Klaster Sumsel di Siak Bertambah Jadi 11
Karyawan sub kontraktor IKPP Perawang yang datang dari Sumatera Selatan (Sumsel) positif Covid-19 terus bertambah. Jika sebelumnya hanya enam, kini bertambah lima orang. Sehingga totalnya menjadi 11 orang. Sementara tiga lainnya dalam proses pemeriksaan dan saat ini diisolasi. Demikian dikatakan Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Budhi L Yuwono di Posko Covid Mes Pemda Jalan Hang Tuah Siak, Senin (20/7) petang.
Meski bertambah lima menjadi 11 orang, namun mereka positif bukan karena transmisi lokal, tapi sebaliknya mereka yang membawa Covid-19 dari wilayahnya.
"Makanya kami meminta pihak IKPP membantu karantina dan melakukan swab terhadap karyawan sub kontraktor yang pernah kontak dengan mereka, sehingga jelas perjalanannya," jelas Budhi.
Budhi juga mengingatkan agar gerak cepat, agar transmisi tidak terjadi di Perawang. Sehingga sisa lima orang lagi karena mereka berjumlah 16 orang, terus dijaga dan dilakukan pengawasan. "Hal ini masalah sangat serius, sebab dengan ditangani secara cepat dan benar, kami harapkan tidak ada penularan untuk warga sekitar maupun rekan kerja mereka," jelas Budhi.
Klaster Disdik Siak Bertambah Dua
Saat ini klaster Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Siak bertambah dua inisial A dan M. Dan saat ini keduanya menjalani perawatan di RSUD Tengku Rafi’an.
"Keduanya masuk pada Senin (20/7) siang. Swab keduanya positif, sehingga harus menjalani perawatan dan isolasi," jelas Direktur RSUD Tengku Rafi’an Siak Benny Chairuddin.
Lebih jauh dikatakannya saat ini ada empat orang pasien positif yang dirawat di RSUD Tengku Rafi’an, klaster Mempura pasangan suami istri My (90) dan F (80) dan klaster Disdik A dan M itu.
Sementara menurut Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Siak yang juga Asisten I Budhi L Yuwono, klaster Disdik dimulai dari N, menjabat sebagai kepala seksi di Disdik Siak. N diduga kontak erat dari pasien positif Sr (48), serta dua pasien positif lainnya Nr (23) dan Na (24). Dengan jumlah itu berarti ada delapan yang positif di Siak. Empat dirawat di RSUD Tengku Rafi’an, empat lainnya dirawat di Pekanbaru.
Pelalawan Kembali Bertambah
Jumlah pasien positif Covid-19 di Kabupaten Pelalawan kembali bertambah. Pada Ahad (19/7), seorang warga Jalan Lingkar Kecamatan Pangkalan Kerinci berinisial SAH (30) dinyatakan terkonfirmasi, namun pada Senin (20/7) menyusul dua warga lainnya di Negeri Seiya Sekata yang positif corona.
Kedua pasien terkonfirmasi tersebut berinisial MN (56), warga kompleks salah satu perusahaan swasta terbesar di Kecamatan Pangkalankerinci. Serta seorang ibu rumah tangga (IRT) berinisial SI yang berdomisili di Kecamatan Ukui.
"Ya, ada bertambah dua pasien baru positif Covid-19 di Pelalawan. Sehingga saat ini ada 3 orang warga di Negeri Amanah ini yang masih menjalani perawatan di ruang isolasi rumah sakit (RS). Dan ketiga pasien positif ini diketahui setelah hasil swab dari Labkesda Riau turun dan disampaikan kepada kami," terang Juru Bicara Percepatan Penanganan Covid-19 Pelalawan H Asril SKM MKes kepada Riau Pos, Senin (20/7).
Diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Pelalawan itu, adapun identitas warga pasien positif Covid-19 tersebut yakni MN (56) yang merupakan karyawan di salah satu perusahaan terbesar di Kecamatan Pangkalankerinci. MN ini merupakan orang tanpa gejala (OTG) atau tidak memiliki riyawat perjalanan dari luar daerah. Namun, saat menjalani rapid test mandiri oleh pihak perusahaan, diketahui hasilnya reaktif. Sehingga pada Kamis (16/7), dirujuk ke RS Awal Bros Pekanbaru dan dilakukan pengambilan cairan sampel lendir mulut dan hidungnya.
"Dan setelah dua hari dirawat, maka pada Sabtu (18/7), hasil swab MN keluar yang menyatakan karyawan perusaahan ini positif Covid-19. Sedangkan MN yang merupakan pasien positif ke-10 ini, masih menjalani perawatan diruang isolasi RS Awal Bros," paparnya.
