SEHARI 1.428 ORANG POSITIF, KETERISIAN RUANG ICU DI ATAS 90 PERSEN

Kasus Baru dan Meninggal Mengkhawatirkan

Riau | Rabu, 28 Juli 2021 - 10:10 WIB

Kasus Baru dan Meninggal Mengkhawatirkan
Indra Yovi (Juru Bicara Penanganan Covid-19 Riau) (ISTIMEWA)

Selain itu, pelaksanaan protokol kesehatan juga mulai kendor. Untuk itu, PPKM level 4 di Pekanbaru harus didukung. Hak tersebut agar rantai penularan Covid-19 bisa segera diputus.

"Untuk angka kematian juga saat ini tinggi. Namun saya belum tahu persis apa penyebab kematian tinggi. Tapi, ketersediaan ruang ICU Covid-19 saat ini juga sangat menentukan. Di samping itu isolasi mandiri di rumah bagi penderita dengan komorbit juga berbahaya, jika terlambat dirujuk," sebutnya.


Karena itu, pihaknya mendorong upaya pemerintah daerah agar isolasi mandiri di rumah bisa dikurangi dengan memperbanyak tempat isolasi bagi penderita tidak bergejala dan gejala ringan. "Vaksinasi yang masih rendah juga ikut berperan. Karena itu, program vaksinasi juga harus didukung," ajaknya.

Laboratorium Biomolekuler RSD Madani Rusak
Laboratorium biomolekuler di Rumah Sakit Daerah (RSD) Madani Pekanbaru yang baru saja diperbaiki rusak lagi. Akibatnya  pemeriksaan sampel swab PCR bagi warga Kota Pekanbaru terkendala.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Arnaldo Eka Putra megatakan, operasional sempat terganggu dan pengujian sampel dari puskesmas tidak dapat dilakukan. Kondisi tersebut awalnya terjadi karena laboratorium terkontaminasi. "Kemarin sudah beroperasi seminggu, rusak lagi. Adalagi trouble-nya, kami sedang perbaiki," kata dia, Selasa (27/7).

Akibatnya saat ini pemeriksaan sampel PCR dari seluruh puskesmas di Pekanbaru dilakukan di RSUD Arifin Achmad. Kondisi ini membuat terjadinya tumpukan sampel sehingga hasil pemeriksaan lambat keluar. "Nanti bisa terjadi penumpukan positifnya di satu titik. Contoh sampel diambil sekarang, tapi baru diperiksa tiga hari ke depan, bisa terjadi ledakan kasus," terangnya.

Namun, dikatakan Arnaldo, ada hibah PCR dari Litbang Kemenkes RI. Hibah ini untuk mendukung proses ujian sampel PCR di rumah sakit pemerintah. Dirinya menyebut ada 300 sampel bisa diuji setiap harinya bila tiga alat laboratorium molekuler sudah berfungsi. Pihaknya merencanakan pekan ini bisa laboratorium itu kembali beroperasi.

Arnaldo mengatakan, bahwa laboratorium itu menguji sampel PCR dari 21 puskesmas. Ia tidak menampik kondisi ini membuat masyarakat harus antre menanti hasil tes swab PCR. "Kita berupaya agar pengujian sampel tidak menumpuk. Nanti kalau banyak positif yang hasilnya sekaligus keluar positif semua karena harus antre hasilnya," ujarnya.

Sementara itu, ketersediaan ruang ICU Covid-19 di rumah sakit rujukan di Kota Pekanbaru saat ini kosong. Seluruh ruangan yang tersedia telah diisi pasien positif Covid-19 yang menjalani perawatan. Sedangkan, saat ini permintaan penyediaan 115 bed isolasi mandiri belum dipenuhi rumah sakit.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook