PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Pasien positif corona (Covid-19) di Riau per hari Kamis (23/7) kembali bertambah. Berbeda dengan sehari sebelumnya yang terjadi penambahan hingga 38 kasus, kemarin penambahan pasien positif hanya dua orang. Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, dengan adanya penambahan dua pasien positif tersebut, total pasien positif Covid-19 di Riau saat ini menjadi 350 pasien dari sebelumnya 348.
Dua pasien positif tersebut berasal dari Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) dan Indragiri Hilir (Inhil).
"Penambahan dua pasien positif tersebut keduanya merupakan anak-anak. Satu berusia 10 tahun dan satu lagi seorang bayi yang masih berusia enam bulan," kata Mimi.
Pasien ke-349 yakni H (10) yang merupakan warga Kuansing dan saat ini sudah dirawat di RSUD Kuansing. H merupakan hasil tracing dari pasien positif Covid-19 sebelumnya, yang memiliki riwayat perjalanan dari Sumatera Barat.
"Sedangkan pasien ke-350 yakni SF (6 bulan) yang merupakan warga Inhil. SF merupakan kontak erat dari pasien positif Covid-19 sebelumnya yakni M (27)," sebutnya.
Dari jumlah pasien positif Covid-19 di Riau tersebut, yang masih menjalani perawatan sebanyak 106 pasien, 233 sehat dan pulang serta 11 orang meninggal dunia. Untuk pasien dalam pengawasan (PDP) yang masih dirawat 147, 2.193 sehat dan pulang serta 211 meninggal dunia.
"Sedangkan untuk orang dalam pemantauan sebanyak 3.491. Kabar baiknya, di Riau kembali ada satu pasien positif Covid-19 yang dinyatakan sembuh yakni DN (46) warga Pekanbaru," ujarnya.
Sementara itu Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar saat ditanyakan terkait ditemukannya pasien positif Covid-19 yang merupakan ASN di RSUD Arifin Achmad, apakah pihaknya akan kembali menerapkan kebijakan bekerja dari rumah? Menurutnya hingga saat ini belum ada kebijakan tersebut.
"Kalau kebijakan ASN bekerja dari rumah belum lagi, tapi harapan saya kepada ASN harus taat dalam melakukan protokol kesehatan," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Gubri juga mengaku sudah berkomunikasi dengan Pemerintah Kota Pekanbaru untuk mempertanyakan terkait peraturan wali kota Pekanbaru tentang sanksi bagi masyarakat yang tidak menerapkan protokol kesehatan.
"Saya sudah minta diperketat lagi pengawasan protokol kesehatan di Pekanbaru. Terutama dalam hal penggunaan masker. Termasuk untuk penerapan peraturan wali kota tentang sanksi pelanggar protokol kesehatan, agar masyarakat bisa disiplin lagi," ujarnya.
Bukan Transmisi Lokal
Pihak Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP) diminta Pemkab Siak lebih terbuka memberikan data dan informasi tentang orang yang masuk. Sebab saat ini ada 16 orang yang positif bukan transmisi lokal.
"Hal ini membuat kami sangat terpukul. Koordinasi kami harapkan terus berjalan. Termasuk jumlah pekerja yang didatangkan," jelas Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Budhi L Yuwono di Mes Pemda Siak, Kamis (23/7) petang.
Meski pada akhirnya pihak IKPP kooperatif, namun 16 orang yang positif itu perlu menjadi catatan. Untuk kecamatan di Kabupaten Siak jumlah itu terbilang tinggi. Meski mereka semuanya belum mulai bekerja, artinya belum ada kontak dengan pekerja lain.
"Kami meminta pihak IKPP, untuk menghentikan sementara memasukkan tenaga kerja dari luar Riau. Terutama dalam jumlah besar. Hal ini penting, karena untuk kebaikan bersama," jelas Budhi.
Lebih jauh dikatakan Budhi, jika pun harus ada yang masuk. Sebelum berangkat diminta data atau menginformasikan nama nama orang yang masuk ini, berapa jumlahnya. Supaya tidak simpang siur.
"Sebelum berangkat ke Siak melakukan swab dulu. Jika hasilnya negatif, baru boleh masuk ke Siak," jelas Budhi.
Adapun 16 positif yang dimaksud Budhi adalah, 14 klaster Sumsel. Dua lagi hasil perbaikan pencatatan data. Sebelumnya yang positif di Kabupaten Siak 36 kini tambah 2 menjadi 38 orang.
"Kemarin Gugus Tugas Provinsi menyebutkan 38. Kami belum memasukkan dua lagi, karena belum mendapatkan datanya," jelas Budhi.
Ada pun dua positif tersebut SS (34) merupakan WNAdan MR (18) keduanya sudah dirawat di Eka Hospital. Menurut Budhi, keduanya PDP hasil swab baru keluar kemarin. Meski di Provinsi Riau ada lab, mereka tidak diperiksakan di sini, tapi di Jakarta. Gugus Tugas provinsi dapatnya dari lab.
"Hal ini menjadi pelajaran. Kami terus menyinkronkan data untuk mengambil langkah yang harus dilakukan. Tapi karena pasien ini tinggal dalam Kompleks Mes IKPP khusus lajang, jadi tidak perlu melakukan episentrum," jelas Budhi.
Antisipasi Penularan, MIN 3 Simpang Tiga Ditutup
Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 3 Jalan Tengku Bey Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya Pekanbaru harus ditutup hingga batas waktu yang belum ditentukan. Pasalnya Senin (20/7) lalu, salah seorang wali murid datang ke sekolah mengambil rapor anaknya. Wali murid tersebut sempat bersalaman dengan salah seorang wali kelas (guru). Ternyata wali murid tersebut bekerja di RSUD Arifin Achmad dan telah dinyatakan positif Covid-19 oleh Pemprov Riau.
"Memang benar, MIN 3 Simpang Tiga Pekanbaru ditutup sementara dari segala aktivitas. Hal tersebut guna mencegah atau antisipasi penularan Covid-19. Sebelumnya ada salah seorang wali murid yang positif Covid-19 datang ke sekolah, dan sempat bersalaman dengan wali kelas. Agar tidak terjadi penularan atau penyebaran Covid-19, maka mulai, Kamis (23/7) MIN 3 Simpang Tiga Pekanbaru ditutup hingga batas waktu yang belum ditentukan," ujar Humas MIN 3 Simpang Tiga Pekanbaru Anwar kepada Riau Pos, Kamis (23/7).
Dijelaskannya, awalnya kami tidak mengetahui kalau wali murid yang bersalaman dengan wali kelas tersebut positif Covid-19. Setelah adanya informasi data yang disampaikan Pemprov Riau terhadap warga yang positif Covid-19, untuk itu kami mengambil langkah cepat dengan menutup segala aktivitas di MIN 3 Simpang Tiga Pekanbaru.
"Kami antisipasi saja agar tidak terjadi penularan yang lebih luas lagi, makanya ditutup. Saya juga belum bisa memastikan langkah apa selanjutnya, apakah akan dilakukan tes swab kepada wali kelas tersebut. Karena kan belum bisa dipastikan wali kelas yang sempat kontak langsung dengan wali murid tersebut dinyatakan positif Covid, tentu harus dilakukan tes swab dulu. Kami menunggu informasi selanjutnya. Yang jelas hal tersebut telah kami sampaikan kepada Kementerian Agama Kota Pekanbaru," jelasnya.
Ditambahkannya, di MIN 3 Simpang Tiga Pekanbaru telah menerapkan protokol kesehatan seperti mempersiapkan hand sanitizer, tempat dan sabun cuci tangan tempat menjelang pintu masuk kelas, dan lain-lain.
"Kami juga telah menerapkan protokol kesehatan di sekolah. Makanya ketika wali murid yang kontak langsung (bersalaman) dengan wali kelas tersebut langsung mencuci tangan," tambahnya.
Sebelumya Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Pekanbaru, Edwar S Umar mengatakan, Kemenag Kota Pekanbaru mengeluarkan kebijakan standar operasional prosedur (SOP) pembelajaran di masa Covid-19 Madrasah tahun pelajaran 2020/2021.
"Dalam porses pembelajaran secara tatap muka akan dimulai apabila ada izin dari tim gugus covid 19 Kota Pekanbaru dan terapkan protokol kesehatan," ujar Edwar S Umar.
Selanjutnya, pihak madrasah harus menyiapkan sarana alat pelindung diri (APD) untuk semua majelis guru dan tenaga kependidikan, dan siswa serta mempersiapkan hand sanitizer, tempat dan sabun cuci tangan, minimal tiga tempat menjelang pintu masuk kelas, dan ketika siswa guru dan karyawan berada di pintu gerbang madrasah diadakan pengukur suhu dengan thermo gun.
"Bagi yang suhu badan di atas 37,5 derajat celsius tidak dibenarkan memasuki pekarangan madrasah," terangnya.