahkannya helikopter water bombing ini dikarenakan lokasi di tiga wilayah tersebut cukup sulit untuk dijangkau tim satgas darat dalam memadamkan kebakaran lahan.
“Di Pelalawan itu dekat sungai Kampar, di Rohil jauh dari pemukiman, dan di Mandau Bengkalis itu cukup sulit untuk diakses sehingga diperlukan pemadaman menggunakan helikopter,” ujarnya.
Saat ini, pihaknya juga sudah mengajukan penambahan helikopter water bombing. Usulan tersebut sudah disetujui pemerintah pusat sehingga saat ini hanya tinggal menunggu dikirimkan ke Riau.
“Kami masih menunggu kiriman satu unit helikopter water bombing lagi saat ini helikopter tersebut masih menunggu sparepart. Kemungkinan dalam waktu dekat akan segera dikirimkan. Jika sudah datang, maka akan ada empat helikopter water bombing dan tiga unit helikopter patroli di Riau,” sebutnya.(amn/kas/end/sol/das)
Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru