PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Sejumlah warga berbondong-bondong datang ke Ditreskrimsus Polda Riau melapor terkait dugaan investasi sapi bodong CV Jaya Manunggal Mandiri. Diketahui, warga berasal dari Desa Sumber Makmur, Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar dan perwakilan Desa Pasir Indah, Kecamatan Kunto Darussalam, Rokan Hulu (Rohul).
Kedatangan mereka pada Sabtu (22/2) kemarin didampingi tim kuasa hukum dari LBH Posbakumadin Kampar, Polman Sinaga dan Sahat Maruli Siregar. Mereka membawa sejumlah bukti-bukti adanya dugaan penipuan. Investasi tersebut ada sejak 2017 dengan harga satu paket Rp17.600.000 sedangkan pada 2018 hingga 2020 per paket Rp19 juta.
Kepada media, Polman menyampaikan, klien yang dibawa ke Polda karena dugaan investasi sapi perah. “Kami datang ke Polda Riau untuk membuat laporan klien kami yang ditipu investasi bodong dengan dugaan nama sapi perah. Ini adalah temuan cukup lama akan tetapi baru beberapa korban mau melaporkan persoalan kepada kami,” sebutnya.
Adapun modus operandi penipuan tersebut, para nasabah diminta investasi sejumlah uang atas sapi perah. Keuntungannya jika investasi sebesar Rp17 juta maka akan mendapatkan satu ekor sapi. Namun seiring perjalanannya, sapi yang diharapkan warga tak kunjung terealisasi.
"Untuk satu paket korban investasikan Rp17 juta. Jadi ada banyak masyarakat menginvestasikan, ada yang menginvestasikan 150 paket sampai ratusan juta. Korbannya kurang lebih 1.620 orang," jelasnya.
Lebih jauh, kasus sapi perah yang terjadi di Riau khususnya Kampar dan Rohul mirip seperti yang terjadi di Ponorogo, Jawa Timur. "Jadi, kalau yang dipusat bisa ditangkap pelakunya, saya yakin yang di daerah pasti tertangkap juga," tuturnya.
Diwaktu yang sama, korban bernama Desi menuturkan, telah menggelontorkan uang setengah miliar rupiah ke rekening direktur perusahaan berinisial R.
"Saya Rp519 juta, ikut bergabung pada 2017 mengambil 6 paket sudah berjalan 1 tahun lebih. Selanjutnya mengambil lagi 21 paket baru, belum ada dapat profit, baru bulan 12 kemaren. Ternyata sudah tutup (perusahaannya)," ungkapnya.
Masih kata Desi, dirinya pun dijanjikan keuntungan setiap mitra yang menginvestasikan Rp17 juta dapat keuntungan Rp2 juta setiap bulannya. "Kontrak 3 tahun, nanti gaji itu selama 6 bulan kita terima. Per bulan Rp2,2 juta ditambah anak sapi. Tapi ternyata sampai saat ini tidak ada," ujarnya.
Hal senada juga dirasakan Joko. Awalnya orang-orang dari salah satu perusahaan itu, datang ke rumah-rumah warga. Mereka pun membujuk warga agar mau berinvestasi ke perusahaan mereka.
"Saya di sini mewakili keluarga saya, empat orang. Untuk total paket yang diambil ada sekitar 100 paket. Awal-awal memang ada profitnya, sampai banyak yang tergiur dan ikut. Namun sampai Februari ini, sudah tidak ada (profit) lagi dan sudah tidak ada kepastian lagi," akunya.
Korban dugaan investasi sapi bodong ini berharap Polda Riau dapat mengusut tuntas kasus tersebut dan menangkap para pelaku. Selain itu juga perusahaan mengembalikan uang mereka yang telah diinvestasi.
Laporan: Sofiah
Editor: Gema Setara