Menteri Pariwisata Arief Yahya langsung mengangkat dua jempol atas langkah cepat yang dilakukan kompatriotnya di sektor pariwisata ini. Menurutnya langkah cepat AP II dalam menemukan masalah, melakukan evaluasi dan menerapkan kebijakan merupakan wujud dari satu bentuk perusahaan yang telah memiliki standard dunia.
Jika semua bandara diterapkan manajemen yang serius sampai ke bawah seperti ini, dijamin problem apapun yang terkait dengan keluhan wisatawan, akan cepat terjawab dg sistem. "Bagus! Controling yang memberi impact bagus buat karyawan untuk menaikkan service excellence," ungkap Arief Yahya.
"Presiden juga telah mengingatkan sebelumnya bahwa hanya bangsa yang cepat bergerak yang akan memenangkan persaingan. Dalam bahasa saya, bukan yang besar akan makan yang kecil. Tetapi yang cepat akan makan yang lambat," ujar Arief Yahya.
Sebagai BUMN yang menjalani operasional bandara, tentunya dasar kebijakan AP II adalah memberikan layanan terbaik bagi masyarakat, dalam hal ini pengguna jasa penerbangan. Ketika layanan semakin baik, maka pengguna jasa penerbangan semakin puas. Termasuk wisatawan yang mayoritas masuk ke Indonesia melalui jalur udara. Dan Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta sendiri adalah pintu masuk terbesar bagi arus wisatawan. "Ini bagian dari bentuk Indonesia Incorporated. Saya semakin percaya diri target 15 juta wisatawan mancanegara di tahun ini dapat tercapai," kata Menpar. (adv)