Evaluasi juga penulis lakukan dengan wawancara terhadap pengelola, beberapa staf pengajar Program Studi Teknik Informatika, hasil wawancara menyimpulkan bahwa rata-rata peserta didik masih lemah dalam penguasaan materi, kurang motivasi dalam belajar dan tidak terbiasa belajar mandiri atau kelompok. Peserta didik cenderung menerima saja apa yang disampaikan oleh tenaga pendidik, kurang kreativitas dan tidak terjadi interaksi yang baik dalam proses pembelajaran.
Pada kesempatan yang sama penulis juga melakukan wawancara dengan beberapa peserta didik di Program Studi Teknik Informatika yang pernah mengambil mata kuliah struktur data, mereka berpendapat bahwa materi-materi struktur data sangat sul it dipahami dan kurang paham sehingga tidak bersemangat dalam belajar.
Hal senada juga diperkuat berdasarkan observasi lapangan yang dilakukan ke beberapa Perguruan Tinggi di Riau, terdapat sebagian besar tenaga pendidik pada perguruan tinggi masih cenderung menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada tenaga pendidik, padahal konsep belajar peserta didik aktif (student centered learning) telah lama diterapkan.
Pendekatan pembelajaran yang dipakai masih berfokus pada dirinya sendiri, belum banyak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memanfaatkan waktu yang terjadwal lebih efektif dan efisien. Sehingga peserta didik kesulitan dalam memahami apa yang diajarkan, padahal penalaran dan kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat penting bagi siapa saja yang ingin menjadi profesional dalam bidangnya.
Budaya belajar peserta didik yang pasif dan kurang partisipatif membuat rendahnya kreativitas, inovasi tidak berkembang, sehingga kurang kritis, lemah dalam memecahkan masalah, serta tidak berani dalam mengambil keputusan. Mereka akan tumbuh menjadi tenaga kerja yang tergantung patron kerja yang baku seperti robot, selayaknya mereka berkesempatan untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensinya secara optimal, mampu belajar mandiri sesuai dengan paradigma baru pembelajaran. Bahkan peserta didik hendaknya mampu mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang didapat dari stimulus yang diterimanya dari lingkungan.
Fakta lain juga mengungkapkan dari hasil kunjungan dan observasi yang dilakukan ke beberapa industri Kawasan Perindustrian Muka Kuning dan Komplek Perindustrian di Batam pada tahun 2018. Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap beberapa orang manajer, mereka menyampaikan bahwa lulusan perguruan tinggi khususnya sarjana atau diploma Teknik Informatika belum siap pakai, kompetensi lulusan masih sangat rendah, belum relevan dengan dunia kerja dan industri.
Selain itu kemajuan dunia kerja dan industri tidak berimbang dengan pembelajaran dan praktik yang dilakukan pada perguruan tinggi, hal ini membuat lulusan semakin jauh dari harapan dunia kerja. Kemajuan teknologi yang begitu pesat hendaknya dapat direspon dengan cepat oleh perguruan tinggi yang mencetak tenaga kerja, begitu juga dalam hal proses pembelajaran ilmu komputer berharap adanya kerjasama yang baik antara perguruan tinggi dengan dunia industri.
Lulusan perguruan tinggi harus mampu menjawab tantangan industri 4.0. Terakhir pihak industri berharap perlu adanya inovasi-inovasi dalam proses pembelajaran khususnya pembelajaran dasar pemrograman seperti dengan menerapkan pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning), pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning). Kendala yang dialami oleh tenaga pendidik pada mata kuliah struktur data di Program Studi Teknik Informatika adalah belum adanya model pembelajaran yang mendekatkan para peserta didik dengan prosedur struktur data pada masalah yang nyata dan sesungguhnya. Peserta didik masih cenderung belajar atas petunjuk tenaga pendidik dan bukan atas kesadaran sendiri untuk mencari sumber-sumber belajar yang ada, walaupun sumber belajar struktur data di internet tersedia cukup banyak.
Selain itu, rendahnya kemampuan berpikir kritis peserta didik menjadi masalah utama dalam proses pembelajaran struktur data yang menuntut peserta didik untuk berpikir kritis,. Solusi terbaik untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis tersebut dengan menerapkan model pembelajaran problem based learning. Akan tetapi kemampuan berpikir kritis tidak akan muncul jika tidak adanya motivasi sehingga untuk meningkatkan motivasi penulis mengkolaborasikan model problem based learning dengan cooperative tipe STAD.
Cooperative tipe STAD sangat cocok untuk memotivasi kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam mata kuliah struktur data, dimana dalam tahapan model pembelajaran tersebut terdapat tahapan pemberian penghargaan kepada peserta didik yang memiliki prestasi yang sangat baik. Untuk menghasilkan suatu model pembelajaran yang dikembangkan agar tujuan pembelajaran tercapai seperti meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik yang valid, praktis, dan efektif, maka diperlukan suatu kajian yang mendalam berupa penelitian.
Adapun prosedur penelitian pengembangan yang penulis gunakan adalah prosedur pengembangan ADDIE dengan 5 tahapan prosedur pengembangan. Tahapan prosedur penelitian R&D yang dilakukan penulis yaitu: (1) Analysis (2) Design (3) Development. (4) Implementation. (5) Evaluation.