Kabut Asap Kiriman Mulai Selimuti Pekanbaru

Pekanbaru | Sabtu, 30 September 2023 - 09:00 WIB

Kabut Asap Kiriman Mulai Selimuti Pekanbaru
Wilayah Kota Pekanbaru mulai diselimuti kabut asap tipis, Jumat (29/9/2023). Kabut asap yang menyelimuti Kota Pekanbaru ini merupakan kiriman dari dua provinsi tetangga, Jambi dan Sumatera Selatan. (DEFIZAL / RIAU POS)

PEKANBAUR (RIAUPOS.CO) - Kota Pekanbaru mulai diselimuti kabut asap. Pantauan Riau Pos, Jumat pagi (29/9) tampak bangunan pencakar langit di Kota Pekanbaru mulai tertutupi kabut tebal yang mengeluarkan aroma sisa kebakaran.

Sebagian masyarakat yang mengendarai sepeda bermotor mulai menggunakan masker untuk menutupi saluran pernapasan agar tidak sakit.


Dewiyanti (45) salah seorang pengendara sepeda motor mengaku sangat risih dengan kondisi kabut asap yang mulai mengganggu pernafasannya.

Apalagi, aroma sisa pembakaran sangat terasa di saluran pernapasan dan membuat dirinya mengalami sakit di bagian pernapasan.

“Sudah mulai kabut asap Pekanbaru sekarang. Menghirup udara saja sudah tidak sesegar dulu lagi. Semoga saja tidak berkelanjutan dan karena ini bisa berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat,” katanya.

Sementara itu, menurut Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru Ramlan SSi MSi mengatakan, Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendapatkan informasi dari pantauan satelit, saat ini ada kabut asap di wilayah Sumatera Selatan dan Jambi, sehingga arah angin yang mengarah ke Kota Pekanbaru menyebabkan Kota Bertuah diselimuti kabut asap.

“Mengingat arah angin dari tenggara, ada potensi sebaran asap dari selatan dan tenggara dengan sumber kabut asap berada di wilayah Jambi dan Sumatera Selatan,”katanya.

Tak hanya dari provinsi tetangga. Kabut asap juga dikirim dari kabupaten sekitar Kota Pekanbaru, di antaranya Kabupaten Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir dengan 23 titik panas atau hotspot yang terpantau di Provinsi Riau.

“Baik dari wilayah Inhu dan Inhil saat ini terpantau hotspot yang cukup banyak maupun ada sumber asap,” tambahnya.

Ramlan merincikan, titik panas terbanyak di Indragiri Hulu yaitu 14 titik. Kemudian di Indragiri Hilir sebanyak 6 titik, Kampar dan Rokan Hulu serta Siak masing-masing 1 titik. Sehingga total ada 23 titik panas dan seluruhnya berada di level sedang dengan suhu udara Riau berada di angka 22.0 – 34.0 °C dengan kelembapan udara 55 – 98 persen. Sementara arah angin berhembus ke Tenggara – Barat dengan kecepatan 10 – 40 km/jam.

Saat ini BPBD, TNI/Polri, Manggala Agni maupun masyarakat berupaya melakukan pemadaman melalui udara (Water Bombing) maupun melalui darat (penyemprotan),

Saat ini hingga beberapa hari kedepan, potensi hujan masih kurang, sehingga asap yang sudah terjadi di beberapa wilayah di Riau dapat bertahan agak lama.

Untuk itu masyarakat agar tidak melakukan pembakaran, baik lahan maupun pembakaran sampah yang berdampak terhadap peningkatan asap.

Masyarakat juga diingatkan untuk tetap melakukan aktivitas seperti biasa dan tidak perlu panik, tetap gunakan masker dan konsumsi air minum yang cukup agar tidak dehidrasi, karena udara dirasakan cukup panas dan terik.

“BMKG terus mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas yang memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan,” ungkapnya

39,9 Ha Lahan Pekanbaru Terbakar
Di sisi lain, sepanjang tahun 2023 sudah 39.9 hektare lahan di Kota Pekanbaru terbakar.

Menurut Kepala Pelaksana BPBD Kota Pekanbaru Zarman Candra, Jumat (29/9). Sepanjangan tahun 2023 ini terhitung dari Januari hingga September, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekanbaru sudah menangani pemadaman lahan terbakar di kota Pekanbaru seluas 39,9 hektare.

Di mana, lahan yang terbakar tersebut terjadi 71 lokasi kebakaran lahan yang sudah ditangani oleh BPBD Kota Pekanbaru bersama pihak terkait lainnya. Kebakaran lahan paling banyak terjadi di Kecamatan Bina Widya, dengan sebelas kejadian kebakaran lahan yang membuat 6,3 hektare lahan terbakar.

“Tim BPBD Kota Pekanbaru langsung berupaya melakukan pemadaman terhadap lahan yang terbakar bersama instansi terkait. Proses pemadaman dibantu para personel TNI, Polri dan Manggala Agni,” ucapnya

Bahkan kini, penanganan karhutla di Kota Pekanbaru mulai dapat tertangani dengan adanya Masyarakat Peduli Api Bertuah (MPAB) di wilayah rawan kebakaran lahan.

Zarman menyebutkan, para relawan ini merupakan masyarakat yang secara sukarela peduli terhadap pengendalian kebakaran hutan dan lahan yang telah dilatih/diberi pembekalan serta dapat diberdayakan untuk membantu kegiatan pengendalian serta membantu upaya deteksi dini terhadap kebakaran lahan.

“Ini langkah antisipasi kita terhadap potensi rawan kebakaran lahan, agar tidak meluas,” paparnya.

Tim BPBD Kota Pekanbaru bersama aparat gabungan TNI dan Polri juga melakukan patroli untuk mencegah terjadinya kebakaran lahan. Mereka memantau titik rawan kebakaran lahan

Masyarakat yang hendak membakar lahan langsung mendapat peringatan dari tim yang patroli. Pengawasan di titik rawan kebakaran lahan ini tidak hanya patroli tapi juga memberi peringatan kepada masyarakat.

“Mereka juga ikut mengajak masyarakat untuk tidak membakar lahan. Kita juga turut serta mensosialisasikan bahaya karhutla kepada masyarakat, agar mereka tidak membakar saat hendak membuka lahan,” tuturnya.(ayi)

Laporan: Prapti Dwi Lestari (Pekanbaru)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook