(RIAUPOS.CO) -- Lidya (26), warga Jalan As Sofa punya ketakutan naik lift. Suatu hari, Lidya ikut kursus make up di salah satu hotel berbintang. Namanya juga hotel berbintang, lift menjadi sarana untuk bisa sampai ke setiap lantai di hotel tersebut.
Selama ini, tak banyak yang tahu kalau Lidya takut naik lift. Ia menyembunyikan ketakutannya. Caranya, ia menelepon temannya untuk membantunya agar bisa naik lift dengan aman.
Nah, hari itu, Lidya menelepon temannya tersebut. Sayangnya, sang teman sedang sibuk.
Akhirnya, dengan mengumpulkan keberanian, Lidya meminta tolong kepada salah seorang petugas keamanan di hotel itu.
"Bang, boleh minta tolong antarkan ke lantai tiga," pinta Lidya.
Dengan senyum ramah, sang petugas pun membantunya untuk menuju ke lantai yang ia maksud.
Namun, saat petugas itu akan pergi, rasa panik Lidya kembali muncul.
Ia takut ia tidak bisa turun dari lantai. Di benak Lidya mulai muncul beragam bayangan negatif. Ia takut terjebak sendirian di dalam lift sementara tak ada satu orangpun yang membantu.
Karena rasa takut itu, Lidya meminta kepada petugas tersebut untuk nanti membantunya turun saat acara yang ia ikuti selesai.
"Bang, nanti pas mau turun dari tempat acara, jemput saya lagi, ya," kata Lidya dengan polosnya.
Namun, petugas kemanan tersebut merasa bingung. Ia malah merasa geer duluan kalau Lidya naksir dengan dirinya.
"Loh kok kakak minta jemput pula lagi? Memangnya nggak bisa turun lift sendiri?" tanya si petugas tersebut.
"Hehehe maaf bang saya takut naik lift sendirian. Jadi dari pada saya kenapa-kenapa di dalam mending saya minta bantu sama abang," ucap Lidya dengan wajah tersipu malunya.
Sang petugas tak berkata apa-apa selain hanya bisa mengetuk jidatnya sendiri.(ayi)