PELALAWAN (RIAUPOS.CO) -- Kasus gizi buruk dan stunting yang terjadi Kabupaten Pelalawan semakin mengkhawatirkan. Pasalnya, kasus ini sudaah menelan korban jiwa bernama Arsani Khaila Fitri Putri yang menghembuskan nafas terakhir di RSUD Selasih Pangkalan Kerinci, Ahad (12/1) malam lalu.
Untuk itu, dengan adanya temuan kasus gizi buruk tersebut, maka Dinas Kesehatan (Diskes) Pelalawan terus berupaya maksimal untuk mengantisipasi dan menekan angka kasus gizi buruk dan stunting yang terjadi Negeri Seiya Sekata. Hal ini dibuktikan dengan disusunnya 8 aksi konvergensi penuntasan kasus gizi buruk dan stunting di Pelalawan.
"Ya, dengan adanya sejumlah temuan kasus gizi buruk yang masih terjadi di Kabupaten Pelalawan, maka kita dari Diskes Pelalawan sudah menyusun 8 aksi konvergensi penuntasan kasus gizi buruk dan stunting di Negeri Amanah ini," terang Kepala Dinas Kesehatan Pelalawan H Asril SKm MKes didampingi Kabid P2PL dr Andan Dewi kepada Riau Pos, Selasa (14/1).
Diungkapkan Asril, bahwa adapun 8 aksi konvergensi penuntasan kasus gizi buruk dan stunting di Pelalawan yakni aksi analisa situasi. Aksi ini adalah proses untuk mengidentifikasi sebaran prevalensi stunting di Kabupaten Pelalawan.
Sedangkan tujuan aksi ini untuk menentukan program kegiatan yang diprioritaskan alokasinya. Dan menentukan upaya perbaikan manajemen layanan untuk meningkatkan akses rumah tangga 1.000 HPK secara simultan terhadap intervensi gizi prioritas, baik berupa intervensi gizi spesifik maupun intervensi gizi sensitif.
"Kemudian aksi rencana kegiatan sebagai rencana tindak lanjut dalam merealisasikan rekomendasi hasil analisis situasi. Rencana ini berisikan program dan kegiatan OPD untuk meningkatkan cakupan layanan intervensi. Dan kegiatan untuk meningkatkan integrasi intervensi kabupaten dan desa yang akan diintegrasikan dalam rencana kegiatan ke dalam rencana kerja pemerintah daerah dan rencana kerja OPD," bebernya.(amn)