Tak dipungkiri Ketua DPRD Kota Pekanbaru, selama kepemimpinan Firdaus-Ayat, Pekanbaru sudah mengalami banyak perubahan. “Semenjak kepemimpinan Firdaus-Ayat sebagai wali kota dan wakil wali kota, Pekanbaru sudah banyak berubah baik secara fisik maupun secara sistem. Apalagi wali kota seorang visioner, maka kami akan kawal supaya fokus pada visi misinya,” tegasnya.
Ketua Panitia HUT Kota Pekanbaru Ke-236 Indra Pomi Nasution memaparkan, rangkaian kegiatan akan digelar mengikuti protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
‘’Undangan yang hadir akan memakai masker dan selama berada di ruang acara posisinya berjarak,’’ jelasnya.
Tamu dalam syukuran nantinya mencapai 175 undangan dari unsur forkopimda, tokoh masyarakat, kepala OPD dan masyarakat yang ikut berdonasi dalam penanganan Covid-19. ‘’Usai syukuran langsung ada agenda paripurna di DPRD Kota Pekanbaru,’’ ujarnya.
Sidang paripurna istimewa di Kantor DPRD Kota Pekanbaru akan dimulai pukul 12.30 WIB. Acara diawali dengan Salat Zuhur bersama di kantor wakil rakyat. Seluruh tamu undangan disarankan berpakaian Melayu lengkap dengan tanjak bagi laki-laki, sementara wanita pakai baju kurung, menyesuaikan.
Wajib Pakai Masker
Sementara itu Sekretaris DPRD Kota Pekanbaru Badria Rika Sari mengatakan, tempat pelaksanaan sidang paripurna istimewa HUT ke-236 Pekanbaru sudah siap, dan menerapkan protokol kesehatan. Seperti penyusunan tempat duduk dengan berjarak satu meter antar kursi. “Semua tamu undangan wajib pakai masker, dan nanti juga di lokasi paripurna disiapkan tempat cuci tangan, hand sanitizer dan juga protokol kesehatan lainnya,” kata Rika.
Untuk undangan paripurna ini pun dibatasi sesuai protokol kesehatan yakni hanya akan diisi untuk 187 undangan sesuai jumlah yang disebar. Biasanya untuk kapasitas ruangan itu mencapai lebih kurang 800-an.
“Kami tetap patuh dengan protokol kesehatan, dan berharap bisa saling menjaga,” ungkap Rika.
Dikatakan Rika, Gubernur Riau H Syamsuar diundang dan Senin (22/6) pukul 17.00 WIB sudah memastikan akan hadir dalam paripurna ini. Selain itu juga Wali Kota Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT, Wakil Walikota H Ayat Cahyadi SSi, mantan wako/wawako, mantan ketua dewan, para kepala OPD lingkungan Pemko, forkompinda, pimpinan bank, PT Chevron, dan juga lainnya.
Kemarin, Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru Ginda Burnama ST menyempatkan melakukan peninjauan ke ruangan sidang istimewa HUT Pekanbaru. “Hanya ingin memastikan lokasi acara aman, dan tentunya berharap dapat terlaksana dengan baik meski dalam masa transisi new normal,” harap Ginda.
Mencerminkan Jati Diri Melayu
Di usia Kota Pekanbaru yang cukup tua ini, tokoh masyarakat Kota Pekanbaru, Raja Yoserizal Zen berharapkan Pekanbaru sebagai gerbang pariwisata dan kebudayaan hendaknya betul-betul mencerminkan jati diri Melayu.
“Kita sama-sama tahu bahwa Riau (Melayu) penyumbang kosa kata terbesar bahasa Indonesia,” ujarnya.
Untuk itu, Yoserizal mengharapkan Pekanbaru lebih mengutamakan penggunaan bahasa ibu (bahasa asli Pekanbaru) dalam kehidupan sehari-hari, dan penggunaan bahasa ibu (bahasa asli) di setiap simbol.
“Boleh menggunakan bahasa asing seperti Sukaramai Trade Center (STC) tetapi kecil saja, dan besarkan penulisan Pusat Perbelanjaan Sukaramai-nya. Karena itu nantinya juga akan berpengaruh kepada pengusulan anugerah Adibahasa. Kalau memang Riau penyumbang kosa kata terbesar. Harusnya kita berhak mendapatkan Anugerah Adibahasa itu. Boleh penggunaan bahasa asing itu. Bukannya kita alergi tetapi mungkin kecil saja,” katanya.
Ditambahkannya, dulu setiap gerbang masuk kecamatan itu kan ada gapura-gapura dengan menggunakan bahasa Melayu, sekarang perlu digerakkan lagi sampai ke kampung-kampung untuk mempertahankan nilai-nilai budaya, di samping cagar budaya. “Kita mengajak bersama-sama dengan mendahulukan penggunaan bahasa Melayu di setiap simbol,” imbaunya.
Sementara itu, Pengamat Kebijakan Publik Khairul Amri mengucapkan selamat dan tahniah untuk Kota Pekanbaru. “Semoga di usia saat ini bisa menjadi cambuk bagi yang menjabat di Kota Pekanbaru dalam akselerasi pembangunan. Sebab Pekanbaru adalah kebanggaan bagi seluruh warga dan masyarakat Riau. Kemudian masyarakat yang termarjinalkan oleh pembangunan agar segera dapat terealisasi,” harapnya.
Dikatakan Amri, milad atau ulang tahun merupakan satu peringatan yang subsatnsinya adalah evaluasi dari apa yang telah berjalan sehingga dapat dilihat apa yang harus diperbaiki, diganti, dan dilanjutkan. “Kota Pekanbaru sebuah kota madya yang menjadi ibu kota Provinsi Riau. Selain itu menjadi platfrom bagi kabupaten/kota lainnya. (gus/ali/dof/s)