SEHARI 1.428 ORANG POSITIF, KETERISIAN RUANG ICU DI ATAS 90 PERSEN

Kasus Baru dan Meninggal Mengkhawatirkan

Riau | Rabu, 28 Juli 2021 - 10:10 WIB

Kasus Baru dan Meninggal Mengkhawatirkan
Indra Yovi (Juru Bicara Penanganan Covid-19 Riau) (ISTIMEWA)

Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru bakal memanggil seluruh pihak rumah sakit rujukan. Mereka diminta untuk memaksimalkan ruangan yang tersedia untuk pelayanan pasien Covid-19.  "Tidak ada lagi (ruang ICU) yang standby," ujar Arnaldo.

Terdata untuk ruang ICU Covid-19 di 22 rumah sakit rujukan ada 147 ruangan. Dengan rincian, 51 ruang dengan ventilator dan 74 ruang tanpa ventilator. Ia menyebut, saat ini Pemko Pekanbaru tengah menyiapkan enam ruangan ICU Covid di Rumah Sakit Daerah (RSD) Madani Pekanbaru. Pekerjaan mulai dilakukan pada pekan ini.


Untuk memenuhi kebutuhan peralatan di satu ruang ICU Covid membutuhkan biaya cukup besar. Maka dari itu sejumlah rumah sakit swasta termasuk rumah sakit Pemko Pekanbaru hanya memiliki ruang ICU Covid yang terbatas. "Keterbatasan anggaran. Ventilator di ruang ICU tidak murah. Karena kalau tidak ada ventilator di ruang ICU tidak ada gunanya," jelasnya.

Ditambahkan Arnaldo, rumah sakit harus memiliki 40 persen dari total kamar yang ada untuk ruang isolasi pasien positif. Ia mendata masih ada rumah sakit yang belum memenuhi standar tersebut. Pihaknya telah menyurati seluruh rumah sakit untuk menyiapkan ruang isolasi pasien positif 40 persen dari total kamar yang ada.Terdata ruang isolasi yang ada di 22 rumah sakit berjumlah 1.075 ruangan.

"Jadi kekurangan itu sekarang 115 bed (tempat tidur) lagi total dari 22 rumah sakit rujukan Covid. Ini akan kita surati lagi," tuturnya.

Kasus Kematian secara Nasional Terus Naik
Meskipun kondisi kesembuhan dan pertumbuhan kasus positif mengalami perbaikan yang signifikan. Laju kematian terus mengalami kenaikan. Selasa (27/7) untuk pertama kalinya selama pandemi, kasus kematian harian melampaui angka 2 ribu. Tepatnya 2.069.

Jubir Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan bahwa jumlah kematian masih terus mengalami peningkatan. Sebelum diberlakukannya, PPKM darurat, angka kematian tertinggi minggu berkisar 539 kasus. Kemudian meningkat pada masa PPKM darurat menjadi 1.338 kasus. "Kemudian meningkat lagi pada masa PPKM level 1-4 menjadi 1.487. Perpanjangan PPKM 1-4 ini  dilakukan untuk meningkatkan upaya penurunan kasus kematian secepat mungkin," jelas Wiku, Selasa (27/7).

Meskipun kenaikan kasus positif masih tinggi, angka kesembuhan untuk kali kedua berhasil melampaui pertambahan kasus positif. Yakni 45.203 kasus positif baru berbanding dengan 47.128 kasus sembuh. Menurunkan angka kasus aktif sebanyak 3.994 kasus.  Wiku menjelaskan, pada saat penerapan PPKM darurat hingga level 3-4, provinsi di Jawa dan Bali mencatatkan penurunan pertumbuhan kasus mingguan yang cukup signifikan yakni 24 persen di mana 2 minggu saat PPKM Darurat, kasus konsisten mengalami kenaikan.

Sementara pada provinsi non-Jawa Bali, pada masa dari PPKM darurat menuju PPKM level 1-4 masih terjadi sedikit kenaikan kasus yakni 3,6 persen. "Kenaikan ini tidak setinggi minggu sebelumnya pada saat PPKM darurat yakni 53 persen," jelas Wiku.(jpg/das)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook