PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Penambahan 18 pasien terkonfirmasi positif Covid-19 dalam dua hari terakhir membuat kondisi kerawanan penularan virus itu Pekanbaru juga meningkat. Dari sebelumnya sudah berada di zona kuning, kini menjadi zona merah lagi.
Hal ini diungkapkan Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru dr Mulyadi SpBP saat dikonfirmasi Riau Pos, Selasa (23/6).’’Sudah jelas (zona merah, red) karena ada transmisi lokal. Masuk kategori G (generasi, red) tiga,’’ urainya.
Penularan Covid-19 dapat dibagi pada tiga jenis yakni G1 atau generasi pertama, di mana seorang pasien positif yang datang ke Pekanbaru terlebih dahulu tertular dari luar daerah. Sementara G2 atau generasi kedua adalah warga Pekanbaru yang tertular dari pasien kategori G1.
Sedangkan G3 atau generasi ketiga adalah penularan yang terjadi secara lokal. ‘’Dari 18 tambahan pasien positif, dua itu G3. Ini dari nyonya GSN yang di (kantor Camat Bukitraya, red). Penularan dari teman sekantor,’’ paparnya.
Pada Senin 22/6), diumumkan ada penambahan 13 pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Pekanbaru. Sementara itu, Selasa (23/6), terdapat lima penambahan. Tambahan ini membuat total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 menjadi 70 orang.
Jika diakumulasikan sejak awal Covid-19 mewabah, Kecamatan Tampan masih menjadi daerah dengan kasus positif terbanyak. Namun, tren penambahan yang baru menunjukkan Kecamatan Rumbai Pesisir juga rawan.
‘’Yang baru-baru ini Rumbai Pesisir,’’ ujarnya.
Memasuki pekan kedua Juni lalu, Kota Pekanbaru masuk kategori zona kuning, yakni tingkat resiko penularan rendah. Sebelum terjadi penambahan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 satu orang, Sabtu (6/6) lalu, sudah dua pekan tak terjadi penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 baru. Sudah empat hari terakhir pula tiga pasien posiitif terakhir sembuh dan boleh pulang. Pasien positif terakhir juga sudah dinyatakan negatif.
Melihat tren penambahan beberapa hari terakhir, Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT diwawancarai, Selasa (23/6), tak menampik adanya kemungkinan tersebut. Ini jika masyarakat yang aktivitasnya tak lagi diperketat lalai dan tak disiplin menerapkan protokol kesehatan. ‘’Ada kemungkinan. Makanya kita harus disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Ini (penambahan kasus positif, red) karena tidak disiplin,’’ katanya.
Dia kemudian menekankan pentingnya disiplin menerapkan protokol kesehatan ini, terutama untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.’’Kita belum kembali menerapkan PSBB, belum mengambil kebijakan PSBB. Kita minta masyarakat untuk terus disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.’’ tegasnya. Bukan hanya masyarakat, Firdaus, juga menekankan kepada seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) jajarannya untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan. Apalagi instansi atau OPD pelayanan yang berhubungan langsung dengan masyarakat luas.
Dalam hal itu Pemko Pekanbaru juga mencoba mengatasi agar tidak ada lagi muncul klaster baru penyebaran Covid-19. Dengan catatan masyarakat juga diminta jujur dan harus tetap disiplin. ‘’Kita berupaya memberi keyakinan, Insyaallah bisa atasi. Tapi masyarakat harus jujur dan harus disiplin,’’ sebutnya.