FORUM GURU

Lingkungan Sekolah Berbasis Pembangunan Berkelanjutan

Pekanbaru | Minggu, 27 Mei 2018 - 10:58 WIB

Lingkungan Sekolah  Berbasis Pembangunan Berkelanjutan
Hj Nurhafni MPd

SALAH satu upaya yang dapat dilakukan untuk menanamkan kesadaran warga masyarakat sejak dini akan pengetahuan menjaga dan melestarikan lingkungan adalah melalui pendidikan lingkungan di sekolah yang merupakan tempat yang efektif di dalam menanamkan pemahaman dan kesadaran peserta didik akan berbagai hal termasuk pengetahuan lingkungan dengan membangun sekolah yang berbudaya lingkungan. Sekolah berwawasan lingkungan hidup adalah sekolah yang menerapkan nilai-nilai cinta dan peduli lingkungan pada sekolahnya. Pengajaran yang berbasisi lingkungan dan kesadaran warga sekolah akan pentingnya lingkungan merupakan bagian terpenting dari sekolah berwawasan lingkungan hidup.

Untuk  mewujudkan  sekolah  yang  peduli dan berbudaya lingkungan diperlukan beberapa kebijakan sekolah yang mendukung terlaksananya kegiatan- kegiatan pendidikan lingkungan hidup oleh semua warga sekolah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Program Adiwiyata yaitu partisipatif dan berkelanjutan. Program adiwiyata adalah untuk menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah sehingga di kemudian   hari   warga   sekolah   tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan yang berkelanjutan. pengembangan norma-norma dasar antara lain; kebersamaan, keterbukaan, kesetaraan, kejujuran, keadilan, dan kelestarian fungsi lingkungan hidup, dan sumber daya alam. Pengembangan kebijakan sekolah dimulai dari Visi dan misi sekolah yang peduli  dan  berbudaya  lingkungan, dengan mengembangkan pembelajaran pendidikan lingkungan, meningkatan kapasitas sumber daya manusia (tenaga pendidik dan non- pendidik) di bidang pendidikan lingkungan hidup, sekolah berupaya penghematan  sumber  daya  alam, Kebijakan sekolah yang mendukung terciptanya lingkungan sekolah yang bersih dan sehat, Kebijakan sekolah untuk mengalokasikan dana untuk kegiatan yang terkait dengan lingkungan hidup, Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan. Penyampaian materi lingkungan hidup   kepada   siswa   dapat    dilakukan melalui kurikulum secara terintegrasi atau monolitik. Pengembanagn materi, model pembelajaran, dan metode belajar yang bervariasi dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang lingkungan hidup yang dikaitkan dengan persoalan lingkungan sehari-hari (issue local).  Pengembanagn kurikulum tersebut dapat dilakukan dengan cara, Pengembangan model pembelajaran lintas pelajaran, Penggalian dan pengembangan materi  dan  persoalan  lingkungan  hidup yang ada di masyarakat sekitar, Pengembangan metoda belajar berbasis lingkungan dan budaya, Pengembanagn kegiatan kurikuler untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran siswa tentang lingkungan.

Baca Juga :Memimpikan Sekolah yang Kondusif

Mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan, warga sekolah perlu dilibatkan dalam berbagai aktivitas pembelajaran lingkungan hidup. Selain itu sekolah juga diharapkan melibatkan masyarakat sekitarnya dalam melakukan berbagai kegiatan yang memberikan manfaat baik warga sekolah, masyarakat maupun lingkungannya. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain, Menciptakan kegiatan ekstrakulikuler/ kurikuler di bidang lingkungan hidup berbasis partisipatif di  sekolah, Mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar, Membangun kegiatan kemitraan atau memprakarsai pengembangan pendidikan lingkungan hidup di sekolah, Pengelolaan dan Pengembangan Sarana Pendukung Sekolah. Dalam  mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan perlu didukung sarana dan prasarana yang mencerminkan upaya pengeleloaan lingkungan hidup, antara lain meliputi; Pengembangan fungsi  sarana pendukung untuk pendidikan lingkungan hidup, Peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan di  dalam dan di  luar sekolah, Penghematan sumber daya alam (listrik air dan ATK), Peningkatan kualitas makanan sehat.

Tata letak sekolah yang rapi  dan bersih dari sampah tentu akan dipandang baik  dan  dapat  meningkatkan  semangat belajar mengajar. Hal itulah yang menjadi pertimbangan untuk menjadi sekolah berwawasan lingkungan hidup. Dalam hal ini ada juga program yang disebut kawasan hijau. Kawasan hijau adalah tempat yang disediakan untuk menanam berbagai macam tumbuhan yang biasa disebut taman. Taman sekolah biasanya sering membentuk suatu ekosistem yang berisi berbagai   macam   tumbuhan.   Tumbuhan yang biasa ditanam adalah tumbuhan yang membuat udara sejuk, tanaman obat, dan lain sebagainya. Hal terpenting adalah taman tersebut harus rapi, indah, dan terawat. Kesadaran warga sekolah merupakan faktor terpenting untuk dapat menjadi sekolah berwawasan lingkungan hidup. Karena dengan adanya kesadaran, terciptanya sekolah yang berwawasan lingkungan akan lebih mudah. Semua itu dari warga sekolah itu sendiri. Jika mereka peduli maka sekolah akan bersih terawat sedangkan bila mereka tidak peduli maka sekolah pun akan kotor tak terawat.

Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk menjadi sekolah yang peduli dan berwawasan lingkungan hidup, diantaranya adalah; Penguatan Kelompok Pecinta Lingkungan. Kelompok pecinta lingkungan adalah sekelompok siswa yang peduli terhadap lingkungan khususnya lingkungan sekolah. Biasanya kelompok tersebut melakukan  kegiatan  penggunaan kembali (reuse)  dari  sampah  plastik  menjadi produk-produk siap pakai seperti tas, dompet, tempat pensil, kartu ucapan, kantong   alat    mandi,   dan   sebagainya dengan membekali wawasan dengan mengikuti  pelatihan  dasar  peduli lingkungan. Selain itu, melaksanakan seminar lingkungan di sekolah, dan pameran di dalam dan di luar sekolah guna mengajak warga sekolah untuk menjaga lingkungan khususnya lingkungan sekolah. Pengelolaan Sampah Sekolah, Sampah yang diproduksi oleh warga sekolah terdiri dari sampah kertas, sampah plastik, kaleng minuman, daun-daun, dan sampah basah. Seperti yang  kita ketahui bahwa sampah anorganik sulit terurai maka sampah jenis ini dapat dimanfaatkan kembali menjadi barang yang dapat digunakan kembali. Sampah kertas dapat didaur ulang menjadi kertas  surat,  sampah  organik  diolah menjadi pupuk, sedangkan sampah plastik diubah menjadi produk-produk yang bermanfaat seperti, tas, taplak meja, dompet, sajadah, tempat pensil, jas hujan, dan lain-lain. Pembudidayaan  Tanaman, Pembudidayaan tanaman dilakukan untuk pelestarian lingkungan, selain itu dapat juga untuk media pembelajaran dan pemanfaatan tanaman, misalnya untuk tanaman obat.  Tanaman obat dapat  digunakan  lahan di dalam kawasan  sekolah  yang,  tepatnya  di samping kelas. Tujuannya agar siswa mengetahui  bahwa  banyak  manfaat  dari tumbuhan yang dapat dengan mudah dikelola oleh siswa itu sendiri.

Untuk menjadi sekolah yang berwawasan lingkungan hidup bukan hal yang sulit, asalkan ada niat dari warga sekolah dan dilakukan secara berkelanjutan.***

Hj Nurhafni MPd, Kepala SMAN 7 Pekanbaru









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook