“Kita ingin melakukan replanting untuk perkebunan kelapa sawit masyarakat supaya hasilnya per hektare bisa dua atau tiga kali lipat. Ini untuk kesejahteraan masyarakat, khususnya petani,” kata Presiden.
Diakui Presiden mengenai replanting kelapa sawit di Riau sebenarnya sudah terlambat. Karena umurnya sudah 20 atau 25 tahun, dan kondisi ini juga diakuinya tidak di Riau saja, namun di beberapa provinsi lainnya.
“Memang terlambat kalau umurnya sudah sampai 25 tahun, namun ini perlu dilakukan agar petaninya bisa meningkatkan hasil panen,” tambah Presiden.
Berdasarkan data yang dihimpun Riau Pos dari Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Riau, ada sebanyak 131 hektare lahan sawit masyarakat yang akan direplanting. Kedatangan Jokowi hanya untuk seremoni replanting saja.
“Ada sekitar 131 hektare sawit masyarakat yang akan direplanting dan dananya sejak awal sudah diberikan,” kata Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau, Ferry HC.
Minta PU Bahas Bersama Masyarakat Rohul
Salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang mendapat penolakan adalah di Riau, yakni Waduk Lompatan Harimau atau Waduk Rokan Kiri di Kabupaten Rokan Hulu. Presiden tak menampik dia memberi atensi atas persoalan itu. Dia meminta agar Kementerian PU segera membahas bersama masyarakat atas persoalan di lapangan. Sebab, seluruh PSN di Riau dipastikan Presiden adalah prioritas.
Menurutnya persoalan penolakan masyarakat atas salah satu PSN di Riau yakni bendungan sudah dibahasnya.