PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Tumpukan sampah terpantau masih ada di beberapa ruas jalan. Terkait masalah ini, pengamat kebijakan publik Universitas Islam Riau Dr Moris Adidi Yogia menyebutkan Pemko Pekanbaru tidak bisa serta merta menyalahkan warga kota yang membuang sampah.
”Pemerintah jangan seenaknya menyalahkan warga begini-begitu, evaluasi dong. Soal aturan jam buang sampah, sosialisasikan secara berkesinambungan, tanpa henti. Jalankan juga tupoksi pengelolaan sampah, pemerintah dalam hal ini DLHK. Kalau ada kendala atau hambatan di lapangan, jadi bahan evaluasi biar program kerja bisa berjalan sesuai dengan visi dan misinya,” tegas Moris kepada Riau Pos, Rabu (23/8) saat diminta tanggapan perihal masalah tumpukan sampah yang akhir-akhir ini kembali terjadi.
Terkait kebijakan jam buang sampah atau tempat pembuangan sampah, dijelaskan Moris hanya akan berhasil kalau ditunjang dengan sosialisasi yang berkelanjutan. Moris juga menyebutkan, masyarakat harus ditempatkan sebagai subjek dan objek layanan. Bukan sekedar berargumentasi bahwa masyarakat tidak teredukasi atau tidak mendukung kinerja pemerintah.
”Sebagai bahan referensi, masyarakat adalah cerminan dari pemerintahnya. Kalau pemerintahnya kacau maka masyarakatnya juga kacau, begitu sebaliknya. Jadi DLHK, jangan bekerja di belakang meja saja, tapi terjun langsung untuk memberikan edukasi secara terus menerus ke masyarakat,” tegas Moris.
Moris mengaku mengerti bagaimana Kota Pekanbaru mengalami kekurangan infrastruktur persampahan seperti minimnya tempat pembuangan sementara (TPS) sampah. Namun dirinya mempertanyakan mengapa hal itu tidak kunjung diselesaikan.
”Saya masih berpikir bahwa pemerintah belum membuat blue print pengelolaan sampah jangka pendek, menengah dan panjang secara baik, sehingga masih terjadi persoalan dasar dari pengelolaan sampah ini. Harusnya persoalan yang dihadapi sudah bergerak ke arah optimalisasi pengelolaan sampah, bukan jalan di tempat seperti persoalan pengangkutan sampah yang belum maksimal,” kata Moris.
Soal permasalahan tunda bayar dan minimnya anggaran Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru, harusnya tidak menjadi asalan. Moris melihat ada beberapa daerah yang lebih parah kondisi keuangannya ketimbang Pekanbaru.
”Kalau kita mencoba melihat atau belajar dari daerah lain, ambil contoh Sleman atau Bantul yang minim anggaran namun berhasil membuat nol sampah yang tidak terkelola maka harusnya DLHK mampu menerapkannya di Kota Pekanbaru, jangan berdalih atau mencari pembenaran terhadap kondisi yang terjadi di masyarakat. Apatah lagi mencari kambing hitam terhadap persoalan yang terjadi di masyarakat terkait pengelolaan sampah tersebut,” sebut Moris.
Menurut Moris, ada banyak konsep yang bisa diterapkan dalam pengelolaan sampah. Mulai dari swadaya masyarakat, pembentukan kelompok masyarakat dengan hilirnya adalah bank sampah, atau konsep lainnya yang melibatkan berbagai unsur. Terutama dari lapisan masyarakat paling kecil, yaitu RT atau RW.
Sampah Masih Menumpuk
Sementara itu, Riau Pos memantau masih ada penumpukan sampah di beberapa titik. Seperti di Jalan Terubuk ujung, Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Marpoyan Damai. Juga di Jalan Sekuntum di Kecamatan Binawidya, Jalan As-Shofa di Kecamatan Payung Sekaki.
”Belum ada diangkut sampah di pinggir Jalan Terubuk sampai sekarang ini. Sampah terkadang sampai meluber ke jalan dan menimbulkan bau busuk juga. Sudah beberapa hari ini belum juga diangkut,” ujar Samri warga sekitar Jalan Terubuk, kemarin.
Ia merasa cukup prihatin dengan kondisi Pekanbaru sekarang ini. Bencana sampah yang pernah terjadi bisa terulang kembali. ”Banyak saudara dan kerabat yang datang dari luar Kota Pekanbaru mengeluhkan sampah, mereka sampai bilang Pekanbaru kota banyak sampah di mana-mana. Dalam hati saya membenarkan pula karena memang kondisinya seperti itu kan. Sampah menumpuk tetapi pengangkutannya sering terlambat akhir-akhir ini,” tambah pensiuan ASN Provinsi Riau ini.
Sementara tumpukan sampah juga terlihat di Jalan Garuda sampai pukul 13.00 WIB. Siang itu sampah yang ada ditepian Jalan Garuda tersebut tak kunjung diangkut.
Tumpukan sampah berserakan di Jalan Garuda Panam Pekanbaru, Rabu (23/8). Dalam beberapa hari terakhir banyak dijumpai tumpukan sampah di sejumlah tempat di Pekanbaru.
Tumpukan sampah ini terdapat dua titik, dimana awalnya hanya satu titik dan meluas hingga dua titik bahkan jumlah nya semakin banyak dan melebar. ”Tercium bau busuk setiap melintas,” ungkap Irpan, warga sekitaran Jalan Garuda tersebut. Ia sebutkan sampah yang sering dibuang warga berasal dari limba rumah tangga.
”Warga membuang sampah di sekitar sini sampahnya sampah rumah angga dan sampah usaha. Biasanya warga juga buang disini tetapikan tidak sampai menumpuk sampai berhari-hari seperti ini,” ujar Irpan.
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Pekanbaru, Hendra Afriadi menyebutkan telah menambah ritasi angkutan untuk menangani penumpukan sampah. Sehingga sampah dapat diangkut sesuai ritasi yang berlaku dan tak ada penumpukan sampah.
”Sekarang kita mulai menanbah ritasi angkutan untuk menangggulangi sampah yang masih tersisa. Baik pihak swasta di bantu armada dinas,” ujar Hendra kepada Riau Pos, kemarin.
Petugas di lapangan juga sudah mengarahkan kepada masyarakat untuk membuang sampah dalam jumlah besar langsung ke TPA. Seperti sampah sisa makanan ternak. ”Yang mandiri, yang buang sampah sisa makanan termak kita langsung suruh buang ke TPA,” tegasnya.
Penangan sampah di Kota Bertuah tetap menjadi perhatian serius Penjabat (Pj) Walikota Pekanbaru, Muflihun SSTP MAP. Bahkan sebelumnya, Muflihun secara tegas memberikan peringatan tegas terhadap Kepala DLHK Pekanbaru untuk secepatnya tangani persoalan sampah yang menumpuk dan ia sempat berujar agar mundur saja jika tak mampu mengatasi persoalan sampah tersebut.
”Kalau memang tidak sanggup lebih baik mundur saja,” ujar Muflihun. Menanggapi peryataan keras Muflihun soal mundur saja jika tak mampu mengatasi soal sampah. Kepala DLHK Pekanbaru, Hendra Afriadi menjawab dengan secara normatif. Bahwa sebagai ASN dia akan terus memaksimalkan semua tugasnya. ”Sebagai ASN, tentu saya terus dan bekerjakeras sampai semaksimalnya,” tuturnya.(end/ilo)