MARI BERWISATA DI RIAU

Menjemput Panorama Nostalgia di Lubang Kolam

Pesona Indonesia | Kamis, 14 Januari 2016 - 08:55 WIB

 Menjemput Panorama Nostalgia di Lubang Kolam
Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman dan Kepala Disparekraf Riau Fahmizal berserta rombongan mengunjungi Lubang Kolam, bekas jalur lalu lintas Riau-Sumbar, Sabtu (9/1/2016).

Lubang Kalam, merupakan sebuah lubang panjang yang merupakan jalan umum berupa sebuah terowongan cukup besar. Bisa dilewati bus besar dan memang sangat gelap, sehingga Kalam yang dalam bahasa Kampar dan Minang artinya adalah gelap.

Lubang kolam, tidaklah seseram yang dibayangkan. Dibangun tahun 40-an. Saat itu, Lubang Kalam juga menjadi satu-satunya jalan penghubung dari Riau ke Sumbar. Setelah memasuki 90-an, Lubang Kolam tidak lagi berfungsi sebagai jalan lalu lintas karena sebagian jalan lintas di kawasan ini terendam oleh air Danau PLTA Kotopanjang. Air ini juga merendam desa-desa di sepanjang tepian kawasan ini.

Baca Juga :Tarif Tol Permai dan Pekanbaru-Bangkinang, Ini Destinasi Wisata Terdekat

Lubang Kolam dibangun saat pendudukan Jepang di tanah air. Memang bagi warga Riau yang sudah berusia diatas 50 tahun, dan kerap bolak balik Riau-Sumbar masih memiliki kenangan atas lubang kalam ini. Ya, Lubang Kolam hingga kini masih utuh. Sama seperti sebelumnya, masih gelap dan ada kesan seram ketika melewatinya. Hanya saja tentu tidak lagi bisa tembus ke Sumbar karena sudah menjadi danau untuk pembangkit listrik tenaga air.

Dibukanya Lubang Kolam sebagai tempat wisata seolah ingin menguak kembali berbagai kenangan yang pernah terjadi di tempat ini. Nostalgia masa lalu jugalah, yang tampaknya membawa Plt Gubri H Arsyadjuliandi Rachman meninjau lokasi tersebut. Karena zaman mudanya, Ia masih melalui jalur tersebut untuk menuju wilayah Sumbar.

Posisi Lubang Kolam berada sebelum jembatan Rantau Berangin dari arah Sumbar atau setelahnya dari arah Riau. Berbagai desa yang dilalui sebelum Lubang Kolam dari arah Sumbar melalui jalan lama yakni Payakumbuh, Lubuk Bangku, Hulu Aia, Koto Alam, Lubuk Jantan, Manggilang, Pangkalan, Tanjung Balik Muara Mahat dan Lubang Kalam. Baru kemudian jembatan  Rantau Berangin, Salo, Bangkinang, Kampar, jembatan Danau Bingkuang, Rimbo Panjang dan Pekanbaru.

Jadi dari Pekanbaru, sekitar dua jam setengah jika jalan lancar dengan kecepatan 60 KM/Jam. Tentu banyak yang mengetahui, dimana pada saat Lubang Kolam masih berfungsi sebagai jalan umum, kendaraan umum dari Sumbar banyak yang melintas.

Tentu kita masih ingat, nama-nama bus seperti Gagak Hitam, Merah Sari, Gumarang, Sinar Riau, Cinduamato, Kampar Jaya dan Sinar Riau, ANS, dan lainnya. Memang dari nama-nama tersebut, sebagiannya sudah tidak beroperasional lagi. Selain itu, mobil pengangkut sayur dari Sumbar masuk ke Riau juga melewati lubang kolam ini.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook