JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendiknbud) Aiun Naim mengatakan, anggaran pendidikan 2020 sekitar Rp450 triliun. Hal itu pun dikatakan belum cukup untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Pasalnya, jumlah penduduk Indonesia yang masih dalam usia belajar lebih dari 55 juta jiwa. Di mana, total penduduk Indonesia sendiri sekitar 270 juta jiwa.
"Alokasi anggaran negara yang minimum 20 persen itu untuk pendidikan. 20 persen ini kelihatan besar, sekitar Rp450 triliun untuk pendidikan. Namun melihat ukuran penduduk dan usia penduduk dalam masa pendidikan, ini tergolong kecil. Jumlah penduduk kita yang masih dalam usia sekolah itu bisa mencapai 55 juta lebih," kata dia dalam webinar, Sabtu (20/6).
Dana tersebut dikatakan masih relatif kecil jika dibandingkan pengeluaran dari negara maju untuk pembangunan pendidikan. "Itu (anggaran) masih kecil pengeluaran kita diukur dari size siswa yang kita miliki. Jadi spending per murid itu sangat kecil," tuturnya.
Kata dia, pendidikan ini, semakin penting jika melihat kondisi sekarang. Mengingat permasalahan yang semakin kompleks. Apalagi, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi serta inovasi yang semakin cepat mengharuskan Indonesia untuk mengimbanginya.
"Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mana ini merupakan sarana utama kalau kita mau jadi masyarakat sejahtera dengan pendapatan yang tinggi. Dari aspek ini pendidikan sangat penting," tambah Ainun.
Aspek lain yang harus diperhatikan tentang pentingnya pendidikan, yakni adanya bonus demografi yang terjadi mulai sekarang hingga 2030. Di mana jumlah penduduk Indonesia dalam usia produktif itu lebih banyak daripada jumlah penduduk yang non produktif.
"Penduduk usia produktif ini harus kita isi agar supaya bisa menjadi bonus. Isinya dengan pendidikan, jadi generasi muda kita harus diberi pendidikan yang baik. Meningkatnya kompetisi dan semakin cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan tekonologi serta inovasi, kita juga harus punya inovasi pendidikan, sehingga masyarakat menjadi yang berpendidikan, berpengetahuan dan menguasai teknologi dan berinovasi," tutup dia.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi