Pria yang juga menjabat Kepala Disdikbud Riau ini menceritakan pada kegiatan di Rumbai, di mana dikumpulkan 60 anak putus sekolah. Untuk kemudian ditanyakan kendala-kendala dan masalah yang mereka hadapi serta mendorong semangat untuk kembali bersekolah.
Remaja yang terdiri dari anak putus sekolah mulai tingkat SMP dan SMA tersebut dikumpulkan di SMA Olahraga Rumbai. Berbagai keluhan disampaikan mulai ketiadaan biaya, serta berbagai faktor lainnya hingga menyebabkan mereka terpaksa meninggalkan bangku sekolah. Ada juga di antaranya yang mengaku karena malas sekolah akibat dipengaruhi faktor pergaulan lingkungan.
“Keterangan ini penting, agar nantinya Disdikbud tak salah langkah menentukan arah. Kita data dulu, kita cek keterangan dulu pernah sekolah di mana, termasuk dokumen atau identitasnya. Intinya kita ingin tahu dulu apa penyebab mereka putus sekolah,” paparnya.
Adapun program bantuan yang ingin ditawarkan dalam membantu anak putus sekolah tersebut, yakni berupa melanjutkan pendidikan paket A,B dan C, atau memberikan bekal keterampilan sesuai dengan hobi dan bakat masing-masing. Paket pendidikan dan keterampilan tersebut akan dialokasikan dalam APBD, namun ada juga dalam bentuk program orang tua asuh yang bersumber dari swasta. Hal ini juga dimaksudkan, sebagai bentuk kepedulian bersama masyarakat terhadap masyarakat yang kurang mampu terhadap sesamanya.
“Di Lapas anak kita juga memotivasi mereka agar memiliki ketrampilan agar bermanfaat nantinya bagi diri sendiri terlebih dahulu,” tambahnya.
Melalui Tampan yang diketuai Dr Adolf Tambusai, dan pelaku sosial pendidikan, Kamsol akan terus menyiapkan berbagai langkah dalam memajukan pendidikan Riau. Karena hingga kini angka putus sekolah di Riau cukup besar. Di mana untuk SMA/SMK mencapai 153 ribu. Kemudian tingkat SMP sampai 80 ribu, sedangkan SD 50 ribu.(tie)