Selanjutnya, sambung mantan Kabid P2PL Dinas Kesehatan Pelalawan ini, pasien ke-11 yakni SAH (30). Warga yang berdomisili di Jalan Lingkar Kecamatan Pangkalan Kerinci ini, memiliki riwayat perjalanan dari Provinsi Jambi yang sampai di Pelalawan pada 15 Juli lalu. Namun karena kondisi kesehatannya tidak baik akibat mengalami flu, demam dan sesak napas, maka pasien ini akhirnya berobat ke RS Efarina Pangkalankerinci pada tanggal 16 Juli.
"Dan pada Ahad (19/7), hasil swab dari Labkesda Riau turun yang menyatakan pekerja PT Kalila ini terkonfirmasi Covid-19," ujarnya.
Kemudian, lanjut Asril, pasien positif ke-12 yakni SI (38). Warga Kecamatan Ukui ini memiliki riwayat dari Kota Solo atau Surakarta Provinsi Jawa Tengah pada Jumat (17/7). Namun, saat berada di Kota Pekanbaru, istri dari ASN di Pelalawan ini melakukan rapid test di RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru yang hasilnya reaktif.
"Jadi, SI ini baru pulang dari Kota Solo menjenguk ibunya yang sakit. Dan saat sampai di Pekanbaru pada tanggal 17 Juli lalu, warga Kecamatan Ukui ini memeriksakan kesehatannya yakni rapid test di RSUD Arifin Ahmad yang hasilnya reaktif. Sehingga, dilakukan swab yang hasilnya pada Senin (20/7) diketahui positif Covid-19. Dan saat ini, SI telah dibawa ke RSUD Selasih Pangkalankerinci untuk menjalani perawatan intensif di ruang isolasi. Untuk itu, kami kembali mengimbau agar masyarakat di Negeri Amanah ini dapat kembali menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus corona," tutupnya.
Kasus Positif Baru Banyak dari Perkantoran
Pertumbuhan kasus positif Covid-19 masih terus terjadi. Jubir Pemerintah Untuk Covid-19 Achmad Yurianto mengungkapkan, bahwa sebagian besar pertumbuhan kasus positif berasal dari karyawan di kompleks perkantoran.
Hingga kemarin (20/7), Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (GTPPC-19) mencatat pertumbuhan kasus baru sebanyak 1.693 orang. Menjadikan total kasus Covid-19 nasional sebanyak 88.214 orang. Diimbangi dengan kasus sembuh sebanyak 1.576 orang sehingga menjadi total 46.977 orang. Selain itu, kasus kematian juga terus bertambah 96 sehingga menjadi 4.239 orang.
Yuri menjelaskan, dalam 1 minggu terakhir, dari analisis penelusuran kontak yang dilakukan oleh Gugus Tugas, penambahan kasus positif lebih banyak berasal dari aktivitas perkantoran. Aktivitas yang selama ini dilakukan dari rumah, namun mulai kembali dilakukan di perkantoran.
"Kami perhatikan kegiatan rapat. Pertemuan rapat yang ada di perkantoran. Kami mengingatkan sekali lagi. Bahwa aktivitas ini kalaupun harus dilaksanakan, lakukan di ruangan sirkulasi udara yang baik," kata Yuri, kemarin (20/7).
Yuri menyarankan rapat-rapat sebaiknya dilakukan di pagi hari. Ruang rapat pun harus dipastikan memiliki sirkulasi udara yang baik untuk menghindari konsentrasi mikrodroplet.
"Buka semua jendela. Sehingga diyakinkan sirkulasi udara baik. Matikan AC. Pastikan udara bergerak," jelasnya.
Selain itu, kata Yuri, penting untuk membatasi kapasitas ruang. Jika harus diikuti orang banyak, peserta rapat lain bisa mengikuti di ruangan lain dengan metode daring.
"Rapat upayakan lebih dari setengah jam. Hindari penyajian makanan dan minuman yang membuat peserta rapat harus membuka masker," katanya.
Selain itu, Yuri juga menegaskan bahwa kabar yang beredar tentang thermo gun yang dapat merusak otak tidaklah benar. Ia mengatakan bahwa penggunaan thermal gun sebagai alat ukur suhu tubuh manusia dipastikan aman. Secara ilmiah menurut Yuri, berbagai ahli sudah mengatakan bahwa thermal gun hanya mengukur suhu tubuh dengan pancaran radiasi sinar inframerah, yang setiap saat pasti akan dipantulkan oleh semua benda yang ada di sekitar. "Hanya inframerah," jelas Yuri.
Dalam hal ini, Yuri juga memastikan bahwa thermal gun tidak menggunakan sinar laser dan tidak menggunakan sinar radioaktif semacam, x-ray. "Bukan menggunakan laser atau radioaktif sinar X," katanya.(sol/ali/mng/amn/jpg/ted)
Laporan: TIM RIAU POS (Pekanbaru)