JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Bisa kuliah di luar negeri tentu jadi impian sebagian besar anak muda. Nah, biar sukses diterima di universitas impian, ada sejumlah hal yang wajib diperhatikan. Yuk simak tipsnya.
Pertama, persiapan tidak boleh mepet alias di injury time. Misal, untuk pelajar di jenjang sekolah menengah atas (SMA), dianjurkan memulai perencanaan sejak kelas X.
"Jangan pada tahun akhir baru memilih ingin masuk ke mana," ujar Recognitions Manager Southeast Asia and Pacific Cambridge Assessment International Education, Kamal Mamat, ditemui di acara Cambridge Schools Conference di Bali, Senin (9/12).
Sebab, kata dia, persiapan lebih dini memegang peranan penting. Anda menjadi lebih siap dengan segala prasyarat untuk kuliah di kampus idaman.
Dia mencontohkan, ketika siswa ingin mengambil jurusan psikologi. Maka ia harus fokus untuk meraih nilai maksimum untuk mata pelajaran penunjang.
"Kalau baru diputuskan di kelas XII tentu sudah telat. Sudah firm (nilainya, red)," ungkapnya.
Oleh karena itu, jadi tugas guru untuk menggali apa visi dan misi anak didik sejak awal. Kemudian, membantunya dalam mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan pencapaian tersebut.
"Paling penting cita-cita masing-masing. Apa yang mau dipelajari saat S1, visi anak-anak harus diexplore," katanya.
Selain nilai, lanjut dia, ada juga persiapan berbahasa Inggris. Sebagai informasi, jika ingin masuk universitas di Inggris, pelajar wajib memiliki sertifikat International English Language Testing System (IELTS) dengan nilai minimum dari universitas yang dituju.
"Cambridge misalnya. IELTS harus 7,5. Ini kan harus dipersiapkan," tutur mantan Senior Officer, Education, Youth and Training Division The ASEAN Secretariat tersebut.
Kedua, perhatikan waktu pendaftaran. Menurut dia, ada universitas-universitas yang pendaftarannya dimulai dari jauh-jauh hari, tidak mepet jelang masa kelulusan siswa.
Kebanyakan universitas tersebut bakal memberikan wawancara langsung untuk setiap tahap. Jadi, butuh waktu panjang sebelum masa pengumuman. Guna membantu para siswa, dia menyarankan agar sekolah memiliki admission guidance counselor.
Maksudnya, ada guru yang khusus dilatih untuk memberi informasi seputar universitas. Guru harus update segala sesuatu berkaitan dengan pendaftaran universitas, baik di dalam maupun luar negeri.
Ditemui dalam kesempatan yang sama, pengajar SPK Saint Peter School Jakarta Rutdiana mengatakan, untuk penentuan jurusan kuliah di luar negeri biasanya memang dilakukan di awal. Kemudian ditindaklanjuti dengan pengambilan mata pelajaran yang mendukung jurusan kuliah yang diambil.
Dia mencontohkan, pendaftaran jurusan kedokteran. Selain mata pelajaran wajib, matematika dan bahasa Inggris, siswa akan diarahkan mengambil mata pelajaran pendukung seperti biologi dan kimia.
"Jadi, memang harus disiapkan dari awal," ujar perempuan yang akrab disapa Rut itu. Selain itu, persiapan sejak awal ini juga diperlukan untuk penyusunan portofolio.
Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi