PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Seluruh masyarakat Kota Bertuah sudah pasti tau. Kondisi air Sungai Sail yang memiliki panjang 29 kilometer dari hulu hingga muara kini sangat memprihatinkan
Selain terjadinya pendangkalan, airnya keruh dan tak layak untuk dikonsumsi. sungai juga dijadikan sebagai tong sampah terpanjang di kota Bertuah ini. Alhasil, jika musim hujan, maka air meluap dan senantiasa membanjiri pemukiman warga di kawasan bantaran sungai.
Kondisi inilah yang mengetuk hati segelintir pihak. Salah satunya adalah Dewan Kesenian Kota Pekanbaru (DKKP) periode 2021-2026.
Menurut Ketua Umum DKKP Fedli Azis, Sabtu (26/6) sebagian besar pengurus memang anak-anak yang lahir atau besar di kota ini. Artinya, para pengurus memang memiliki tanggung jawab besar pada kondisi tanah kelahiran mereka.
"Kami memang anak-anak yang lahir dan besar di Kota Pekanbaru. Kamilah yang menjadi saksi bagaimana kota ini berkembang detik perdetik, dari kampung hingga maju dengan pesat menjadi kota metropolitan seperti saat ini. Bahkan kami sangat prihatin, pembangunan yang tiada henti menjadi petaka bagi sumber-sumber penghidupan masyarakat, seperti Sungai Sail dan sungai lainnya di kota ini. Makanya lewat seni, kami mengajak semua pihak untuk lebih peduli pada lingkungan, salahsatunya sungai," ulas Fedli Azis.
Sutradara teater Riau ini menambahkan, di masa kecilnya, 30-an tahun silam, Sungai Sail masih terpelihara dengan baik. Selain jumlah penduduk di kota ini belumlah seramai seperti saat ini, masyarakatnya juga cukup peduli, sebab sungai dirasa memberi manfaat besar bagi kehidupan mereka.
"Sayang, semua itu hanya tinggal kenangan belaka. Namun tidaklah semua orang abai pada keberadaan sungai ini. Pemerintah kota, akademisi, seniman, budayawan, lembaga swadaya masyarakat dan beberapa pihak lain, sudah bekerja tanpa pamrih untuk memulihkan sungai ini kembali. Meski hasilnya, belumlah maksimal karena komplitnya persoalan yang membelit sungai ini. Kami percaya, suatu saat Sungai Sail akan pulih kembali, meski takkan sama seperti pada semulajadi," ujar jurnalis ini.
DKKP sendiri memiliki program khusus untuk pemulihan sungai ini. Program itu diberi nama Sungai Sail Fest yang akan dilaksanakan pada Oktober-November mendatang.
Helat Showcase of Sungai Sail,ini merupakan pemanasan menuju festival sesungguhnya. Showcase of Sungai Sail sendiri digelar berkat kerjasama Pemko Pekanbaru dan DKKP, bersempena HUT ke-237 tahun Kota Pekanbaru.
Pada helat itu, selain membentang karya para seniman seperti musik, teater, sastra, tari dan senirupa, juga dicipta ruang untuk diskusi kreatif bersama para pakar dan pemilik kebijakan. Tentu saja, diskusi itu diharapkan dapat menarik satu kesimpulan penting bagi nasib sungai ini di masa mendatang. Tidak hanya itu, DKKP mengajak semua pihak mendeklarasikan pada semua kalangan untuk peduli pada Sungai Sail.
Laporan: Prapti Dwi Lestari