JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kualitas personal rata-rata Joko Widodo (Jokowi) masih unggul dalam penilaian kalangan elite, opinion leader, dan masa pemilih nasional.
Hal itu terungkap dalam survei Saiful Mujani Research Center (SMRC) terbaru. Adapun Jokowi unggul dari sejumlah nama besar lainnya, dari Jusuf Kalla (JK) sampai dengan hingga Kepala BIN, Budi Gunawan.
Penilaian kriteria kualitas personal itu soal kapabilitas, empati, integritas, aksepbilitas, kontinuitas. Dalam survei itu, kalangan elite menyebut Jokowi unggul dengan nilai rata-rata sebesar 7,8 poin.
Kemudian ada nama JK dengan 7,5 poin, Mahfud MD 6,9 poin, Airlangga Hartarto 6,4 poin dan sejumlah nama-nama lainnya dengan perolehan yang sangat tipis.
"Dari sekian banyak tokoh yang dinilai, dan dari lima kriteria kualitas personal, elite menilai Jokowi adalah tokoh dengan skor rata-rata paling tinggi," ujar CEO Riset SMRC Djayadi Hanan, sebagaimana diberitakan JawaPos.com, Jumat (6/7/2018).
Di sisi lain, kalangan opinion leader alias kalangan yang banyak ikut bersuara dan membentuk pendapat publik seperti pengamat ataupun intelektual mengakui nama Jokowi mengungguli nama-nama lainnya.
Jokowi bahkan mempunyai nilai rata-rata sebesar 8,4 poin, jauh mengungguli nama lainnya yang hanya memperoleh di bawah 7,2 poin.
"Tetap masih Jokowi dan JK. Sementara urutan 5 teratas adalah Mahfud MD, Sri Mulyani Indrawati, Said Aqil Siraj, Airlangga Hartarto, dan M. Zainul Majdi," jelasnya.
Adapun untuk opini pemilih nasional pun menyebut bahwa Jokowi masih memiliki kualitas personal yang paling baik daripada calon-calon lainnya. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mendapatkan nilai 85 poin atau hanya kalah tipis dengan mantan panglima TNI Gatot Nurmantyo.
"Opini massa pemilih nasional menyukai atau menerima tokoh-tokoh di luar Jokowi ada nama Jusuf Kalla, dan Prabowo, Gatot Nurmantio, Sri Mulyani Indrawati, Mahfud MD, M. Zainul Majdi, dan Anies Baswedan," sebutnya.
Menurut SMRC, hasil studi itu diharapkan dapat memberikan masukan pihak-pihak yang berkepentingan langsung dengan pencalonan wakil presiden. Sebab, penilaian masyarakat dapat menentukan hasil akhir dari pemilihan presiden.
Survei itu melibatkan semua warga negara Indonesia yang punya hak pilih yang dipilih secara random (Survei Nasional). Total responden 2.206 orang. (aim)
Sumber: JPG
Editor: Boy Riza Utama