Genexine Uji Klinis Tahap II di Indonesia September
Setelah vaksin dari Sinovac Cina, Indonesia siap kedatangan lagi vaksin dari Genexine, Korea Selatan. Melalui sistem kerja sama dengan Kalbe Farma, bakal calon vaksin Covid-19 ini akan menjalani uji klinis tahap II di Tanah Air.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyampaikan, pembahasan kerja sama keduanya telah difasilitisasi oleh KBRI Seoul sejak Juni 2020. Saat ini, Genexine sedang melakukan uji klinis tahap I di Korea Selatan. Diperkirakan, uji klinis ini bakal berjalan hingga Agustus 2020.
Jika berjalan dengan baik, akan diteruskan dengan uji klinis tahap II. Sebagai informasi, dalam kerja sama Genexine-Kalbe Farma ini menggunakan pendekatan DNA untuk pengembangan vaksin Covid-19-nya.
"Uji klinis tahap II direncanakan akan dimulai di Indonesia pada September atau Oktober 2020," paparnya dalam temu media secara daring di Jakarta, kemarin (23/7).
Selain dua kerja sama tersebut, Sinovac-Bio Farma dan Genexine-Kalbe Farma, Indonesia juga tengah menjanjaki kolaborasi dengan dengan Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI). "Saat ini, Bio Farma telah masuk dalam shortlist potential manufacturers for Covid-19 vaccine CEPI," ungkapnya.
Retno menuturkan, KBRI Oslo telah melakukan komunikasi intensif dan memfasilitasi penyampaian proposal kerja sama Bio Farma kepada CEPI sejak April 2020. Hal ini untuk menjajaki peluang kerja sama sebagai mitra pengembangan dan produksi vaksin CEPI.
Menurutnya, CEPI merupakan salah satu platform Public Private Partnership (PPP) terdepan dalam pengembangan vaksin. Setidaknya 7 kandidat vaksin CEPI telah masuk dalam tahap uji klinis. Yakni, Inovio (DNA), Moderna (RNA), Novavax (protein sub unit), Astra Zeneca (non- replicating viral vector), Curevac (RNA), dan Clover Pharmaceuticals (protein sub-unit), the University of Queensland (protein sub unit).
Retno menekankan, kerja sama dengan berbagai pihak ini dilakukan secara paralel untuk mendapatkan akses tercepat kepada vaksin. Upaya ini merupakan program jangka pendek Indonesia saat ini dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Indonesia sendiri, dalam di setiap pertemuan internasional termasuk pada level KTT terus menyuarakan pentingnya akses terhadap vaksin yang aman, tepat waktu dan dengan harga terjangkau bagi semua negara. Mengingat vaksin meruapakan game-changer yang akan menjadi titik tolak pemulihan pandemi Covid-19.
"Sementara strategi jangka panjang menuju kemandirian melalui pengembangan vaksin nasional oleh Konsorsium Vaksin Nasional," paparnya.
Kemenlu sendiri berperan besar dalam seluruh kerja sama ini. Diplomasi tingkat tinggi dilakukan untuk membantu tercukupinya kebutuhan alat kesehatan, obat-obatan, dan vaksin. Misalnya, terkait kerja sama dengan Sinovac. Dubes di Beijing secara langsung menemui Sinovac di fasilitas pengembangan vaksin Sinovac untuk kerja sama ini pada 27 Mei 2020 lalu. Seperti diketahui, Sinovac jadi salah satu dari 5 kandidat terdepan yang telah memasuki fase ke-3 uji klinis vaksin ke manusia dari 166 kandidat vaksin.
Selain itu, Kemenlu juga terlibat langsung dalam upaya Bio Farma melakukan upgrading mesin produksi vaksin untuk mencapai 250 juta dosis/tahun. Kemenlu memfasilitasi kedatangan tenaga ahli dari Eropa di saat masih terjadi penutupan perbatasan berbagai negara di masa pandemi ini. "Yang ingin saya garis bawahi, bahwa kerja sama antara Bio Farma dan Sinovac ini adalah kerja sama yang setara," tegas Menlu.
Terpisah Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius menyatakan, sebenarnya pihaknya tidak memiliki rencana untuk memproduksi vaksin. Namun, kebutuhan masyarakat untuk terhindar dari infeksi Covid-19 di Indonesia membuat perseroan melakukan perubahan secara cepat.
Kalbe Farma melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan Genexine Inc, perusahaan farmasi Korea Selatan, Mei lalu. Melalui nota tersebut Kalbe Farma mengajak kolaborasi untuk mengembangkan vaksin Covid-19 baru.
"Kami langsung bekerjasama dengan pemain luar negeri yang punya teknologi. Kita bawa ke Indonesia. Kali ini, kami berpatner untuk melakukan riset secara internasional, uji klinis dengan menggunakan metode DNA," beber Vidjongtius.
Jika semua tahapan uji klinis berjalan dengan baik. Ditambah pemerintah mendukung dalam hal peraturan, Vidjongtius memperkirakan vaksin Kalbe Farma siap produksi di pertengahan 2021.(sol/mng/dof/mia/han/jpg)