JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Sejumlah ide besar tentang ekonomi Indonesia lahir dalam debat pilpres terakhir yang berlangsung malam tadi (13/4). Kedua paslon presiden dan wakil presiden mencurahkan pikirannya untuk membuat ekonomi Indonesia makin berkembang. Masing-masing memiliki ide yang ditonjolkan pada segmen-segmen yang ada.
Paslon 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin dalam paparannya mengenai ekonomi menekankan pada pemerataan. ’’Tidak hanya bertumpu pada pertumbuhan ekonomi,’’ terang Jokowi.
Bila hanya mengandalkan pertumbuhan, maka yang terjadi adalah ketimpangan. Atas dasar itulah, selama 4,5 tahun ini Pemerintah fokus pada pembangunan infrastruktur. Tidak hanya di Jawa namun juga di luar Jawa, agar memacu pemerataan ekonomi.
Infrastruktur, lanjut Jokowi, sangat berpengaruh pada perekonomian.
Dia mengingatkan, ekonomi makro berbeda cara pandangnya dengan ekonomi mikro. ’’Dalam ekonomi makro, kita mengelola agregat produksi,’’ lanjutnya. Sementara, ekonomi mikro berkaitan dengan aktivitas jual beli.
Karena itu, tidak mungkin membangun industri-industri baru yang berorientasi ekspor, bila tidak ada infrastruktur yang mendukung. Jokowi dan Ma’ruf menawarkan pembangunan yang berkesinambungan. Tahapan pertama adalah infrastruktur, kemudian pembangunan Sumber Daya Manusia. Dilanjutkan dengan reformasi struktural, dan sebagai pamungkas adalah reformasi di bidang teknologi informasi.
Ide besar lainnya ada di bidang penerimaan pajak. Jokowi menyatakan, program konkret yang dia tawarkan adalah perluasan basis pajak. Sehingga sumber-sumber penerimaan pajak juga makin beragam. Saat ini pun, dalam membayar pajak, masyarakat juga makin dimudahkan dengan bantuan teknologi Informasi. ’’Bapak (Prabowo) kalau mau lapor SPT bisa pakai e-filling, dari rumah, jam berapa pun bisa dilakukan,’’ tambah mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Sementara, Cawapres 01 KH Ma’ruf Amin menjelaskan, ide besar mengenai pengembangan ekonomi Syariah. Menurut dia, Indonesia punya modal besar di bidang ekonomi Syariah. Mulai sukuk, perbankan, hingga produk halal. ’’Ke depan kita akan percepat dengan pembentukan badan pengembangan ekonomi Syariah,’’ ucapnya.
Kemudian, potensi zakat dan wakaf juga akan ditumbuhkan dengan mengembangkan badan-badan zakat yang ada saat ini. ’’Tidak lagi hanya menerima zakat, tapi mengambil zakat,’’ lanjutnya. Mengingat, konsep Lembaga zakat dalam Islam memang untuk memungut zakat, bukan menerima zakat.
Sementara itu, Paslon 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno dalam paparannya menekankan pada penciptaan lapangan kerja dan memastikan harga-harga terjangkau oleh seluruh masyarakat. ’’Kuncinya ada pada kepastian usaha dan kepastian hukum,’’ terang Sandiaga. Kepastian usaha secara otomatis akan berkorelasi dengan penciptaan lapangan kerja.