Waspadai Potensi Cuaca Buruk di Pergantian Tahun

Pekanbaru | Jumat, 30 Desember 2022 - 10:59 WIB

Waspadai Potensi Cuaca Buruk di Pergantian Tahun
Kepala Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru Ramlan (ISTIMEWA)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi adanya potensi peningkatan curah hujan di beberapa wilayah strategis Indonesia di pergantian tahun. Baik itu hujan dengan intensitas deras, sangat deras maupun ekstrem.

Kepala Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru Ramlan mengatakan, Desember hingga awal Januari 2023 wilayah Riau masih kategori musim hujan sehingga pihaknya meminta masyarakat untuk mewaspadai segala potensi cuaca buruk yang terjadi akibat perubahan musim.


''Untuk masyarakat yang memang berada di kawasan rawan bencana alam, kami imbau untuk berhati-hati dan waspada karena hingga awal tahun 2023 mendatang Kota Pekanbaru dan wilayah lainnya di Provinsi Riau masih masuk dalam musim penghujan,'' tuturnya.

Sementara itu, untuk berdasarkan data yang dimiliki oleh BMKG, cuaca di Provinsi Riau sendiri sejak pagi hari cerah berawan namun terdapat potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang terjadi di  sebagian wilayah Rokan Hilir, Bengkalis, Siak, Kepulauan Meranti, dan Kota Dumai.

Hal serupa juga terjadi pada siang hari di mana masih terdapat potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang terjadi di sebagian wilayah Rokan Hulu, Kampar, Kuantan Singingi, Bengkalis, Siak, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, dan Kota Pekanbaru.

Lalu malam hari cuaca masih diprediksi akan cerah berawan namun tetap memiliki potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang terjadi di  sebagian wilayah Rokan Hulu, Rokan Hilir, Bengkalis, Indragiri Hulu, dan Indragiri Hilir.

Selain itu masyarakat juga perlu mewaspadai potensi hujan dengan intensitas sedang hingga deras yang dapat disertai petir dan angin kencang terjadi di sebagian wilayah Kampar, Bengkalis, dan Indragiri Hulu pada siang atau sore hari dengan suhu udara 23.0- 33.0 °C, kelembapan udara 60 – 98 %, angin Barat-Timur Laut  per 10-40 km per jam dan prakiraan tinggi gelombang di perairan Provinsi Riau berkisar antara 0.50- 1.25 m(rendah).

''Waspada gelombang laut yang dapat mencapai ketinggian 1.5 meter di wilayah Perairan Selat Berhala, ketinggian 2.0 meter di wilayah Perairan Bintan dan Lingga, dan ketinggian 2.5 meter di wilayah Perairan Utara Bangka,'' tegasnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab mengatakan, khusus untuk malam tahun baru, potensi hujan deras terjadi pada dini hari. Hanya, menurutnya, sejak siang pada 31 Desember sudah terjadi hujan. Kemudian, meningkat intensitasnya pada sore hari.

Lalu, pada malam tahun barunya ada sedikit cela (reda). Namun, menjelang pergantian tahun kembali meningkat hingga dini hari. ''Jadi, mungkin perlu mengantisipasi saudara-saudara kita yang akan merayakan malam pergantian tahun,  bisa mempersiapkan diri dengan baik,'' ujar Fachri, Kamis (29/12).

Sementara itu, Deputi Meteorologi BMKG Guswanto menambahkan, cuaca ekstrem yang terjadi saat ini bukan hanya hujan. Melainkan, juga ada banjir rob atau banjir pesisir, gelombang tinggi, dan angin kencang. Hanya, untuk semua kejadian tersebut memang tidak terjadi di waktu yang bersamaan. Namun, terkadang ada juga gelombang tinggi yang berimplikasi pada terjadinya banjir rob.

Namun, untuk periode rentang waktu adanya potensi cuaca ekstrem tersebut, berkurang dari prakiraan sebelumnya. Yakni sampai 1 Januari 2023. Di mana, sebelumnya diprediksi berlangsung hingga 2-3 Januari 2023.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan, berkurangnya periode rentang waktu prakiraan adanya potensi cuaca ekstrem tersebut dikarenakan beberapa faktor. Di antaranya yakni meningkatnya kecepatan angin monsun Asia. Kemudian, gerombolan awan-awan hujan (MJO) juga sedang berada pada fase melintasi wilayah Indonesia. Lalu, aktifnya gelombang atmosfer yang terpusat di wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara.

''Termasuk juga karena adanya bibit badai siklon tropis 95 W yang berada di Filipina bagian selatan. Bibit badai siklon tropis inilah yang mengurai awan-awan hujan hingga tidak ada,'' ungkapnya, Kamis (29/12).

Sementara itu, Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo mengungkapkan perlunya mencermati kembali dan waspadai ketika menggunakan moda angkutan penyebrangan. Khususnya ketika ada angin kencang dan hujan lebat. Termasuk gelombang tinggi Di mana, hal tersebut tentunya memang berkosekuensi akan menghambat aktivitas bongkar muat.

''Sehingga para nahkoda atau pengguna transportasi laut di penyeberangan perlu waspada dan mengikuti semua petunjuk dari operator pelabuhan. Tidak perlu memaksakan diri yang dapat merugikan,'' jelasnya.

Terpisah, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan, pihaknya mengintensifkan koordinasi dengan BMKG, BRIN, dan BNPB untuk melakukan antisipasi cuaca ekstrem yang terjadi pada musim libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Rakor ini membahas prakiraan cuaca dan rekomendasinya. Yakni sebagai bahan rujukan bagi pengelolaan transportasi. Sejumlah wilayah yang telah diprediksi akan terjadi lonjakan pergerakan penumpang di masa libur nataru pun akan menjadi perhatian khusus.

''Rekomendasi ini sangat kami butuhkan untuk memberikan alert atau peringatan kepada masyarakat yang akan melakukan perjalanan. Jadi, ketika cuaca dinyatakan tidak baik, maka secara tegas kami akan keluarkan kebijakan untuk menunda perjalanan transportasi sampai keadaan cuaca membaik,'' jelasnya.

Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta pengelola tempat wisata untuk memperhatikan perkembangan cuaca terkini. Pasalnya di tengah musim libur pergantian tahun, sebagian wilayah Indonesia bakal diterjang cuaca buruk. Ma’ruf mengatakan pengelola tempat wisata untuk melakukan antisipasi kemungkinan terjadinya cuaca buruk yang bisa datang sewaktu-waktu.

''Terutama mungkin di daerah-daerah pantai, yang biasanya terjadi perubahan cuaca,'' katanya di komplek Istana Wakil Presiden Jakarta Kamis (29/12).

Mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu menuturkan, dengan adanya antisipasi dan mitigasi bencana sejak dini, bisa menekan resiko dampak bencana lebih besar.

Ma’ruf mengatakan saat ini pemerintah sudah membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi pengelola wisata untuk beroperasi. Khususnya dalam menyambut momen libur Nataru. Tetapi di tengah cuaca yang sedang tidak bersahabat, pengelola tempat wisata harus tetap waspada. Ma’ruf mengatakan pengelola tempat wisata harus menyiapkan langkah penanganan jika terjadi cuaca ekstrem atau bencana alam lainnya.

Pada kesempatan itu Ma’ruf juga merespons adanya dua informasi prakiraan cuaca wilayah Jakarta dari peneliti BRIN dan BMKG. Seperti diketahui informasi prakiraan cuaca Jakarta untuk tanggal 28 Desember 2022 sedikit berebda. Versi peniliti BRIN, wilayah Jakarta dan sekitarnya berpotensi mengalami badai. Sedangkan dari BMKG, hanya hujan dengan intensitas ringan hingga lebat.

Pada kenyataannya di tanggal 28 Desember wilayah Jakarta dan sekitarnya diguyur hujan dengan intensitas bervariasi. Tidak ada laporan cuaca ekstrem yang menonjol. Begitupun pada 29 Desember kemarin. Wilayah Jakarta dan sekitarnya tidak diguyur hujan sejak pagi sampai malam. ''Yang harus dijadikan pegangan (informasi) dari BMKG,'' kata Ma’ruf.

Sebab BMKG adalah lembaga yang memiliki otoritas menyampaikan informasi prakiraan cuaca kepada masyarakat. Supaya masyarakat atau pemerintah bisa melakukan antisipasi-antisipasi. Sedangkan BRIN adalah lembaga riset, yang tugasnya melakukan penelitian.(gih/wan/das)

Laporan PRAPTI DWI LESTARI dan JPG, Pekanbaru dan Jakarta

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook