PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Mengamati perkembangan terakhir perekonomian Riau sesuai dengan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), capaian kinerja pasangan Gubernur Riau dan Wakil Gubernur Riau H Syamsuar-Edy Natar Nasution sudah jauh melampaui target yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2019-2024.
Hal ini disampaikan akademisi Unri yang merupakan dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Assoc Prof Dr H Edyanus Herman Halim SE MS, Selasa (28/2). Pernyataan ini sekaligus meluruskan informasi yang simpang siur di media, beberapa hari ini.
“Walaupun sempat diterpa bencana Covid-19 yang menyebabkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan terkontraksi sangat tajam, namun recovery-nya dapat kembali menyesuaikan dengan dinamika masyarakat yang ada,” ujar Edyanus.
Dijelaskannya, dalam RPJMD 2019-2024 ditargetkan pertumbuhan ekonomi Riau harus mencapai 3,1 persen sampai dengan 3,75 persen. Tapi, ternyata sampai akhir tahun 2022 pertumbuhan ekonomi Riau sudah berada pada tingkat yang sangat signifikan, yakni sebesar 4,55 persen.
“Ini merupakan prestasi yang luar biasa karena ternyata secara spasial, pada tahun 2022 Provinsi Riau mampu berkontribusi sebesar 5,18 persen terhadap perekonomian nasional. Provinsi Riau merupakan provinsi dengan PDRB terbesar kelima di Indonesia atau PDRB terbesar di luar Pulau Jawa,’’ ujarnya.
‘’Sudah selayaknyalah kita memberikan apresiasi kepada jajaran Pemerintah Provinsi Riau karena sudah mampu membalikkan situasi keterpurukan ekonomi akibat Covid-19 kepada keadaan yang malah jauh lebih tinggi dari target yang direncanakan sebelumnya. Sebagaimana yang diamanatkan rakyat Riau melalui keputusan para wakil rakyat dalam RPJMD,” tambahnya.
Membaiknya pertumbuhan ekonomi Riau, lanjut Edyanus, memberi dampak yang sangat positif pada kesejahteraan masyarakat yang tercermin dari profil ketenagakerjaan dan kemiskinan. Pada tahun 2022 ini Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Riau hanya sebesar 4,37 persen yang berarti lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 4,42 persen. Capaian tahun 2022 sudah mendekati target RPJMD 2019-2024 sebesar 3,74 persen.
Sementara dari aspek penduduk miskin capaian yang diperoleh juga sangat signifikan. Jumlah penduduk miskin tinggal 6,78 persen. Turun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 7,12 persen. Capaian tahun 2022 sudah mendekati target RPJMD 2019-2024 yang menetapkan target penduduk miskin sebesar 6,05 persen.
Di sisi lain kesejahteraan penduduk di pedesaan terlihat semakin meningkat yang tercermin dari naiknya Nilai Tukar Petani (NTP) dari 133,68 menjadi 139,27.
Keberhasilan memperbaiki kualitas pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau juga patut diapresiasi karena target pengurangan kesenjangan perekonomian sebagaimana yang diamanahkan oleh RPJMD 2019-2024 sudah mampu direalisir, meskipun saat ini baru sampai tahun 2022 dan masih dalam rangka pemulihan akibat Covid-19.
Kondisi ini tercermin dari angka Indeks Gini Rasio yang sudah berada pada posisi 0,326 yang berarti sudah lebih baik dari target capaian yang ditetapkan RPJMD 2019-2024 sebesar 0,334.
Semakin baiknya perekonomian Riau dan tingkat kesejahteraan masyarakat yang ditinjau dari berbagai indikator tersebut, juga dapat diamati dari aspek kemandirian daerah Riau yang semakin tinggi. Kemampuan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dapat dijadikan cermin membaiknya perekonomian daerah dan dinamika kesejahteraan masyarakat.
“Apalagi ketika penerimaan PAD tersebut jumlahnya sudah dapat melebihi pendapatan dana-dana transfer dari pemerintah pusat. Kemandirian daerah akan berimplikasi pada keleluasan pemerintah daerah mengalokasikannya pada sektor-sektor strategis di daerah tanpa dipengaruhi oleh campur tangan pemerintah pusat,’’ ujarnya.
‘’Sampai dengan tahun 2022 ini, tingkat Kemandirian Daerah Provinsi Riau telah mencapai 54,31 persen. Artinya, sejak proses otonomi daerah diberlakukan di Indonesia, maka baru pada periode Pemerintahan Riau sekaranglah, Provinsi Riau ini mampu menunjukkan kemandiriannya dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah,” tambahnya.
Hal ini, lanjut Edyanus, tentu memberikan marwah tersendiri bagi Provinsi Riau dalam kancah proses penyelenggaraan pemerintah daerah di Indonesia.(adv/sol)