PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Melintas di Jalan Arengka II atau Siak II, siap-siap mencium aroma tak sedap. Di beberapa titik di jalan ini terdapat tumpukan sampah yang belum diangkut. Salah satu titiktumpukan sampah di bahu jalan itu panjangnya diperkirakan mencapai 15-20 meter.
Salah seorang pedagang yang tak jauh dari lokasi tumpukan sampah, Yuni, mengaku kondisi itu sudah lama terjadi. Namun menurutnya sampah tersebut diangkut oleh truk kuning setiap hari. "Setahu saya, tiap hari sampah itu diangkut. Tapi, ada terus (sampahnya). Mungkin mobilnya nggak muat mengangkut sampah yang jumlahnya banyak itu dalam sekali angkut,"ujarnya.
Menurutnya, kebanyakan yang membuang sampah di sana adalah orang pasar ataupun warga luar. Sebab, warga di sekitar tak terlalu banyak. "Sepertinya yang buang sampah di situ dari warga luar. Ada juga dari pasar. Kadang tengah malam, kami dengar suara mobil berhenti buang sampah," sambungnya lagi.
Selama Riau Pos berada di lokasi, tampak beberapa pengendara sepeda motor dengan santai membuang sampah ke pinggir jalan tersebut. Salah satunya dilakukan seorang wanita. Tanpa menurunkan kecepatan kendaraannya, ia membuang dua kantong sampah ke tepi jalan tersebut. Lalu, melanjutkan perjalanannya.
Dilanjutkan Yuni, tak jarang di antara yang membuah sampah di lokasi tersebut ada yang membuang sampah bekas ayam potong dan jeroan lainnya, sehingga, aroma busuk pun terpaksa harus ia cium setiap hari. Bahkan. Selain itu ada juga yang membuang pecahan kaca dan sampah berbahaya lain di sekitar kedai makanan miliknya. "Ini baru kejadiannya. Malam-malam kami dengar ada yang buang kaca. Mau dilarang juga kami nggak berani," terangnya sembari menunjuk tumpukan sampah pecahan kaca tepat di samping kedai miliknya.
Wanita berhijab ini berharap ada larangan dari pihak terkait agar siapapun tak boleh membuang sampah di sana. Sebab, bagaimanapun, itu adalah area tepi jalan. "Maunya jangan buang sampah di sana lagi (tepi jalan, red). Karena mengganggu kami warga sekitar. Lingkungan juga jadi tidak nyaman,"harapnya.
Kondisi yang sama juga terpantau di Jalan Rajawali, Kecamatan Sukajadi. Tampak tumpukan sampah plastik dan juga sisa bahan makanan berberakan di depan ruko hingga rumah warga.
Mita salah seorang warga mengaku, tumpukan sampah sudah mulai terjadi sejak libur idulfitri lalu. Bahkan biasanya pengangkutan sampah dilakukan setiap hari, kini belum terangkut semua. "Hari ini belum ada diambil lagi sampahnya. Jadi menumpuk banyak," ucapnya.
Ia berharap Pemerintah Kota Pekanbaru dapat segera menyelesaikan permasalahan sampah tersebut, agar tak terjadi penumpukan yang lebih banyak.
DLHK Masih Ada Kendala Pada Operator
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Pekanbaru Raja Marzuki belum lama ini mengaku bahwa operator angkutan sampah di Kota Pekanbaru masih terkendala mengangkut sampah di pemukiman. Pasalnya, mereka kesulitan masuk ke kawasan pemukiman lantaran masih ada angkutan sampah mandiri.
"Kami sudah kordinasikan dengan camat, kami juga sudah sampaikan bahwa mereka itu harus ditindak," katanya.
Lanjut dia, saat ini DLHK Kota Pekanbaru sudah mulai melakukan pembenahan dalam hal sistem pungutan retribusi untuk mencegah adanya pungutan liar sampah.
Marzuki juga menegaskan bahwa pengangkutan sampah dilakukan oleh DLHK Kota Pekanbaru. Ada dua operator yang membantu pengangkutan sampah dari pemukiman masyarakat ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Muara Fajar dengan dua operator ini yakni PT Godang Tua Jaya dan PT Samhana Indah. Mereka sudah mengangkut sampah sejak 18 Maret 2021 lalu.
"Jadi cuma DLHK dan dua operator yang mengangkut sampah, tidak ada yang lain. Kami juga mengajak camat dan lurah bisa bekerja sama dengan DLHK. Mereka bisa mendukung upaya pengangkutan sampah," terasnya.(lim)
Laporan : Siti Azura dan Prapti Dwi Lestari (Pekanbaru)