Usulkan Sentral Perikanan 7 Daerah di Riau

Pekanbaru | Jumat, 25 September 2020 - 09:40 WIB

Usulkan Sentral Perikanan 7 Daerah di Riau
Syamsuar

PEKANBARU, (RIAUPOS.CO) - Untuk membantu perekonomian para nelayan dan petambak di Riau bisa lebih baik lagi, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau mengusulkan pembangunan sentral perikanan terpadu di tujuh kabupaten/kota se-Riau ke Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mengatakan, dengan adanya sentral perikanan terpadu tersebut, diharapkan produksi perikanan para nelayan dan petambak di Riau bisa lebih meningkat. Yang tentunya berimbas pada perekonomian masyarakat.


"Karena itu, kami berharap pemerintah pusat melalui KKP dapat mendukung central perikanan ini, agar hasil perikanan di Riau bisa dipantau oleh KKP," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Riau, Herman Mahmud mengatakan, pihaknya sudah mengajukan pembangunan central perikanan terpadu di tujuh daerah se-Riau. Ketujuh

daerah itu yakni Rokan Hilir, Dumai, Kepulauan Meranti, Bengkalis, Indragiri Hilir, Kampar dan Kuansing.

"Kita belum tahu dari tujuh daerah usulan mana yang disetujui pusat. Karena di center perikanan ini ada budidaya, pengolahan dan lainnya, nanti pusat akan menurunkan tim melihat potensi di tujuh daerah itu," terangnya.

Menurut Herman, di setiap kabupaten di Riau yang memiliki potensi pengembangan perikanan. Untuk itu, mulai awal tahun lalu pihaknya sudah memetakan sektor apa yang akan dikembangkan.

"Untuk di Kabupaten Kepulauan Meranti, sudah dipetakan bahwa lokasi ini cocok untuk budidaya jenis ikan kakap putih dan bawal bintang. Indragiri Hilir adalah kepiting, Rokan Hilir, Dumai dan Bengkalis itu adalah kerang darah Kampar adalah ikan patin, Kuansing adalah ikan nila," kata Herman.

Dengan sudah adanya potensi pengembangan sektor perikanan disetiap daerah tersebut, ke depannya pihaknya hanya akan fokus pada sektor tersebut saja. Atau dengan kata lain, tidak terlalu banyak komoditi di setiap daerahnya sehingga tidak terfokus.

"Karena kalau terlalu banyak komoditi, dikhawatirkan tidak akan berjalan. Jadi kami akan fokus saja," ujarnya. (sol)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook