Jumlah Jamaah Wafat Lampaui Tahun Lalu

Riau | Minggu, 01 September 2019 - 08:51 WIB

Jumlah Jamaah Wafat Lampaui Tahun Lalu
Jamaah haji asal Kota Pekanbaru memeluk anaknya ketika sampai di Kantor Kemenag Kota Pekanbaru. (MHD AKHWAN/RIAUPOS)


MAKKAH (RIAUPOS.CO) - Jumlah jamaah haji wafat tahun ini sudah melampaui jumlah tahun lalu. Padahal masa operasional haji 2019 masih berjalan sampai 6 September depan. Kasus serangan jantung akut menjadi penyebab tertinggi.

Tahun lalu jumlah jamaah wafat sampai akhir masa operasional haji berjumlah 388 orang. Sementara itu memasuki hari ke-57 operasional kemarin (31/8) jumlah jamaah haji meninggal mencapai 392 orang. Kasus kematian paling banyak ada di Kota Makkah dengan jumlah 314 orang.


Dilihat dari asal embarkasinya, kasus kematian terbanyak untuk jamaah Surabaya (SUB) dan Bekasi (JKS). Masing-masing 62 orang. Kemudian dari Embarkasi Solo (SOC) berjumlah 55 orang. Catatan kematian terkecil ada di Embarkasi Lombok (LOP) yakni tujuh orang.
Kepala Seksi (Kasi) Kesehatan Daker Makkah M Imran menuturkan, faktor kelelahan turut berperan atas tingginya jumlah jamaah yang wafat.

"Pasca Armuzna, jamaah haji terus melakukan tawaf Ifadah," katanya kemarin (31/8).

Setelah itu, lanjutnya, melakukan ibadah Sunnah seperti tawaf wada. Imran menambahkan. faktor kelelahan itu dapat memicu kondisi darurat. Misalnya memperparah penyakit yang diderita sejak dari tanah air. Atau bisa juga memicu penyakit baru. Dia mengatakan banyak kasus jamaah wafat karena serangan jantung akut.

"Faktor cuaca juga berpengaruh. Cuacanya esktrem. Panas sekali," jelasnya.

Imran menuturkan sampai saat ini masih ada 49 jamaah yang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah. Kemudian ada 111 jamaah di RS Arab Saudi. Mereka akan terus dirawat dan distabilkan sehingga bisa menempuh perjalanan ke Madinah.

Imran menuturkan Sabtu malam merupakan flight terakhir pemulangan jamaah dari Jeddah. Kloter terakhir pemulangan adalah BTH-15 dari Embarkasi Batam. Karena sudah tidak ada flight pemulangan dari Jeddah, maka jamaah yang sebelumnya dirawat dievakuasi ke Madinah.

Proses pemulangan jamaah dari Madinah masih panjang. Yakni sampai 15 September mendatang. "Tadi diantar ke Madinah sebanyak enam jamaah," jelasnya.

Imran menuturkan perjalanan ke Madinah memakan waktu enam sampai tujuh jam. Jamaah yang tidak bisa duduk, dievakuais sambil berbaring.

Sementara itu proses pencarian jamaah atas nama Tapsirin Wajat Ratam masih terus dilakukan. Jamaah asal Palembang itu dinyatakan hilang sejak proses Mabit di Mudzalifah pada 10 Agustus lalu. Kemarin (31/8) Kepala Bidang Perlindungan Jamaah Jaetul Muchlis mengunjungi kembali titik awal hilangnya Tapsirin di Mudzalifah.

 

>>Berita selengkapnya baca Riau Pos hari ini.

Sumber : Jawa Pos
Editor : Rinaldi

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook