PANGKALAN KERINCI (RIAUPOS.CO) - Tingginya curah hujan membuat debit air Sungai Kampar mengalami kenaikan hingga 50 cm. Ancaman banjir mulai membayang. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan segera menetapkan status siaga darurat penanggulangan bencana banjir dan longsor tahun 2023. Penetapan status itu, untuk mempermudah penanganan di lapangan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Demikian dikatakan Kalaksa BPBD Pelalawan Zulfan MSi kepada Riau Pos, Rabu (6/12) kemarin di Pangkalankerinci. Dikatakannya bahwa, penetapan status siaga darurat banjir dan longsor berlangsung sejak 1 Desember hingga 31 Desember 2023 mendatang.
“Penetapan status ini diputuskan setelah melihat curah hujan yang semakin tinggi menjelang akhir tahun 2023 mendatang. Dan memang setiap akhir tahun, Pemkab Pelalawan selalu menetapkan status siaga darurat banjir dan longsor untuk memaksimalkan penanganan bencana yang muncul,” terangnya.
Dijelaskan mantan Sekretaris Dinas Perikanan Pelalawan ini bahwa, dengan adanya penetapan status tersebut, maka sejumlah persiapan penanganan penanggulangan bencana juga telah disiapkan pihaknya. Seperti menyiagakan personel dan persediaan peralatan penanggulangan bencana banjir dan longsor.
“Begitu juga dengan posko-posko yang telah dipersiapkan di titik daerah rawan banjir. Khususnya yang berada di daerah aliran sungai (DAS)” ujarnya. Kemudian, lanjut Zulpan, upaya antisipasi banjir juga telah dilakukan Pemkab Pelalawan melalui pelaksanaan normalisasi sungai. Serta pembangunan drainase. Dan pihaknya juga terus intens melakukan patroli pemantauan kondisi debit air sungai di Negeri Seiya Sekata ini.
“Sehingga, jika ketinggian air sungai di Pelalawan mulai naik, maka upaya evakuasi akan kita lakukan untuk mencegah terjadinya korban jiwa. Intinya, kami telah menyiapkan berbagai langkah penanganan dan juga meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman bencana banjir tahun ini,” ujar mantan Sekretaris Diskominfo Pelalawa ini.
Ditambahkan Zulpan bahwa, saat ini, terjadi peningkatan permukaan Sungai Kampar sampai 50 centimeter. Sedangkan peningkatan tinggi muka air pertama kali terpantau di Kecamatan Langgam, meski sejauh ini belum terjadi luapan air hingga ke darat. Begitu juga kenaikan terdeteksi di Pangkalan Kerinci tepatnya di jembatan Jalan Lintas Timur (Jalintim) daerah Kualo dengan ketinggian yang hampir sama, tetapi belum memberikan dampak yang berarti bagi masyarakat di bantaran sungai.
“Peningkatan volume sungai dipengaruhi oleh curah hujan yang terus meningkat di Pelalawan, baik di daerah hulu maupun hilir sungai. Ditambah dengan adanya pembukaan pintu air PLTA Koto Panjang di Kabupaten Kampar beberapa waktu lalu. Untuk itu, kita terus intens melakukan perkembangan volume sungai sehingga dapat cepat melakukan upaya penanggulangannya,” tutup Zupan.(fiz)
Laporan M AMIN AMRAN, Pangkalan Kerinci