Pengendara Mulai Lewati Terowongan

Pekanbaru | Rabu, 27 Februari 2019 - 09:30 WIB

Pengendara Mulai Lewati Terowongan
LEWAT TEROWONGAN: Pengendara sepeda motor dan mobil melintas di terowongan jalan layang Simpang SKA, Jalan Soekarno Hatta, Selasa (26/2/2019). DEFIZAL / Riau Pos

KOTA (RIAUPOS.CO) - Dua terowongan yang berada di jalan layang (flyover) SKA, Jalan Soekarno Hatta mulai dilalui para pengendara untuk memutar arah (u-turn), Selasa (26/2). Padahal, belum ada rambu-rambu lalu lintas yang dipasang di dekat terowongan oleh instansi terakit.

Selain pengendara kendaraan roda empat dan sepeda motor, beberapa pejalan kaki juga memanfaatkan terowongan untuk menyeberang jalan.

Baca Juga :Mogok, Kasatlantas Ikut Dorong Mobil Keluar dari Flyover

Pantauan Riau Pos, awalnya ada palang kayu yang dipasang miring sebagai

penghalang untuk masuk ke terowongan. Namun, beberapa pengendara roda dua mencoba menerobos. Hingga kemudian palang itu jatuh terowongan bisa dilewati kendaraan roda empat.

Meski belum ada instruksi penggunaan terowongan sebagai U-turn dari instansi terkait, namun pengendara tetap melintasinya. Hal tersebut disampaikan Dedi, seorang driver ojek daring. Ia mengaku terlalu jauh hanya untuk putar balik arah.

“Sebaiknya segera diberi rambu lalu lintas dan perbaikan marka jalan,” terangnya.

Saat dikonfirmasi perihal rekayasa lalu lintas (lalin) dan terowongan, Dery P, selaku anggota Satlantas Polresta Pekanbaru mengakui bahwa rekayasa adalah hal yang paling efektif saat ini. Menimbang arus lalu lintas di bawah flyover sering mengalami kemacetan. “Sehingga kami lebih mementingkan yang dari arah Barat ke Timur maupun sebaliknya atau sepanjang Jalan Nangka ke Tugu Songket. Sementara yang di atas itu kan selalu lancar,” ucapnya.

Dery menambahkan, pihanya membuat rekayasa lalu lintas tidak sembarangan. ‘’Kami melihat mana yang sering macet. Dan yang meminta jalur seperti ini Dinas Perhubungan (Dishub) dengan bantuan koordinasi Satlantas yang berada di lapangan. Dan rekayasa ini belum tau sampai kapan waktunya, yang jelas itu solusi terbaik saat ini,” katanya.

Terkait terowongan, Dery jelaskan bahwa memang itu belum ada rambu lalu lintas. Sehingga itu masih ditutup, makannya kami beri pelang supaya tidak ada yang melintasi.

 Jika ada yang melintasi, maka benar adanya setiap pagi kami selalu mendapati plang itu terjatuh. “Tapi kan nggak mungkin kami jaga seharian di terowongan, dan nantinya jika terowongan diberi rambu lalin maka yang dari arah Selatan (Arengka) hanya untuk berputar ke arah Selatan, dan yang dari Utara (Soekarno Hatta) juga untuk berputar ke arah Utara,” imbuhnya.(*/rio)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook